Pergerakan di dalam ruang kantor Presiden itu membuat karyawan yang berada di luar terperanjat.
Asistennya, Chenye, langsung berjalan mendekat, tetapi dia hanya mendengar suara teriakan yang sulit dideskripsikan, "Mu Xichen!"
Tersirat amarah yang ditekankan dalam suara ini, dan punggung tangannya yang memegang handphone sudah bergetar, dan menunjukkan dengan jelas urat birunya.
Chenye begitu terkejut dan langsung mengetahui ada yang salah.
Dia sudah mengikuti Mu Donglin selama bertahun-tahun, tetapi hanya dua kali Mu Donglin pernah marah seperti sekarang.
Pertama kalinya adalah tiga tahun yang lalu.
Pada saat itu, Mu Donglin baru saja memulai bisnisnya dan berinvestasi dalam produk militer yang mempunyai masa depan yang sangat menjanjikan.
Selama produk mereka dapat digunakan oleh militer, maka mereka bisa menghasilkan keuntungan yang besar.