Chereads / Mata Ketiga / Chapter 44 - Tidak Bisa Menunggu Lagi

Chapter 44 - Tidak Bisa Menunggu Lagi

Aku melihat ke belakang namun tidak terlihat apapun karena terlalu gelap. Aku bergegas menuju ke tengah atap tapi aku malah melihat sebuah bayangan hitam perak di dalam cahaya perak itu.

Aku berusaha melihat dengan seksama siapa bayangan hitam di dalam cahaya perak itu, seseorang yang tinggi. Dia… Kak Yang QIn?!

Aku begitu gembira hingga bergegas bangkit berdiri dan ingin menghampiri cahaya itu, tapi ada yang menarik kerah bajuku dari belakang hingga aku tidak dapat bergerak kemana-mana.

"Mau kabur kemana?!"

Teriak Xu Zixi dengan suaranya yang penuh dengan kemarahan.

Shang Yi akhirnya bangkit berdiri lalu dia mengambil botol yang berisi darah anjing dan bersiap menyipratkannya ke arahku dan Xu Zixi.

"Tunggu dulu."

Terdengar suara yang dingin yang berasal dari bayangan hitam itu.

Shang Yi berhenti dan melihat ke arah bayangan hitam itu.

Aku mengenali bayangan itu, itu pasti Kak Yang Qin!

Aku terlalu bahagia melihat bayangan itu dan maju selangkah untuk mendekati bayangan itu, tapi Xu Zixi kembali menarikku. Aku tertarik ke belakang hingga terjatuh.

Kak Yang Qin berjalan keluar dari bayangan hitam itu, cahaya senter Shang Yi mengarah ke tubuh Kak Yang Qin. Aku dapat melihat wajahnya dengan sangat jelas, Kak Yang Qin mengerutkan alisnya dan terlihat sorot matanya yang marah.

"Kak Yang Qin!" panggilku dengan suara bahagia.

Dia melihat ke arahku aku dapat melihat alisnya yang semakin berkerut.

"Kamu suka sekali mencampuri urusan orang lain."

Kata kak Yang Qin dengan dingin dan terdengar seperti menyalahkan aku. Tapi aku hanya bisa menahan diri.

Tiga tahun tidak bertemu dan itu kalimat pertama yang dia katakan?

Kak Yang Qin selalu menyalahkanku karena aku selalu membuat masalah. Tapi masalah Xu Zixi ini karena aku yang melupakan janjiku 3 tahun yang lalu.

Kemarahan Xu Zixi saat ini bukan tanpa alasan. Dengan adanya Kak Yang QIn dan Shang Yi akan lebih mudah untuk mengontrol Xu Zixi, walaupun harus secara paksa. Tapi itu lebih baik daripada Xu Zixi tetap berada di sekolah ini dan membunuh siswa lain.

Mungkin hanya aku yang berpikir dapat menyelesaikan masalah ini semudah itu.

Aku tidak berkata apapun, hanya melihat ke arah Kak Yang Qin. Xu Zixi dengan erat memegang kerah bajuku dan aku merasakan aku akan jatuh dari atap kapanpun dia ingin menjatuhkan aku.

"Raja Yan sudah memberikan perintah kepada hantu penghakiman untuk menangkapmu, jadi lebih baik kamu tidak membuat masalah atau kamu akan menerima hukuman di neraka." kata Kak Yang Qin dengan nada dingin dan datar sambil melihat ke arahku.

Saat itu Shang Yi dengan kaget berkata: "Raja Yan ikut campur dengan urusan ini?"

"Sejak awal ini adalah urusan raja Yan."

"Benar juga, raja Yan bertanggung jawab atas hantu-hantu yang berkeliaran."

"Kalian sudah selesai berbicara? Jika sudah biarkan aku menikmati saat-saat Ji Sixi terbunuh sekarang." kata Xu Zixi memotong pembicaraan kedua orang itu.

Aku mengangkat kepala dan melihat ke arah Xu Zixi, aku ingin memintanya untuk lebih dapat tenang dan berpikir jernih lalu meminta Shang Yi untuk membantunya reinkarnasi. Tapi tiba-tiba angin dingin kembali bertiup diikuti dengan kabut putih. Aku dapat mendengar suara rantai yang terseret dari dalam kabut itu.

Suara ini… hantu penghakiman datang?

Aku ingin bangkit berdiri tapi Xu Zixi memegang leherku dan membanting tubuhku ke lantai.

Kepalaku membentur lantai yang dingin, pandangan mataku menjadi kabur.

Xu Zixi merasa bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya untuk membunuhku.

Xu Zixi mencekikku semakin kuat hingga aku tidak bisa bernafas...

Saat aku akan kehilangan kesadaran, samar-samar aku dapat melihat wajah Kak Yang Qin yang panik. Saat terbangun aku sudah berada di atas kasur UKS.

Di dalam ruangan ada sebuah meja dengan lampu yang menyala redup dan aku melihat Kak Yang Qin sedang duduk di sebelah kasurku dan melihat ke arahku.

Begitu melihatnya aku langsung bangkit duduk, saat itu aku dapat merasakan kepalaku yang terbentur lantai terasa sakit. Terdapat luka kecil di kakiku tapi sudah diobati.

Aku melihat ke arah kak Yang Qin dan langsung bertanya apa yang sudah terjadi.

Kak Yang Qin bangkit berdiri lalu tangannya yang besar dan dingin memegang kedua pudakku dengan erat dan berkata: "Xu Zixi sudah dibawah oleh hantu penghakiman, sedangkan Shang Yi aku kunci di atap."

"... Kenapa mengunci Shang Yi di atap?"

"Dia menghalangi."

"Apa maksudmu?"

Kak Yang Qin tiba-tiba tersenyum ke arahku, wajahnya perlahan mendekat ke arahku. Matanya bersinar terlihat seperti memiliki suatu rencana tersembunyi.

Aku berdehem dengan cukup keras, aku merasa malam ini tidak seperti biasanya.

"Kak Yang Qin apa yang akan kakak lakukan?"

"Aku akan melakukan apa yang aku inginkan." kata Kak Yang Qin. Tangannya menyentuh wajahku, jarinya yang dingin menyentuh pipiku perlahan turun hingga ke pahaku.

Kak Yang Qin melihat tubuhku lalu melihat ke arahku dengan ekspresi senang, "Kamu bertumbuh dengan baik."

Aku terkejut mendengar perkataannya, lalu melepaskan tangannya dan turun dari kasur kemudian bergegas lari menuju pintu keluar.

Setelah 3 tahun aku merasa Kak Yang Qin berubah.

Aku merasa dia memiliki maksud tersembunyi terhadapku. Walaupun aku merasa sudah terlambat untuk kabur tapi aku tidak bisa membiarkan Kak Yang Qin mendekatiku tanpa perlawanan.

Aku baru berumur 16 tahun, aku masih terlalu kecil tapi dia seolah ingin memakanku hidup-hidup. Padahal dulu dia berkata bahwa dia akan menungguku hingga aku berumur 18 tahun.

Aku segera menuju ke pintu keluar, tapi aku tidak bisa membuka pintu kayu itu.

"Kenapa kamu berusaha lari dariku?" terdengar suara Kak Yang Qin mendekat.

Aku berbalik badan dan melihat Kak Yang Qin sudah berdiri di hadapanku. Aku dapat melihat wajahnya yang tampan dengan sangat jelas.

"Kamu tidak akan bisa lari dariku."

Kak Yang Qin tidak dapat menahan dirinya untuk menggendongku dan membawaku kembali ke kasur.

Aku kaget dan berusaha menyelamatkan nyawaku. Aku memberontak dan menggoyangkan tanganku dengan agresif. Tiba-tiba terdengar suara "plak" dan aku seperti tidak dapat merasakan telapak tanganku.

Kak Yang Qin berhenti dan terdiam seperti patung.

Telapak tanganku gemetar, aku tidak bermaksud untuk melakukan itu. Tapi.. tanpa sengaja aku menampar wajah Kak Yang Qin.

Setelah beberapa saat Kak Yang Qin akhirnya melihat ke arahku dan bergumam, "Sepertinya istriku masih terlalu kecil."

"Kak, aku…"

Dia tidak menggubrisku. Kak Yang Qin menurunkan aku lalu tangannya memegang tanganku hingga membuatku panik. Tanpa memperdulikan kepanikanku, Kak Yang Qin terus berjalan maju, sepertinya tamparanku tidak berpengaruh apapun. Ia malah mendorongku ke kasur dengan tenaganya. 

Aku dapat merasakan tubuhnya berada di atasku, jantungku berdegup dengan kencang.

Apakah kali ini aku tidak bisa kabur lagi?

Kedua tangannya menekan pundakku hingga aku tidak bisa bergerak.

Dia menundukkan kepalanya dan mencium bibirku, bibirnya yang dingin terasa tidak asing tapi juga terasa asing. Lidahnya berusaha menjilat gigiku yang tertutup, lalu aku menggigit lidahnya untuk membuatnya berhenti.

Kak Yang Qin berhenti kemudian dia melihat ke arahku dan berbisik: "Kamu lebih bandel dari pada yang aku bayangkan."

Terdengar nada tak berdaya dari suaranya.

"Kak, kakak jangan seperti ini. Tinggal 2 tahun lagi sebelum waktu yang kakak janjikan, kakak tunggu…"

"Aku tidak bisa menunggu lagi." kata Kak Yang Qin memotong perkataanku, lalu melanjutkan perkataannya: "Aku menginginkamu malam ini." setelah selesai mengatakannya Kak Yang Qin menciumku lagi.

Kali ini aku benar-benar tidak siap, aku tertegun dengan sikap Kak Yang Qin yang menciumku dengan agresif. Ditambah lagi cara tangannya memegang tubuhku membuatku tertegun.

Aku tidak pernah mengalami hal seperti ini, di satu sisi aku merasa kesakitan tapi di satu lain aku juga merasakan perasaan yang menyenangkan.