Chereads / Dayak Love Story / Chapter 5 - Part 5: Ketulusan hati si gadis dayak

Chapter 5 - Part 5: Ketulusan hati si gadis dayak

"Dayak Love Story"

Story by: author Natalia Ernison

Dayang yang merupakan seorang gadis lugu dan yang ia lakukan selama sekolah hingga kuliah, ialah tekun belajar dan juga menjadi seorang penari tradisional dayak Maanyan.

"Kediaman Ranuar Family"

"Huhh…

Suara desahan napas Irwan, sambil menghempaskan tubuhnya di atas kasur dan memandangi langit-langit kamarnya.

"Dayang, sesulit inikah membuatmu sadar bahwa aku sudah lama menyukaimu…" gumam Irwan sambil terus teringat paras cantik si gadis dayak tersebut.

Irwan yang merupakan anak dari saudara Pamungkas Ranuar, suami dari Sia Barakat, bibi Dayang. Sekian lama Irwan hanya terfokus dengan pekerjaannya, namun kini fokusnya teralihkan oleh pesona si gadis cantik tersebut.

Seorang gadis asli dari suku Dayak Maanyan, berkulit putih, berwajah yang cukup chubby, berambut panjang, ramah, murah senyum dan juga cukup cerdas dalam bidang seni, pergaulan maupun akademiknya.

Gadis yang cukup banyak disukai oleh para pria-pria dayak di daerahnya, namun Dayang selalu saja terfokus dengan pendidikan maupun kegiatan-kegiatan diluar sekolah lainnya. Kini Dayang telah berada di universitas yang cukup terkenal di area Jakarta.

Di kampus pun Dayang cukup di kenal, karena keramahan dan juga keahliannya dalam bidang seni. Namun, hal tersebut pun tak jarang membuat para teman-teman wanitanya di kampus merasa iri.

Karena rasa iri tersebut, mereka tak segan menjauhi dan membicarakan hal yang tidak benar tentang Dayang.

"Eehhh.. kalian itu kenapa sih, sepertinya sangat menyukai Dayang perempuan udik itu, apa kalian tidak tahu kalau dia menggunakan susuk kecantikan!!" tukas seorang wanita yang merupakan teman Dayang di kampus.

Heii, kamu jangan asal bicara begitu! Dayang tidak pernah menganggumu tapi kenapa kamu bisa bicara hal yang kasar seperti itu? tukas salah seorang teman seangkatan mereka.

Tapi aku masih heran, kenapa Dayang jarang bergabung dengan kelompok kita yah?? ujar salah seorang yang saat itu sedang berada dalam sebuah perkumpulan mahasiswa/ mahasiswi.

"Aku pun tak tahu, tapi yang aku dengar-dengar, Dayang punya tiga orang kakak lelaki yang super tampan!!" tukas seorang perempuan.

"Ohh yah!! wahh harus kita manfaatkan itu perempuan udik.." hahaha… ujar seorang teman sebaya Dayang.

"Di sebuah perpustakaan kampus"

"Eeeh coba kihat itukan Dayang!!" ujar salah seorang teman kampusnya, sembari menunjuk ke arah Dayang yang sedang terlihat sibuk mengerjakan tugas kuliahnya.

"Dayang…" ujar teman satu jurusannya, yang sering kali iri pada Dayang.

Ohh ada apa Calista?? ujar Dayang dengan nada sedikit cuek.

"Hmmp, kamu kenapa tidak beritahu pada kami kalau kamu punya tiga kakak lelaki yang super tampan!!" ujar Calista teman satu jurusannya.

Ohh, kenapa kalian sangat peduli dengan kehidupan saya? bukankah kalian bisanya hanya berburuk sangka. Tukas Dayang sembari menutup bukunya dan beranjak pergi.

Maaf, saya masih ada kesibukan lainnya. Ujar Dayang meninggalkan sekumpulan para perempaun tukang iri tersebut.

"Huhh, sombong sekali!! nanti kita cegat saja dia di samping kampus!!" ujar salah seorang anggota gank Calista tersebut.

Hari pun sudah hampir senja menjelang malam, padatnya jadwal kuliah maupun tugas-tugas, membuat Dayang pulang cukup lama.

Saat sedang berjalan menuju area parkiran, secara tiba-tiba Dayang dicegat oleh beberapa sekumpulan gank kampus yang berisi para perempuan juga setengah perempuan dan laki-laki (banci).

"Heh!! sombong banget!!"

Ujar seorang perempuan dengan dada sedikit terbuka beserta make up yang cukup mencolok, dialah Calista.

Ada apa Calista? kenapa ramai-ramai begini? ujar Dayang keheranan.

"Kamu jangan banyak tingkah yah di kampus ini!!" tukas Calista sembari berjalan menuju ke arah Dayang berdiri.

"Aku paling tak suka melihat perempuan sok lugu tapi udik seperti kamu yah!!" ujar Calista sembari menunjuk-nunjuk ke arah Dayang pada saat itu.

Calista, saya tidak pernah ingin berurusan dengan siapa pun. Tolong turunkan tanganmu, karena itu tak sopan! ujar Dayang dengan sikap tenang.

"Halah, dasar perek!!"

Perek?? apa itu perek?? ujar Dayang dengan wajah polosnya, yang sungguh tak tahu arti kalimat tersebut.

"Perek itu artinya pelacur!!" tukas salah seorang teman Calista.

Pelacur!! jadi kamu bilang aku pelacur Calista? ada denganmu?? ujar Dayang sambil mengernyitkan keningnya.

"Kenapa kamu marah? silakan biar kami habisi kamu sekalian!!" tukas Calista dengan mata membelalak.

Calista, saya sudah sangat sopan padamu, tolong jangan buat saya benar-benar marah!! tukas Dayang yang berusaha ingin menghindari Calista.

"Hei, kalau ingin ribut-ribut tolong jangan disini!!" tukas seorang pria dari lantai dua kampus tersebut, dan berjalan ke arah Dayang bersama teman satu jurusannya.

Ahh kak Abas!! tampan sekali… ujar para sekumpulan perempuan yang menahan Dayang tersebut.

"Kenapa kalian tahan dia? ada masalah apa kalian, kenapa main keroyokan??" tukas pria tersebut.

"Ahhm, kak Abas.. kami hanya ingin mmeberikan peringatan pada anak ini." Ujar Calista sembari menunjukkan tangannya ke arah Dayang.

"Kamu! apa yang telah kamu perbuat?" tanya sang pria bertubuh tinggi, berkulit kuning langsat, gaya rambut tertata rapi, dan tatapannya yang cukup dingin seakan terlihat ada sosok arogan tersembunyi.

Maaf kak, saya tidak melakukan apa pun. Hanya saja mereka selalu tak menyukaiku dan terus berburuk sangka. Tukas Dayang, yang sontak membuat Calista meradang.

"Hei, apa maksudmu!! kamu itu jangan terlalu sombong!!"

Apa yang sudah aku sombongkan Calista? kamu sangat aneh! tukas Dayang.

Maaf kak, saya masih banyak pekerjaan lain daripada harus mengurus orang-orang seperti ini!

"Hehh, kamu!!" teriak Calista dan dirinya tersadar bahwa disitu masih ada Abas si kakak senior mereka.

"Kamu yang mencari masalah, seharusnya kamu tahu malu." Tukas Abas yang membuat Calista cukup merasa malu.

Dayang berjalan dengan rasa kesal di dada, ingin rasa membalas perbuatan Calista dan kawan-kawan. Namun, Dayang teringat pesan abah dan mamanya, "Dayang, anak gadis abah dan mama, kelak jika kamu menemui masalah dan orang-orang yang mencari masalah, tetaplah bersikap tenang dna baik. Karena, kamu merantau di tempat orang nak, jaga dirimu baik-baik."

Ia selalu ingat akan pesan dari kedua orang tuanya, dan tak ingin mencari masalah.

________________*_______________

"Hahhh, ini sudah malam ternyata! saya harus lekas pulang." Gumam Dayang sembari berjalan menyusuri trotoar, namun tanpa sengaja Dayang mendengar keributan di samping pohon daerah X.

Di sana terlihat seorang perempuan yang dikelilingi beberapa lelaki, dan perempuan tersebut adalah orang yang sangat Dayang keal, dialah Calista.

"Calista, kenapa dia diganggu?" Seketika Dayang hampir merasa ragu untuk berjalan kea rah Calista, jika mengingat perlakuan Calista pada dirinya selama ini.

Hati nurani Dayang sangat tulus, sehingga dengan percaya diri ia mulai berjalan ke arah Calista.

"Tolong kalian pergi, aku tidak punya uang! jangan ganggu aku tolong…" rintih Calista dengan nada gemetar ketakutan.

"Cepat serahkan uang, kalau tidak kamu akan kami habisi malam ini!! atau kita bermain dulu!!" ujar salah seorang preman yang sedag menghalangi Calista.

Dia sudah bilang tak punya uang, kenapa kalian masih saja menciba mengganggu anak gadis.

"Hei, gadis manis! kamu mau bermain dengan kami juga, ayo kita mainkan perempuan-perempuan ini!!"

Dayang? kenapa kamu ke sini?? ujar Calista dengan keadaan yang bercucuran keringat dingin serta wajahnya mulai memucat.

Om-om atau abang-abang, tolong lepaskan teman saya, atau kalian akan menyesal. Ujar Dayang dengan percaya diri.

"Kamu berani sekali mengancam kami gadis kecil!!" ujar salah seorang preman dengan nada membentak dan berjalan menuju arah Dayang hendak berbuat hal yang tak menyenangkan.

Namun, saat akan mendekati Dayang, preman itu merasa cukup terkejut dan mulai merasa kaku tak mampu malangkah lagi.

"Ka kamu…" ujar sang preman, dan beberapa preman tersebut pun meninggalkan mereka tanpa sepatah kata pun.

"Dayang, apa yang kamu lakukan?? ujar Calista terburu-buru mendekati Dayang.

Tidak apa-apa Calista, lebih baik kita pulang. Ujar Dayang sembari tersenyum.

"Dayang, kenapa kamu sangat berani dan membuat mereka pergi. Aku sangat menyesal atas semua perkataan dan perlakuanku padamu selama ini" ujar Calista dengan wajah sendu.\

Sudahlah Calista, lain kali kamu harus hati-hati…

"Dayang, aku antar kamu pulang yah! itu supirku sudah datang," ujar Calista dengan penuh kelembutan.

"Pak supir, tadi aku diganggu oleh preman-preman, tapi untung ada Dayang yang super pemberani." Ujar Calista pada supirnya seusai menghantarkan Dayang kembali.

"Non, apakah benar neng Dayang membuat preman-preman itu pergi??" tanya sang supir.

Iya pak, aku melihat sendiri bagaimana preman-preman itu pergi meninggalkan kami!! tukas Calista dengan yakin.

"Iya non, tapi apakah non tidak ingin tahu penyebabnya??" tanya sang supir.

Ahh sudahlah pak!

Calista pun mulai berpikir akan apa yang telah terjadi malam itu, namun Calista pun tak terlalu memikirkan hal tersebut.

__________________**_________________

"Kediaman Ranuar Family"

"Dayang, kenapa handphonemu tidak aktiv?" ujar Irwan dengan penuh kekuatiran.

Maaf kak, saya cukup sibuk sampai lupa mencharg handphone! tukas Dayang yang baru saja tiba.

"Oke Dayang, kamu istrahatlah dan kalau lapar biar aku buatkan makanan."

Tidak perlu kak Irwan, thank you yah!!

"Dayang, lagi-lagi aku ditolak olehmu…" gumam Irwan dengan sedikit menyeringai sambil memandangi langkah Dayang yang sedang menaiki tangga.

Semenjak kejadian pada malam itu, Calista kini menjadi sosok yang begitu baik pada Dayang dan tak lagi menyimpan rasa iri hatinya. Kini Calista menyadari bahwa masih ada hati yang tulus seperti Dayang, yang masih bisa berbuat baik pada orang yang selalu menyebalkan dirinya.

Kini keduanya pun terlihat bersahabat satu sama lain.