Jendela di kamarnya tidak tertutup, angin pagi bertiup masuk, dan terbuka dengan pahit.
Hati Mu Xichen tiba-tiba menjadi kosong lalu dia meraih handphone-nya dan baru menyadari bahwa Li Beinian sudah memblokir semua informasi kontaknya.
Kemudian dia menutup pintu dan berjalan ke balkon.
Dia memandang jauh. Langit adalah langit, awan adalah awan, cahaya matahari menembus awan dan menyinari tanah seperti mengejek segala hal yang ada dibawah.
ใใ-
Li Beinian sudah mau gila.
Dia sudah tahu kalau Chi Hailang sama sekali bukanlah anak yang patuh, tetapi dia tidak menyangka bahwa Chi Hailang memiliki nyali untuk memukul seorang mahasiswa sehingga harus dikirim ke unit gawat darurat!
Ketika tiba di kantor polisi, Chi Hailang sedang duduk disana dengan hidung memar, wajah membengkak, sudut bibir yang masih mengalir darah, dan sama sekali tidak ada bagian yang bagus lagi di wajahnya.
Tangannya juga penuh dengan memar dan terlihat menyedihkan.
