'Terus hiduplah dengan baik-baik.'
Suara pria yang rendah, berat, dan terdengar sedikit serak.
Tidak bertenaga namun terdapat rasa memanjakan yang tulus dan sulit dikata-katakan.
"Tidak!!"
Li Beinian berteriak keras dan langsung membuka matanya.
Li Beinian berbaring di atas ranjang di hotel. Lampu kamarnya tidak dinyalakan sehingga disekitarnya terlihat gelap.
Li Beinian melihat kegelapan di depan matanya dan air mata sudah membasahi wajahnya.
Rasa putus asa dan sedih menyelimuti hatinya sehingga dia tidak bisa menahan diri untuk menangis keras dan tersedu-sedu.
Li Beinian meraba-raba dan meraih handphone-nya lalu membuka nomor telepon Mu Xichen dan menelepon ke nomor teleponnya.
Benar saja, masih tidak ada yang mengangkatnya.
Dalam hatinya penuh dengan perasaan panik. Li Beinian berdiri sambil terisak-isak lalu mengganti pakaiannya dan mengenakan sepatunya. Kemudian membawa tasnya dan berjalan keluar dari hotel.