Bai Ziyuan saat itu merasa sangat canggung, kemudian dengan segera dia berkata, "Sudah sudah, ini semua hanya salah paham. Ibu kedua, kamu pasti terkejut karena kejadian barusan, kamu istirahat dulu saja, minta Lonceng kecil untuk membuatkanmu teh agar bisa menenangkanmu, aku akan di sini saja menemani Jian Jian."
Bai Ling melihat ke arah Ning Mojian, kemudian mengangguk sambil membantu istri kedua Tuan Bai berbalik pergi meninggalkan halaman itu.
"Kamu tidak usah peduli soal itu, sebelumnya aku memang tidak pernah membawa wanita pulang ke kediaman Bai. Sehingga membuat mereka semua salah paham." kata Bai Ziyuan, dia takut kalau Ning Mojian akan marah, jadi dengan segera dia menjelaskannya, "Jika kamu merasa canggung, aku akan memesan dan membayarkan sebuah penginapan untukmu." katanya.
"Tidak perlu." kata Ning Mojian tidak marah sedikitpun, saat ini dia malah iri dengan Bai Ziyuan, karena dia melihat orang tua yang sangat ingin anaknya bahagia. Tapi sayangnya, dia mendapatkan keluarga yang tidak seperti itu, "Ziyuan, temani aku keluar sebentar, bunga hitam itu harus segera dimusnahkan." katanya kemudian.
Bai Ziyuan yang mendengar ucapan Ning Mojian langsung bersemangat, dia pun langsung menganggukkan kepalanya. Setelah keluar dari kediaman Bai, mereka berdua langsung pergi ke gang kecil, yang dulu pernah melihat bunga hitam di sana.
Gang itu masih saja penuh dengan jajaran keranjang bambu yang rusak, dan juga barang-barang yang tidak digunakan lagi. Ning Mojian dengan cepat masuk ke gang kecil itu, mencium aroma bunga itu, yang semakin lama semakin tajam. Satu tangannya terlihat menutup hidungnya, lalu tangannya yang lain mencoba meminggirkan keranjang bambu di sana.
"Jian Jian, biarkan aku yang melakukannya." kata Bai Ziyuan, setelah mengatakan itu dia pun langsung mengulurkan tangannya dan membuang sampah-sampah itu ke bagian yang lain. Akhirnya sampailah mereka berdua di depan bunga hitam itu, dia terlihat tumbuh tepat di sudut dinding.
Bunga hitam itu saat ini sedang mekar begitu indahnya, di tepi kelopaknya tampak duri putih yang lebih tajam dan besar dari sebelumnya. Tampak mirip seperti gigi yang tumbuh, membuat orang yang melihatnya jadi bergidik.
Bai Ziyuan mengulurkan tangannya perlahan-lahan, karena ingin memetik bunga hitam itu. Namun, ketika hampir saya jarinya memegang bunga itu, tetapi tangan Ning Mojian langsung menggenggam pergelangan tangannya, dan memintanya agar jangan sampai menyentuh bunga hitam itu.
"Kenapa?" tanya Bai Ziyuan kepada Ning Mojian sambil mengedip-ngedipkan matanya karena bingung.
Ning Mojian mencabut sehelai bambu, di keranjang bambu yang sudah rusak, kemudian memegang bunga itu dengan bambu itu. Kemudian, karena merasa seperti ada bahaya mendekatinya, membuat bunga itu langsung menampakkan duri tajam yang tidak terhitung jumlahnya. Sepertinya di dalam duri bunga itu, pasti ada racun, kalau seandainya tadi Bai ziyuan memegangnya, maka seluruh tubuhnya akan langsung lumpuh.
Bai Ziyuan terlihat takut, wajahnya langsung memucat, untung saja Ning Mojian menghentikannya menyentuh bunga itu. "Sekarang harus bagaimana?" tanyanya, diia memandang bunga itu sambil mengerutkan keningnya. Kemudian melihat ke Ning Mojian yang berada di sampingnya, "Kalau begitu, aku akan mencari sabit untuk langsung menebasnya." katanya.
"Bagus juga." jawab Ning Mojian sambil mengangguk.
"Kamu tunggu di sini, aku akan membeli satu sabit di toko di depan sana." kata Bai Ziyuan. Setelah mengatakannya, dia langsung berdiri dan berjalan ke luar gang.
Ning Mojian menatap bunga itu, dan aromanya sekarang semakin tajam, membuatnya kesulitan bernapas. Lalu dia berdiri, kemudian mengibas-ngibaskan tangannya, berharap aroma bunga itu akan menghilang.
Dalam waktu yang sebentar, terlihat Bai Ziyuan kembali dan sudah membawa sabit, Ning Mojian menoleh ke bunga hitam yang di dekat kakinya. Namun saat itu juga, dia menyadari kalau arah bunga itu telah berubah.
Awalnya bunga itu mengarah ke dinding, namun sekarang malah mengarah ke Ning Mojian dan Bai Ziiyuan. Bisa dibilang, pada awalnya bunga itu mengarah ke kanan tembok, namun tiba-tiba dia berubah arah ke depan. Hal ini tidak mungkin terjadi, karena sebuah bunga tidak mungkin bisa mengubah arahnya sendiri begitu saja.
Bai Ziyuan begitu bersemangat memegang sabit, dan bersiap untuk menebas bunga itu. "Tunggu dulu." kata Ning Mojian dengan segera, kemudian dia mengeluarkan sapu tangannya dan berjalan ke belakang Bai Ziyuan. Dengan hati-hati, dia mengikatkan sapu tangannya untuk menutupi hidung dan mulutnya, "Lebih baik berhati-hati! Kita tidak tahu, kalau nanti tiba-tiba dari bunga itu keluar cairan atau gas, jadi lebih baik kalau berjaga-jaga." katanya memperingatkan...