Jam enam sore saat langit sudah mulai gelap, Li Beinian menyalakan lampu mobilnya.
Di jalan tol, dia melihat di depannya ada jembatan yang sedang dibangun.
Dan, terdapat sebuah lubang besar yang menghalangi mobilnya untuk terus berjalan.
Setelah melihat jam, Li Beinian langsung mengerutkan alisnya.
Melihat kondisi seperti ini, dia hanya bisa mengalihkan mobilnya menuju ke jalan lain.
Saat mobil Li Beinian akan berputar balik, kaca spionnya terpantul oleh sebuah cahaya yang sangat terang yang berasal dari lampu sebuah mobil di belakangnya.
Pantulan cahayanya sangat kuat sehingga spontan Li Beinian memalingkan wajahnya untuk menghindari cahaya itu. Dan saat itu dia menyadari di belakang ada sebuah mobil yang terus berputar ke sana sini seperti orang gila.
Hati Li Beinian menjadi membeku dan ia mengerutkan keningnya.