Gerakannya lembut dan perlahan, tetapi setiap kali ciuman itu diberikan, nafas Mu Xichen juga menjadi bertambah berat.
"Mengapa..."
Mu Xichen memegang wajah Li Beinian, suaranya rendah dan serak, dan membawa isak tangis yang pelan dan hampir tak terdengar.
"Mu Donglin…...boleh melakukannya namun aku tidak boleh melakukannya..."
Ciuman lembut yang diberikan sedikit demi sedikit ini sangat panas seolah-olah akan mencetak tanda di dalam hati Li Beinian.
"Kamu…...selalu…...mengatakan bahwa…...kamu menyukaiku, jadi itu…...termasuk apa..." ucap Mu Xichen dengan suara mabuk tidak jelas dan serak sambil memeluknya, "Apa…...bagusnya dari...Mu Donglin..."
Air mata Li Beinian mengalir semakin deras lalu dia mendorong wajah Mu Xichen dan membalas, "Tunggu kamu sudah sadar, baru kita akan membahasnya lagi."
Mu Xichen tidak menjeratnya lagi sehingga hanya dengan sekali dorongan, Li Beinian berhasil melepaskan diri.