Nan Zhi berdiri di pintu ruang belajar, ia menarik nafas kemudian mengetuk pintu.
Tok tok tok.
Tidak ada jawaban.
Dia mengetuk pintu lagi.
Masih tidak ada jawaban.
Jantungnya berdebar kencang, entah apakah karena takut dengan pria itu atau ada alasan lain.
Dia memegang pegangan pintu dan mendorongnya dengan pelan.
Lampu ruangan belajar masih menyala, dan ada aroma asap yang menusuk hidung.
Nan Zhi meletakan sayur di atas meja, ia mengerutkan keningnya setelah melihat asbak yang penuh dengan puntung rokok.
Kemudian ia membuang puntung rokok ke tong sampah lalu mengembalikan asbak ke tempatnya. HP yang ada di meja tiba-tiba berdering, jari Nan Zhi tidak sengaja menyentuh hp itu dan menjawab telepon.