Ketika Liang Yuening memikirkan hal-hal ini, dia makin khawatir. Ia merasa sangat tidak nyaman sehingga ia benar-benar berusaha untuk menyingkirkannya, dan karena itu ia menyalahkan dirinya sendiri.
Kakak Keempat mengambil seuntai papan tembaga dari tangannya dan berkata, "Aku masih punya beberapa."
"Uang ini?" Tanya Liang Yuening, sebab ia tahu bahwa kakaknya jarang bisa diharapkan.
"Aku membantu orang membangun rumah dari situ aku bisa mendapatkan uang."
Liang Yuening mulai paham, tidak heran kalau Kakak Keempat tidak ada di rumah, ternyata dia membantu orang lain membangun rumah. Musim hujan telah tiba di pegunungan ini. Liang Yuening pun merasa heran dengan keluarga lain yang begitu berencana untuk membangun rumah pada musim hujan seperti ini.
Apakah membangun rumah bisa dimulai saat hujan? Lian Yuening masih terus memikirkannya. Ia juga tidak mengerti, dan sangat cemas. Tidak heran kakak ketiga yang suka bicara selalu bercanda bahwa tangan dan kaki kakak keempat sangat kuat, tapi otaknya sangat lemah.
Setelah menerima untaian papan tembaga dari tangan Kakak Keempat, Liang Yuening kembali menatap Dong Huiying, dan kemudian cepat-cepat keluar dari halaman. Setelah Liang Yuening pergi, Kakak Keempat berdiri di halaman dengan tatapan kosong. Begitu juga dengan Dong Huiying, ia menatap kepergian Liang Yuening dengan wajah yang datar, tanpa ekspresi. Suasana pun menjadi canggung diantara dua orang ini.
Beberapa saat kemudian terlihat Liang Yixuan baru pulang dengan pakaian basah yang diambil dari sungai. Sebelum dia memasuki halaman, dia melihat sosok kakaknya berdiri di halaman, "Kakak Keempat?"
Kakak Keempat menoleh dan menatap adik keenam. Ia sedikit bergumam. Kemudian, Liang Yixuan tiba-tiba melihat Dong Huiying sekilas, ia sangat terkejut dengan darah yang mengalir di lengannya, "Sang Istri, apa yang baru saja menimpamu?"
Liang Yixuan buru-buru menghampiri Dong Huiying.
Dong Huiying menahan rasa sakit dan menarik napas panjang, "Tidak apa-apa, hanya luka ringan. Apakah ada alkohol, jarum, dan benang di rumah? Tolong ambilkan barang-barang itu untukku."
Dengan segera Liang Yixuan menaruh pakaian basah dan mencari benda yang diminta oleh Sang Istri, "Ini ..."
"Cepat, dia tidak bisa menahannya, itu terlalu menyakitkan." Balas kakak keempat agar Liang Yixuan dapat bertindak cepat.
Dong Huiying sedang dalam suasana hati yang buruk. Atas desakannya, Liang Yixuan buru-buru mengeluarkan kotak kesayangan Kakak Ketiga. Di dalamnya ada beberapa jarum dan benang.
Adik keenam juga mengeluarkan alkohol dengan kadar tinggi yang disimpan di ruang bawah tanah. Alkohol ini pernah digunakan untuk menghangatkan kakak kedua saat kondisinya lemah badannya dan sering sakit-sakitan.
Lagi pula, biasanya juga tidak ada yang minum di rumah. Jika ada pun, itu hanya sedikit, yaitu Sang Istri. Namun, semua alkohol yang berharga dan penting disembunyikan. Sang Istri tidak dapat menemukannya walaupun ia ingin minum.
Setelah Liang Yixuan membawakan jarum, benang dan anggur, Dong Huiying memintanya untuk merebus air panas untuk dirinya.
Sebagai mantan dokter tradisional, Ia dengan cekatan memasukkan bola kain ke dalam mulutnya. Ia bermaksud untuk menahan erangan rasa sakit ketika menutup luka itu.
Pada saat ingin menjahit ia melihat luka sayatan yang begitu dalam, hingga memperlihatkan tulang lengannya. Dong Huiying mensterilkan lukanya dengan alkohol. Efek sterilisasi menyebabkan tubuhnya berkedut, ia pun memejamkan matanya untuk menahan rasa sakit.
Kakak Keempat masih berdiri di halaman. Jendela ruangan tempat Dong Huiying dirawat tidak ditutup. Ia berdiri di halaman dan bisa melihat semua aktivitas melalui jendela.
Namun, ekspresinya terlihat dingin seperti gunung es, Dong Huiying tidak bisa melihat apa yang dia pikirkan. Ia hanya tahu bahwa Kakak Keempat diam tak bergerak seperti tiang kayu tampak tenang.
Liang Yixuan masuk ke kamar sambil membawa baskom air panas, "Sang Istri, ini airnya!"
Ketika Liang Yixuan melihat darah di tanah, dia melirik luka yang dibersihkan Dong Huiying dengan alkohol. Adik keenam menggigit bibirnya karena merasa takut dan cemas.
Rasa khawatirnya ini dirasakannya sejak merebus air di dapur. Dia memikirkannya begitu lama, dan akhirnya berspekulasi bahwa kejadian itu pasti karena dirinya sendiri.
Dong Huiying tidak berdaya, dan dia jauh lebih lemah, "Yixuan, apa kau bisa menjahit?"
"Aku ..." Liang Yixuan merasa ketakutan untuk berbicara.
Sejujurnya dia bingung, terutama sejak Sang Istri bangun setelah kecelakaan itu. Dia memandangi luka sayatan di lengannya. Luka sayatan pisaunya sangat panjang, lalu ia beralih melihat wajah Sang Istri yang tampak kesakitan.
Liang Yixuan tidak pernah merasa bahwa Dong Huiying seorang yang buruk rupa. Ia tidak peduli apapun penampilannya. Ia dulu berpikir bahwa Dong Huiying memiliki kelakuan yang buruk dan jahat seperti binatang liar.
Namun, dua hari ini, Sang Istri tampaknya sudah menjadi manusia. Terutama hari ini, dia, Dong Huiying mau melakukan apapun untuk menyelamatkan hidupnya ...