Setelah keluar dari apartemen milik keluarga Wan, Liu Hao terlihat tidak tenang karena dia tidak mendapat petunjuk apapun setelah menanyai ibu dari Wan Jian.
"Tidak ada motif pembunuhan, karena keluarga Wan dan mayat wanita itu tidak saling mengenal. Dan pada saat kejadian berlangsung kedua ibu dan anak itu tidak ada di tempat kejadian. Selain itu jika melihat ayah dari Wan Jian sudah jelas dia tidak mungkin bisa melakukannya."
Liu Hao yangmerasa suntuk karena menemui jalan buntu dalam penyelidikan kasus ini kembali menyalakan rokoknya.
Xue Miaomiao sedang memikirkan kejadian di dalam rumah Wan Jian barusan dan berpikir dalam hati, 'Kenapa aku tidak diperbolehkan untuk melihat keadaan ayah dari Wan Jian? Pasti ada sesuatu yang disembunyikan.'
"Kak, saat kakak masuk ke dalam kamar ayah dari Wan Jian, apa kakak tidak melihat sesuatu yang mencurigakan?"
Liu Hao menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak ada sama sekali, ayah dari Wan Jian benar-benar terlihat kasihan."
"Lalu kenapa ibu dari Wan Jian tidak membiarkan aku melihatnya?"
"Mungkin karena kamarnya begitu berantakan dan di atas ranjang hanya ada seorang laki-laki tua yang sedang berbaring, jadi dia berpikir untuk apa gadis kecil sepertimu masuk melihatnya."
Xue Miaomiao merasa bukan itu alasan kenapa ibu dari Wan Jian tidak membiarkannya masuk melihat keadaan ayah dari Wan Jian, tapi Xue Miaomiao tidak dapat memikirkan alasan yang tepat.
Penyelidikan kasus ini masih belum menemukan bukti baru.
Saat Liu Hao tiba di kantor polisi dia mendapat telepon yang mengatakan kasus bunuh diri seorang siswi dari sekolah Xue Miaomiao sudah terpecahkan, mereka berhasil menemukan tempat siswi itu membeli obat penenang. Beberapa hari sebelum meninggal dia membeli obat penenang dari beberapa toko obat.
"Kondisi psikologis para siswa jaman sekarang sangat buruk." kata Liu Hao sambil melihat ke Xue Miaomiao yang sedang makan di sebelahnya dan berkata lagi, "Tapi jika seluruh siswa seperti kamu itu juga akan aneh."
Xue Miaomiao tidak terlalu menganggap perkataan Liu Hao karena dia masih memikirkan kasus Sangren. Xue Miaomiao sudah berjanji kepada Zhong Haotian ia akan menemukan pembunuh Sangren. 'Walaupun belum belum menemukan petunjuk baru tapi aku tidak akan menyerah sampai pembunuh Sangren tertangkap.' kata Xue Miaomiao dalam hati.
Walaupun keluarga Wan dan mayat wanita di tempat pembuangan sampah itu tidak ada hubungannya, tapi bukan berarti mereka tidak ada hubungannya dengan kematian Sangren.
Setelah selesai kelas siang, Xue Miaomiao membawa tasnya dan pergi ke apartemen keluarga Wan lagi.
Saat hari mulai gelap, Xue Miaomiao dapat merasakan udara dingin yang mencekam di sekitar gedung apartemen itu.
Di gedung tua seperti ini tidak heran jika ada banyak hantu yang berkeliaran, tapi bagaimana pun juga Xue Miaomiao tetap waspada dan memanggil Huasheng.
"Kak, kak, kakak mengeluarkan aku agar aku bisa menghirup udara segar ya?" kata Huasheng bersemangat.
Tapi Xue Miaomiao justru dengan serius melihat ke arah Huasheng dan berkata, "Ini bukan tempat yang aman. Ingat, kakak membutuhkan beberapa foto. Setelah berhasil mengambilnya kamu harus segera pergi dari dari sini, jangan terlalu lama berada di sini. Mengerti?"
"Baiklah, kakak tenang saja." kata Huasheng sambil menggoyang-goyangkan ekornya lalu dengan cepat pergi masuk ke dalam gedung apartemen itu.
'Aku harap instingku tidak salah.' kata Xue Miaomiao dalam hati lalu dia menunggu Huasheng di bawah pohon yang berada di taman bunga tak jauh dari gedung itu.
'Gawat!' kata Xue Miaomiao dalam hati, dia dapat merasakan udara dingin mencekam di sekitarnya. Terdapat bayangan hitam di depannya dan Xue Miaomiao mengangkat tangannya dan bersiap untuk menggigit jarinya lalu tiba-tiba dia mendengar suara dari belakang tubuhnya.
"Xue Miaomiao sedang apa kamu malam-malam berada di tempat ini?"
Xue Miaomiao tidak merespon suara itu namun tiba-tiba bayangan hitam yang ada di depannya menghilang.
'Apa yang terjadi?' tanya Xue Miaomiao kebingungan dalam hati lalu dia dengan ragu-ragu menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat Chen Juan berdiri tidak jauh dari tempatnya.
"Xue Miaomiao kamu sudah umur berapa masih menggigit jarimu? Apa karena kamu sangat kelaparan hingga menjadi gila?" kata Chen Juan sambil berjalan mendekati Xue Miaomiao lalu menepuk kepalanya.
Xue Miaomiao menggenggam tangannya lalu melihat Chen Juan dengan kebingungan, 'Apa yang dilakukan oleh Chen Juan di sini malam-malam?'
"Juan sedang apa kamu di sini malam-malam?" tanya Xue Miaomiao keheranan karena tempat ini cukup jauh dari sekolah.
Chen Juan melihat ke arah Xue Miaomiao dengan wajah datar lalu mengeluarkan kunci dari dalam tasnya dan mengangkat bahunya sambil berkata, "Rumahku ada di dalam gedung apartemen ini, apa kamu mau masuk untuk minum teh?"
"Rumahmu di sini?" tanya Xue Miaomiao yang kaget karena selama ini dia mengira Chen Juan berasal dari luar pulau.
"Memang kenapa?" tanya Chen Juan sambil berjalan menuju gedung apartemen itu.
Xue Miaomiao mencibirkan bibirnya lalu berkata, "Sudah malam aku langsung kembali ke sekolah saja. Juan kamu malam ini tidak kembali ke sekolah?" sebenarnya Xue Miaomiao masih akan menunggu Huasheng di bawah sana baru pulang ke sekolah.
"Aku mau mengambil beberapa barang baru kembali ke sekolah."
"Kalau begitu aku kembali duluan ya."
Tidak lama setelah Chen Juan masuk ke dalam gedung apartemen, Huasheng kembali dan berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Xue Miaomiao.
Setelah melihat foto yang berhasil didapatkan oleh Huasheng, Xue Miaomiao terlihat kaget dan menyadari sesuatu,
'Jadi ini sebenarnya.' kata Xue Miaomiao dalam hati.
Xue Miaomiao tidak dapat menahan diri dan segera pergi ke kantor polisi mencari Liu Hao, tapi Liu Hao pergi ke sekolah Wan Jian. Xue Miaomiao pun akhirnya pergi ke sekolah Wan Jian dan bertemu dengan Liu Hao di pintu gerbang.
"Kak, aku sudah menemukan alasannya! Aku sudah menemukan pembunuh Sangren!"
Liu Hao yang sedang merokok tiba-tiba memandang Xue Miaomiao dan berkata, "Wan Jian tidak masuk sekolah hari ini, aku rasa dia ketakutan dan merasa bersalah. Polisi berhasil menemukan barangnya pada tubuh mayat wanita itu."
Mendengar perkataan Liu Hao membuat Xue Miaomiao terdiam, 'Aku mengetahui motif Wan Jian membunuh Sangren, tapi tidak alasan untuknya membunuh wanita itu.' lalu Xue Miaomiao berkata, "Jika pembunuhan Sangren bukanlah ketidak sengajaan, maka Wan Jiang ada di tangan tuan Zhong sekarang. Wan Jian sudah membunuh Sangren, tuan Zhong tidak akan membiarkannya begitu saja."
Xue Miaomiao tidak dapat menemukan motif pembunuhan sebelumnya tapi setelah melihat foto yang dibawa oleh Huasheng dia memahaminya sekarang, '2 bulan yang lalu ayah dari Wan Jian adalah supir yang menabrak Xia Sheng. Saat itu Zhong Haotian memang tidak membunuhnya tapi dia menembak kedua kakinya. Sehingga Wan Jian ingin balas dendam dengan membunuh anjing milik Zhong Haotian.'
Zhong Haotian tidak mengangkat teleponnya. Xue Miaomiao mulai panik dan memegang kepalanya lalu menarik Liu Hao dan pergi ke sumur tempat Sangren dibuang.
...
"Kamu akan mendapatkan balasan atas perbuatanmu! Walaupun aku meninggal sekalipun aku akan tetap membalaskan dendam ayahku!"
Teriak Wan Jian dari dalam sumur.
Zhong Haotian dengan nada datar dan senyum menyeringai berkata, "Membiarkan ayahmu hidup adalah suatu kesalahan, kali ini aku tidak akan berbelas kasihan lagi. Kamu sudah membunuh Sangren dan hampir…" Zhong Haotian melanjutkan perkataannya dalam hati, 'Membunuh Xue Miaomiao, aku tidak akan melepaskanmu.'
Zhong Haotian kemudian menjentikkan jarinya dan anak buahnya membuka tutup sumur itu untuk melemparkan seekor ular ke dalam sumur.
"Tuan Zhong!"
Teriak Xue Miaomiao yang datang tepat waktu sebelum ular itu dilempar kedalam sumur, lalu menendang ular jauh-jauh itu hingga tidak terlihat pergi kemana.
Liu Hao membelalakkan matanya seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat, 'Gadis ini benar-benar gegabah, apa dia tidak takut terluka atau meninggal?'
"Tuan Zhong, dia hanya seorang siswa SMP. Anda jangan seperti ini!" kata Xue Miaomiao dengan panik sambil menarik baju Zhong Haotian. Terlihat seluruh tubuhnya dipenuhi oleh keringat. 'Setiap orang yang meninggal akan melalui penghakiman di neraka, hukuman bagi seorang pembunuh tidak main-main. Aku tidak mau Zhong Haotian mendapatkan hukuman karena membunuh seseorang.'
Zhong Haotian melihat ke arah Xue Miaomiao dengan dingin dan berkata, "Xue Miaomiao, dia yang mendorongmu ke sumur dan karena dia kamu hampir saja mati."