"Xue Miaomiao!"
Zhong Haotian melangkah maju mendekati Xue Miaomiao lalu mengulurkan tangannya dan menekan tangan Xue Miaomiao yang berdarah karena jarum yang terlepas dari tangannya. Wajahnya yang terlihat sangat marah berubah menjadi panik.
Tapi Xue Miaomiao malah tidak takut, dia terus memandangi wajah Zhong Haotian lalu tersenyum lebar.
"Tuan Zhong, anda peduli denganku. Apa tuan Zhong menyukaiku? Sudah menyukaiku ya?" tanya Xue Miaomiao sambil memiringkan kepalanya sedikit, dia terlihat bahagia sekali.
'Suka?' Zhong Haotian kaget mendengar kata itu, dalam sekejap dia melepaskan tangan Xue Miaomiao dan terlihat perubahan ekspresi di wajah Zhong Haotian.
"Xue Miaomiao, aku hanya tidak suka melihat darah."
Kata Zhong Haotian dengan dingin lalu berbalik badan dan pergi dari sana.
Xue Miaomiao melihat ke arah Zhong Haotian yang berjalan pergi dengan kebingungan. 'Apa tadi itu hanya perasaanku saja? Dia hanya melakukan itu untuk dirinya, aku masih bisa merasakan tangannya yang hangat tadi saat memegang tanganku...' pikir Xue Miaomiao dalam hati. Memikirkan hal itu membuatnya seolah ingin menangis, Xue Miaomiao hanya menundukkan kepalanya.
Tidak lama kemudian dokter datang dan melihat punggung tangan Xue Miaomiao yang berdarah lalu dengan cemas berkata, "Nona Xue, pembuluh darah nona sangat kecil dan tipis, tidak mudah untuk kami menusukkan jarum ini. Tolong jangan ceroboh hingga membuat jarum infus terlepas, pada akhirnya nona lah yang akan merasa kesakitan."
"Oh." jawab Xue Miaomiao singkat dengan nada sedih. Xue Miaomiao menghela nafas tapi tidak lama kemudian dia kembali ceria seperti biasanya. 'Tak peduli apapun alasan Zhong Haotian melakukan hal itu, tapi semoga ini bisa menjadi awal yang baik. Akhirnya dia melihat ke arah semut kecil ini' pikir Xue Miaomiao dalam hati.
Setelah memikirkan hal itu suasana hati Xue Miaomiao menjadi lebih baik, kemudian dia berbaring di atas kasurnya dan bergumam dalam hati, 'Disini jauh lebih nyaman daripada di sumur yang gelap dan bau itu'.
"Xue Miaomiao, kamu pulih dengan dengan sangat cepat."
Kata Liu Hao sambil berjalan masuk ke dalam kamar itu.
Xue Miaomiao dengan wajah sombong berkata, "Itu karena aku selalu berolahraga, sehingga tubuhku cepat pulih."
'Gadis ini benar-benar terlihat sudah sehat, sangat berbeda dari saat aku menemukannya pertama kali. Saat itu dia terlihat sangat pucat hingga aku khawatir dia akan meninggal.' kata Liu Hao dalam hati lalu tertawa kecil dan berjalan ke samping ranjang Xue Miaomiao dan duduk.
"Kak~, kebetulan kakak datang, aku sangat haus. Bantu aku beli minum ya?"
Karena flu, Xue Miaomiao selalu merasa mulutnya kering dan terasa pahit sehingga dia ingin minum minuman yang manis. Xue Miaomiao mengulurkan tangannya untuk mengambil uang dari dalam dompetnya.
Liu Hao menahan tangan Xue Miaomiao dengan alisnya yang terangkat dan berkata, "Anggap saja ini bayaran karena sudah melaporkan mayat itu, aku akan mentraktirmu minum. Tunggu di sini aku akan pergi membelinya."
"Terima kasih kak! Minumannya yang manis ya!"
Tidak sampai 2 menit Liu Hao kembali dengan membawa segelas air putih lalu memberikannya kepada Xue Miaomiao sambil berkata, "Ini, air putih. Orang yang sedang sakit tidak boleh minum minuman aneh-aneh, paling bagus minum air putih."
Xue Miaomiao mencibirkan bibirnya lalu membuang muka sambil bergumam dalam hati 'Bilang saja tidak mau membelikanku minuman dingin, dasar pelit!'
"Aku paling tidak suka makanan maupun minuman yang hambar. Aku akan memberikan kakak uang, tolong bantu aku belikan minuman manis ya? Mulutku terasa sangat pahit hingga aku merasa mual."
Xue Miaomiao bukan orang yang manja, dia telah hidup sendirian sekian lama dan ini bukan pertama kalinya dia sakit. Biasanya Xue Miaomiao akan mengurus dirinya sendiri, 'Matanya merah, apa dia mau menangis?'
Pikir Liu Hao dalam hati. Dia meletakkan gelas air itu di atas meja dengan kesal lalu tanpa berbicara langsung berjalan keluar.
"Kak~ Jangan lupa sedotannya ya~"
Xue Miaomiao tertawa lalu menyenderkan kepalanya di ranjang.
Setelah beberapa menit Liu Hao kembali membawa satu kantong plastik besar yang penuh dengan berbagai macam minuman manis.
Xue Miaomiao mengganggukkan kepalanya dengan bahagia lalu dia mengambil sebuah minuman dengan rasa anggur dan berkata, "Selain rasa stroberi aku suka semuanya. Kak, bantu aku membuka tutupnya. Aku tidak bisa membukanya sekarang."
Tanpa berbicara apapun, Liu hao membantunya membukakan minuman tersebut lalu memberikannya kepada Xue Miaomiao. Setelah itu dia melihat tangan Xue Miaomiao yang diperban dan berkata,
"Xue Miaomiao, tanganmu yang digigit terluka cukup parah. Apa kamu sudah suntik anti rabies?"
Mendengar perkataan Liu Hao membuat Xue Miaomiao tersedak hingga menyemburkan minumannya, lalu melihat ke arah Liu Hao dengan matanya yang terbuka lebar dan bertanya, "Bagaimana kakak bisa tahu bahwa tanganku terluka karena digigit?"
Liu Hao mengangkat bahunya seolah tidak ingin memberitahu Xue Miaomiao. Sebenarnya kemarin Liu Hao adalah orang pertama yang menemukan Xue Miaomiao di dalam sumur itu dan membawanya ke rumah sakit. Liu Hao sudah melihat seluruh luka yang ada di tubuh Xue Miaomiao, tentu saja dia juga melihat luka di tangannya. Selain itu dokter yang menangani Sangren mengatakan bahwa dia mati karena makan benda kotor, tapi untung saja ada orang yang menghentikannya sehingga tidak banyak yang termakan, jika tidak dia pasti mati lebih cepat. Mendengar hal itu Liu Hao mengetahui bahwa luka di tangan Xue Miaomiao karena dia membiarkan Sangren menggigitnya.
Saat itu Liu Hao berpikir, 'Gadis ini rela melakukan itu demi menyelamatkan anjing Zhong Haotian. Di tempat yang kotor seperti itu luka mudah sekali terkena infeksi. Jika aku terlambat menemukannya entah apa yang akan terjadi.'
"Kata dokter." kata Liu Hao dengan suara berat.
"Apa tuan Zhong tahu?" tanya Xue Miaomiao pelan tanpa mempedulikan Liu Hao yang terlihat tegang saat itu.
"Saat dokter membalut lukamu tuan Zhong ada di sini, tentu saja dia juga tahu."
"Celaka aku!"
Xue Miaomiao memegang kepalanya lalu menduk, wajahnya terlihat panik karena dia menyadari bahwa kebohongannya terungkap. 'Jadi Zhong Haotian sudah tahu, pantas saja dia bertanya seperti itu tadi. Dia tadi mengetesku dan aku malah berbohong'
Liu Hao yang melihat Xue Miaomiao sudah masuk dalam dunianya sendiri memutuskan untuk bangkit berdiri dan berjalan pergi.
"Xue Miaomiao jaga diri baik-baik, ingat untuk suntik rabies. Kamu sudah cukup menyusahkan, jika sampai kamu terkena rabies akan repot. Aku pergi dulu."
"Hei kak, bukankah kakak datang untuk menanyakan tentang mayat yang ditemukan di tempat pembuangan sampah? Kenapa langsung pergi begitu saja?" tanya Xue Miaomiao.
'Iya ya, dia kan datang untuk bertanya tentang mayat itu, kenapa pergi sebelum bertanya apapun?' pikir Xue Miaomiao. Lalu Liu Hao menjawab, "Sekarang dalam proses penyelidikan, tidak ada yang kamu ketahui lagi jadi tidak ada gunanya aku bertanya kepadamu."
Setelah mengatakannya Liu Hao berjalan pergi.
Xue Miaomiao mencibirkan bibirnya. Dia memang tidak mengetahui apa-apa tentang mayat itu, tapi Xue Miaomiao memiliki firasat tentang hal itu.
Saat Liu Hao sampai di pintu, dia berhenti kemudian berbalik badan dan berkata, "Oh iya aku hampir saja lupa."
"Ada apa?"
"Aku lupa mengambil uang untuk membeli minuman." kata Liu Hao sambil berbalik badan dan mengambil uang dari dalam dompet Xue Miaomiao, lalu melanjutkan perkataannya: "5 botol totalnya 25 yuan, aku mengambil 30 yuan.".
"Hei! Kakak mau menipu rakyat jelata?! Jelas-jelas 1 botolnya 4 yuan."
Tanpa mempedulikan Xue Miaomiao yang mengomel setelah selesai mengambil uang Liu Hao langsung pergi dari sana.
Xue Miaomiao nampak sangat kesal. Dia tidak memiliki banyak uang dan sekarang ia dikerjai oleh Liu Hao. 'Tahu begitu aku minum air putih saja, sekarang aku bahkan tidak akan bisa makan roti. Aku tidak yakin bisa makan 3 kali sehari.' gumamnya dalam hati.