"Akting yang bagus." Pria itu dengan mudah menahan Yang Yuxi dengan satu tangan dan berbisik di telinganya.
"Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan. Aku mohon…. lepaskanlah aku." kata Yang Yuxi memohon dengan suara rendahnya.
"Kamu tidak tahu apa yang aku bicarakan? Lalu, apa yang kamu lakukan di sini? Berbelanja?" ucap pria itu dengan nada mengejek.
"Aku ke sini untuk kunjungan rumah. Aku adalah gurunya Chen Yu." Yang Yuxi buru-buru menjelaskan.
"Sudah seperti ini masih saja berakting ya. Sepertinya kamu sangat mendalami peranmu, atau jangan-jangan kamu suka melakukan itu dengan paksaan." Pria itu tersenyum dan mencibir penjelasan Yang Yuxi.
Di sepanjang pantai ini hanya ada vila miliknya dan dia tinggal hanya seorang diri. Bagaimana mungkin ada seorang guru yang datang melakukan kunjungan rumah, kecuali seseorang yang tahu dia punya hobi cenderung menyukai guru dan sengaja mampir ke sini.
"Jangan..." Yang Yuxi menjerit saat jas hitam khas guru yang dikenakannya terkoyak dari kerah. Sebagian payudara mulusnya pun terlihat. Begitu pula dengan dalaman berwarna merah muda yang tampak mengintip.
"Jangan, tolong berhenti..." teriak Yang Yuxi. Air mata sudah mengalir dari sudut matanya, dia sangat ketakutan.
"Sengaja berpakaian sebagai guru, kemudian menggunakan kunjungan rumah sebagai alasan. Selain itu, repot-repot bawa tas kerja pula. Sepertinya kamu telah bersusah payah mempersiapkan pekerjaanmu ini ya." Pria itu mengejek Yang Yuxi, melepaskan pakaian, meraba tubuhnya dan meremasnya dengan sekuat tenaga. Rasa panas yang menjalar di tubuhnya dan paksaan dari pria itu membuat Yang Yuxi kembali menjerit.
"Aku ingin lihat sampai kapan kamu akan terus berakting?" Pria itu tersenyum sinis.
"Jangan, kamu tidak boleh..." Seolah tersambar petir, wajah Yang Yuxi menjadi pucat.
Sraakk!
Tiba-tiba terdengar suara robekan, di saat yang sama Yang Yuxi merasakan dingin pada tubuh bagian bawahnya, rupanya pria itu merobek celananya. Tak berhenti sampai di situ, dia juga mendorong Yang Yuxi ke sofa kemudian melepas bajunya sendiri sehingga memperlihatkan bagian atas tubuhnya yang tampak kuat. Pria itu lalu mulai membuka ikat pinggangnya.
Yang Yuxi sangat ketakutan. Kemudian, entah dari mana datangnya, dengan sekuat tenaga dia dapat mendorong pria itu dan melarikan diri. Namun akses ke pintu diblokir, gadis itu tidak bisa melarikan diri keluar sehingga membuatnya hanya bisa berlari ke bagian dalam vila itu. Meskipun Yang Yuxi tahu bahwa usahanya hanya merupakan pertolongan sementara dan akhirnya tetap tidak bisa kabur, tetapi dia masih ingin menunda waktu.
"Jangan mendekat! Pergi sana!"
Baangg!! Sebuah patung marmer putih jatuh dan hancur berantakan di lantai. Tak berhasil dengan patung marmer, sebotol anggur merah kemudian dilemparkan Yang Yuxi ke arah pria itu. Namun, dia berhasil menghindarinya dan botol itu pun jatuh ke bawah, pecah berkeping-keping. Serpihan-serpihan kaca transparan botol itu berserakan di lantai dan dihiasi bintik-bintik anggur merah.
Apapun yang dapat digapai tangannya, langsung dilempar oleh Yang Yuxi agar pria itu tidak mendekat. Tetapi usahanya sia-sia, pria itu melintas dengan mudah, kemudian meraih tangan Yang Yuxi dan memuntirnya dengan keras. Batu giok yang digenggamnya pun jatuh, menghasilkan suara pecahan yang keras.
"Pertunjukanmu ini sudah membuatku rugi ratusan juta… tapi juga berhasil menaikkan gairahku. Berhubung kamu kelihatannya sangat suka dengan paksaan, maka biarkan aku memuaskanmu." kata pria itu sambil menekan tubuh Yang Yuxi.
"Jangan..." Yang Yuxi melakukan semua trik yang dapat digunakannya, meninju, menendang, menggigit, bahkan menghantamkan kepala pria itu. Namun semuanya gagal. Dia berakhir berada di pundak pria itu. Dia digendong menuju tangga di belakang.
"Lepaskan aku, dasar bejat, iblis, bajingan, binatang..." Yang Yuxi berjuang untuk melawan dan menjambak rambut pria itu.
"Sial, sepertinya kamu ingin aku melakukannya di sini ya..." Pria itu berseru dan mengamuk. Dia menurunkan Yang Yuxi kemudian mengarahkan bibir hangatnya untuk menciumi leher Yang Yuxi yang ramping dan putih seperti angsa.
"Huuhuu...." Yang Yuxi tak bisa membendung kesedihannya dan menangis. Dia menancapkan kukunya ke kulit pria itu. Namun, pria itu dia tidak bergeming sedikitpun. Bibirnya yang hangat terus menjelajahi tubuh Yang Yuxi. Tangannya pun berhasil meraba ke arah selangkangan gadis itu.