Kata-kata tegas Ding Qian memberi Chu Yuan kejutan lain.
Ding Qian juga tampaknya merasa bahwa kata-katanya agak terlalu jujur. Rona merah merebak di pipinya, lalu berkata, "Lagi pula, aku sudah menjadi milikmu. Jadi, aku hanya bisa memanfaatkan orang bodoh sepertimu!"
Chu Yuan menggaruk kepalanya dengan senang, lalu Ding Qian meliriknya dan berkata, "Jangan terlalu senang dulu, kamu masih berhutang padaku sebuah momen lamaran yang romantis!"
Baru saja Ding Qian mengatakan kalimat ini, Chu Yuan sudah berlutut dengan satu lutut dan mengungkapkan perasaannya dengan penuh kasih sayang, "Ding Qian, maukah kamu menjadi pasangan hidupku?"
Ding Qian tercengang. Apakah Chu Yuan masih bodoh seperti yang dikatakannya? Namun perempuan ini pun menegurnya, "Ini terlalu gegabah. Tidak ada bunga, tidak ada cincin, bagaimana kamu menyuruhku menjadi pasanganmu kalau tanganmu kosong?..."
