Mata jernih itu terlihat memohon sambil terus menatap Pak Tua Li.
Seperti kucing yang tidak berdaya dan mencari perlindungan dibawah payung.
Hati Pak Tua Li langsung melunak lalu berkata dengan pelan, "Kalau begitu, kamu tinggal di rumah kakek saja."
"Ayah..."
"Sudah!" Pak Tua Li merasa kesal, "Sudah beruntung Niannian tidak meninggal dalam kecelakaan dan di rumahku dia dapat beristirahat dengan baik. Bukannya ia sedang ingin mempersiapkan ujian? Kebetulan di rumahku sangat tenang!"
Li Beinian tersenyum lebar dan membalas, "Terima kasih kakek!"
Li Haoran membuka mulutnya seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi ia menutupnya kembali dan menghela nafas berat, "Terserah kalian!"
Senyuman Li Beinian semakin melebar dan sudut bibirnya sedikit menunjukkan ejekan.
Sudah jam segini, seharusnya mereka sudah bangun.
Saat mereka sudah terbangun dan melihatnya masih hidup seperti ini, bagaimana reaksi mereka?
-