Chereads / Istriku Krisisku / Chapter 5 - Provokasi Orang Ketiga (5)

Chapter 5 - Provokasi Orang Ketiga (5)

Telapak tangan besar Rong Yan hendak merobek gaun yang Luo Anning kenakan. Luo Anning muntah, memeluk erat pinggang Rong Yan dengan kedua tangan, dan membenamkan kepalanya di leher pria itu.

Leher Rong Yan bau muntahan Luo Anning, kemudian aroma menyengat menyebar di udara. Rong Yan tertegun.

Rasa panas di perut bagian bawahnya seketika menghilang tanpa jejak. Amarahnya tiba-tiba memuncak!

Muntahan Luo Anning mengalir dari leher Rong Yan, sehingga mengotori kemeja dan juga jasnya.

Menjijikkan, menjijikkan sekali…

Dengan cepat, Rong Yan menopang tubuhnya dan melirik wanita itu, yang kini tertawa setelah menyebabkan kekacauan ini. Telapak tangannya yang besar memukul Luo Anning ke atas karpet mobil tanpa ampun.

"Dong--" Kepala Luo Anning terbentur bagian belakang kursi pengemudi, kemudian ia pingsan.

Rong Yan mengerutkan keningnya. Ia menanggalkan bajunya, kemudian menekan tombol jendela dan membuang bajunya. Dia sangat ingin menginjak wanita ini sampai mati.

Di tengah malam, Luo Anning terbangun dengan kondisi tubuh yang lemas. Ia merasa gelisah, perutnya sangat lapar dan juga haus. Dia berjalan ke bawah untuk mencari makanan.

Di dalam kulkas, ada sup dan beberapa hidangan. Luo Anning menuangkan segelas air sambil memegang kepalanya yang pusing, kemudian dia mengambil sumpit dan memakannya begitu saja, tanpa memanaskan makanannya terlebih dulu.

Setelah makan sebentar, perutnya sudah tidak keroncongan lagi. Ia meletakkan sumpitnya dan berjalan ke kamar untuk kembali tidur.

Namun, tepat setelah dia tidur, tubuhnya mulai memanas, seperti ada api yang membakar organ-organ dalam tubuhnya.

Rong Yan selalu mudah terbangun dari tidurnya. Bahkan sedikit pergerakan saja bisa membangunkannya. Ketika mendengar suara pintu yang dibuka dari luar, dia langsung membuka matanya.

Dalam kegelapan, sosok bertubuh kurus berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Langkahnya sedikit berat dan tidak stabil. Suara napas berat terdengar di ruangan yang tenang ini.

Pelayan itu tidak berani memasuki kamarnya tanpa izinnya. Siapa lagi yang berani melakukannya selain wanita sialan itu?

'Plak--' Dia menyalakan lampu.

Cahaya kristal keemasan yang mewah menyala. Wajah cantik Luo Anning yang eksotis muncul di depan matanya. Dilihat dari wajahnya, tampak ada yang tidak beres. Rong Yan mengerutkan keningnya dan berkata, "Luo Anning, masih belum cukupkah masalah yang telah kau buat tadi?"

Luo Anning berjalan ke arahnya dengan terhuyung-huyung. Ia tampak seperti orang mabuk. Langkahnya juga tidak stabil...

Tampaknya dia sangat kepanasan, lalu ia menanggalkan pakaiannya.

Ia menerkam ke arah Rong Yan. Kedua tangan Luo Anning memeluknya erat-erat dan mencium wajahnya dengan liar. "Panas… sangat panas…"

Begitu tangan Rong Yan menyentuh kulit telanjang Luo Anning, dia langsung tahu ada yang tidak beres dengan wanita itu.

Dari gejala-gejalanya, dia pasti minum obat perangsang.

Saat Rong Yan memikirkannya, Luo Anning sudah kehilangan akal dan kesadaran. Wanita itu berlari mengelilinginya…

"Luo Anning, keluar. Li Sao akan membawamu ke rumah sakit!"

"Panas…"

"Luo Anning… kau…" Sebelum Rong Yan sempat menegurnya, bibirnya telah dikunci oleh bibir Luo Anning.

Seluruh tubuh Rong Yan kaku sesaat. Matanya tampak tak berekspresi. Ia tampak sulit mempercayai semua ini. Akhirnya, gletser di dalam dirinya perlahan-lahan mencair menjadi air salju…

Rong Yan tidak pernah menekan kemauan dirinya sendiri. Dia tidak menolak wanita ini, terlebih lagi dia adalah istrinya sendiri. Kini, Luo Anning sendiri yang datang menantang Rong Yan, jadi Rong Yan tidak ada alasan untuk menolaknya.