Cheng Zhaohui menyelesaikan kelasnya 5 menit lebih cepat dan saat dia membenarkan posisi kacamatanya dengan satu tangan, banyak siswa yang tersenyum dengan keheranan.
Cheng Zhaohui merasa marah, dia ingin mempermalukan Xue Miaomiao.
"Kita sudah tidak kelas selama 1 minggu, kita akan menghitung absensi terlebih dahulu untuk melihat siapa yang akan mengulang kelas ini semester depan. Siswa yang tidak datang minggu lalu apa hari ini datang?"
Chen Zhaohui memandangi siswanya satu-persatu melalui kacamatanya, dalam hati tentu saja dia sudah tahu siapa nama siswa itu. Dia adalah Xue Miaomiao!
"Miaomiao, berakhir sudah semuanya. Semua ini salahku." kata Tao Yiqiu dengan nada bersalah dan menyesal.
Xue Miaomiao menepuk-nepuk pundak Tao Yiqiu untuk menghiburnya kemudian bangkit berdiri dari kursinya.
Saat Chen Zhaohui akan menyebutkan namanya, dia melihat Xue Miaomiao bangkit berdiri.
"Kenapa kamu bangkit berdiri?"
Xue Miaomiao berdeham lalu berkata, "Pak nama saya Xue Miaomiao, ada hal yang saya tidak mengerti apa saya boleh maju ke depan untuk bertanya?"
Seluruh kelas menahan nafas karena tegang, mereka menebak-nebak apa yang akan terjadi dengan Xue Miaomiao. Mereka semua tahu bahwa siswa yang tidak masuk minggu lalu adalah dia. Mereka merasa Xue Miaomiao sedang mencari masalah.
Xue Miaomiao!
Mendengar perkataan Xue Miaomiao, Cheng Zhaohui segera menutup buku absensinya kemudian berkata, "Pertama kalinya ada seorang siswa yang bertanya, bagus sekali. Xue Miaomiao kamu bisa maju ke depan dan siswa lainnya bisa belajar sendiri hingga jam pelajaran habis."
Seluruh siswa memandang Xue Miaomiao yang memegang bukunya berjalan menuju tempat Cheng Zhaohui dengan tatapan keheranan.
Mereka merasa setelah kepulangan Chen Zhaohui dari dinas dia menjadi berubah.
Beberapa menit kemudian bel tanda selesai pelajaran berbunyi, seluruh siswa membereskan barangnya dan bersiap-siap untuk keluar dari kelas.
"Xue Miaomiao kamu mengerti?"
Xue Miaoiao menganggukkan kepala dan berkata, " Iya pak saya mengerti, saya akan membacanya lagi nanti! Pak, siswa yang bolos minggu lalu adalah saya, maafkan saya."
"Tidak apa-apa, jika kau sudah mengetahui kesalahanmu maka perbaiki lah. Lain kali jika kamu ada urusan bisa ijin terlebih dahulu."
"Terima kasih pak. Bapak pulang dinas menggunakan pesawat, saya tidak memiliki foto bapak naik kereta maupun bukti lainnya. Sampai jumpa pak!"
Chen Zhaohui melihat Xue Miaomiao yang keluar meninggalkan kelas dengan tatapan penuh kebencian tapi juga terlihat tatapan kagum dalam sorot matanya.
Dalam semalam Xue Miaomiao menjadi terkenal karena dia adalah satu-satunya siswa yang membolos kelas Chen Zhaohui tapi tidak mendapat hukuman apapun.
Besok adalah hari libur sehingga Xue Miaomiao berencana untuk bangun siang, tapi pagi-pagi dia terbangun karena bunyi telepon. Akhirnya dia turun dari kasur dan dengan cepat berganti baju dan turun ke bawah.
Liu Hao memberikan bungkusan roti kukus isi daging ke Xue Miaomiao.
"Apa ini?" tanya Xue Miaomiao sambil memakan salah satu roti kukus isi daging itu. Rasa roti kukus isi daging yang dibawa Liu Hao juga jauh lebih enak dari pada yang ada di sekolahnya, dagingnya lebih banyak dan empuk.
Melihat Liu Hao yang terdiam Xue Miaomiao melangkah maju sambil masih memakan roti kukus itu dan berkata, "Pak polisi akhirnya mengaku kalah?"
Liu Hao menggertakan giginya. Ia tidak ingin mengakui kekalahannya, tapi alat perekam itu memang benar-benar menjadi bukti bahwa bukan Xue Miaomiao yang membunuh Ye Xin. Dia mengira bahwa Xue Miaomiao akan datang ke kantor polisi untuk membuatnya malu, tapi ternyata 1 minggu berlalu dan Xue Miaomiao tidak datang ke kantor polisi mencarinya. Sehingga akhirnya Liu Hao lah yang datang menghampiri Xue Miaomiao.
"Sebelum kamu menyebutkan 3 permintaanmu, apa aku bisa bertanya 1 pertanyaan?"
"Dimana aku mendapatkan alat perekam ini?" jawab Xue Miaomiao sambil mengedipkan matanya seolah yakin itu yang akan ditanyakan oleh Liu Hao. Kemudian dia menjentikkan jarinya dan berkata, "Masih dengan cara yang sama, aku bermimpi dan di dalam mimpiku Ye Xin memberitahuku."
"Baiklah." kata Liu Hao dengan nada pasrah. Cepat atau lambat dia akan berhasil membuat Xu Miaomiao berkata yang sebenarnya sambil menganggukkan kepalanya.
Xue Miaomiao mengulurkan 3 jarinya dan berkata, "Yang pertama aku minta ganti rugi atas apa yang terjadi saat aku ditahan di kantor polisi." Kemudian dia mengangkat plastik berisi roti kukus di tangannya dan melanjutkan perkataannya, "Aku anggap permintaan pertamaku sudah dipenuhi. Sebenarnya untuk permintaan kedua aku ingin meminta bantuan tapi aku sudah menyelesaikannya. Jadi aku akan memberitahu permintaan kedua dan ketigaku jika aku sudah terpikirkan sesuatu."
Liu Hao hanya melihat ke arah Xue Miaomiao tanpa berkata apa-apa. Dia tidak menyangka akan kalah dari seorang gadis kecil, benar-benar memalukan!
Xue Miaomiao mengikuti Liu Hao dan naik ke mobilnya sambil memakan roti kukus isi daging itu dengan wajah bangga.
Walaupun Liu Hao masih tidak terima karena kalah dari seorang gadis, tapi semakin lama Liu Hao semakin tertarik dengan Xue Miaomiao. "Xue Miaomiao apa kamu tidak mau bertanya aku akan membawamu kemana?"
"Bukankah untuk bertemu dengan tuan Zhong?"
Liu Hao tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya saat mendengar jawaban Xue Miaomiao.
Xue Miaomiao memakan potongan terakhir roti kukus isi daging tersebut kemudian dengan wajah puas berkata, "Jika bukan karena berhubungan dengan tuan Zhong, mana mungkin seorang kepala polisi akan datang sendiri menemuiku. Aku membantu menyelesaikan kasus Ye Xin, tuan Zhong pasti ingin berterima kasih kepadaku~"
Xue Miaomiao!
Gadis ini benar-benar memiliki imajinasi yang luas, pikir Liu Hao dalam hati.
Liu Hao membawa Xue Miaomiao ke sebuah tempat minum teh yang terkenal.
Ini kali pertama Xue Miaomiao datang ke tempat seperti ini, dia berjalan di belakang Liu Hao. Ia berjalan dengan kikuk terlihat berusaha mengimbangi langkah kaki Liu Hao.
Liu Hao tertawa kecil dan berpikir, ini barulah tingkah seorang gadis kecil pada umumnya, bukannya bertingkah seperti orang dewasa!
Jiang Yu melihat Liu Hao yang sedang berjalan dengan seseorang, kemudian dengan sopan membukakan mereka pintu untuk mempersilakan masuk.
Walaupun hanya tidak bertemu 1 minggu, tapi Xue Miaomiao merasa seperti sudah tidak bertemu dengan Zhong Haotian 1 abad. Awalnya Xue Miaomiao ingin segera memberi tahu Zhong Haotian mengenai rekaman yang dia temukan, tapi dia mengurungkan niatnya karena mendengar Zhong Haotian baru saja kembali dari kampung halaman Xia Sang.
Zhong Haotian terlihat semakin kurus dan terlihat sangat mirip seperti 10 tahun lalu saat Xue Miaomiao pertama kali melihatnya. Hanya saja sekarang tatapan matanya dingin. Namun dia tetap saja tampan seperti biasanya.
Zhong Haotian pergi ke kota W, yang merupakan kampung halaman Xia Sang, untuk mengantarkan Xia Sang ke peristirahatan terakhirnya.
"Tuan Zhong! Xue Miaomao sudah tiba."
Awalnya suasana di sana cukup suram, tapi Xue Miaomiao berhasil mencairkan suasana di situ. Liu Hao hanya bisa memalingkan bola matanya ke atas, ia nampak malu dengan kelakukan Xue Miaomiao.
Tapi Xue Miaomiao tidak peduli, dia hanya ingin meninggalkan kesan yang dalam kepada Zhong Haotian agar dia selalu mengingat dirinya, namanya, wajahnya, dan memahami isi hatinya.
Hm, itu adalah rencana Xue Miaomiao untuk mendapatkan hati Zhong Haotian.
"Xue Miaomiao."
Panggil Zhong Haotian sambil melihat ke arah Xue Miaomiao dengan tatapan kosong.
Ini adalah pertama kalinya Zhong Haotian memanggil nama Xue Miaomiao.
Mendengar Zhong Haotian memanggil namanya membuat Xue Miaomiao merasa sangat bahagia hingga merasa dirinya bisa melayang, sampai-sampai dia berpegangan pada meja yang ada di sebelahnya.
Xue Miaomiao selalu merasa namanya jelek, tapi siapa sangka saat mendengar Zhong Haotian memanggil namanya, dia merasa namanya menjadi indah. Xue Miaomiao merasa seolah ada matahari yang bersinar terang saat musim dingin dan bisa melelehkan es yang ada di sana.
Tentu saja es yang dimaksud bukan dirinya, dia adalah matahari. Matahari yang akan terus bersinar untuk melelehkan hati Zhong Haotian yang dingin bagai es.
"Liu Hao bilang kamu memberikan barang bukti kepadanya."
"Iya."
"Aku akan memberimu hadiah, tapi jaga rahasia ini."
Tangannya yang panjang menyodorkan sebuah kertas cek di atas meja.
Setelah melihat cek itu dia menyadari jumlah uang di cek itu sangat banyak, kemudian dia hanya tersenyum dan menyodorkan kembali cek itu.
Xue Miaomiao melihat mata Zhong Haotian dengan tatapan yang dalam, dia berkata dengan nada serius, "Aku tidak menginginkan cek ini dan aku akan menjaga rahasia ini. Yang aku inginkan adalah tuan Zhong mengabulkan 3 permintaanku."