Chereads / Malam Hantu / Chapter 7 - Di Tengah Malam Bertemu Hantu (Bagian 3)

Chapter 7 - Di Tengah Malam Bertemu Hantu (Bagian 3)

Tiba-tiba Ning Mojian takut dengan pikirannya sendiri, karena sebelumnya sekalipun dia tidak pernah membenci orang, apalagi berniat ingin membunuhnya.

Tanpa pikir panjang, hantu wanita berbaju pengantin itu tiba-tiba dengan cepat melayang ke arah Ning Mojian dan Bai Ziyuan. Dia kemudian menyerang mereka menggunakan cakarnya yang tajam. Ning Mojian yang terkejut tanpa sadar mendorong hantu itu dengan tangannya, sehingga hantu itu terlempar jauh dan menghilang di udara. 

Ning Mojian menatap tangannya dengan takjub, lalu di teringat orang tua dulu sering berkata, bahwa hantu itu tidak memiliki tubuh yang sebenarnya. Tapi, dia merasa aneh saat bisa menyentuh hantu itu, dia seperti benar-benar merasakan bahwa hantu ini memiliki tubuh seperti manusia.

Bai Ziyuan yang sedang bersembunyi melihat Ning Mojian dan dapat mengusir hantu wanita itu. Seketika, dengan cepat dia keluar dari rerumputan dan bertepuk tangan, sambil berkata, "Hebat sekali!"

"Sudahlah, ayo kita periksa bagaimana kondisi temanmu sekarang." Ning Mojian berusaha mengganti topik pembicaraan sambil mengepalkan tangannya.

"Oh iya benar, Saudara Fang!". Bai Ziyuan baru teringat dan dengan segera berlari menuju Fang Kang berada. Saat sudah ditemukan, terlihat wajah Fang Kang sedikit menggelap, untung saja dia masih bernapas. Mungkin kalau terlambat sedikit saja, nyawa Fang Kang tidak akan bisa diselamatkan.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Ning Mojian. 

"Untunglah masih bernapas! Benar-benar menakuti orang saja. Besok-besok aku tidak mau lagi lewat hutan ini!" Bai Ziyuan mengerucutkan mulutnya kemudian membantu Fang Kang berdiri. 

Tiba-tiba Bai Ziyuan teringat dengan Ning Mojian yang muncul dari dalam kuburan, ketika tahu bahwa Ning Mojian tidak ada bermaksud untuk menakuti-nakutinya, membuat hatinya pun lebih tenang. Kemudian dia berkata, "Ayo ikut aku! Takutnya hantu wanita itu akan datang lagi. Rumahku ada di depan sana tidak jauh dari sini, ada di Kota Jia Ding. Sesampainya di rumahku kamu bisa ganti baju dan makan, kemudian kamu bisa pergi. Anggap saja ini caraku membalas kebaikanmu!"

Ning Mojian awalnya ingin menolak, namun melihat baju yang dipakainya penuh dengan lumpur, pasti akan menjadi bahan perhatian orang-orang nantinya. Dia pun menganggukan kepalanya, tanda setuju untuk mengikuti Bai Ziyuan.

Cahaya bulan terlihat semakin terang, membuat bayangan ketiganya semakin panjang. Hantu wanita berbaju pengantin itu terlihat sedang bersembunyi di belakang ketiga orang itu, menunggu waktu yang tepat untuk muncul kembali.

"Lihat itu, disanalah Kota Jia Ding!" Tiba-tiba terdengar suara Bai Ziyuan, mereka tidak tahu sudah berjalan berapa lama. Akhirnya mereka bisa melihat gerbang kota dari celah-celah semak dan dedaunan. Lalu, dia menghela napas dengan lega dan tersenyum penuh kebahagiaan, langkah kakinya terlihat semakin cepat dan ringan, "Ayo cepat kita pergi!" katanya lagi.

Tiga orang itu belum sampai menginjakkan kaki mereka keluar dari hutan, tiba-tiba ada hembusan angin yang datang ke arah mereka. Bai Ziyuan langsung mengusap-ngusap lehernya dan membatin, Kok dingin ya? Dedaunan yang ada di tanah, tiba-tiba melayang di udara. Seakan-akan memperingatkan mereka untuk tidak maju lebih jauh lagi.

Bayangan merah tiba-tiba melintas dan terbang ke arah Bai Ziyuan, dia langsung ketakutan sampai terjatuh di tanah. Dalam sekejap mata, hantu wanita berbaju pengantin itu sudah muncul di depannya. Karena terlalu cepat, Ning Mojian sampai tidak sempat untuk bereaksi. 

Kuku hantu wanita itu begitu hitam dan panjang, dengan cepat dia mengarahkan tangannya untuk masuk ke jantung Bai Ziyuan. Dia mengira bahwa dirinya sudah menang, lalu hantu wanita itu pun tertawa dengan senangnya. Namun ketika melihat tangannya terasa dibakar oleh sesuatu, hantu wanita itu pun langsung menghilang.

Bai Ziyuan ketakutan sampai dia tidak mampu bergerak, badannya tidak berhenti gemetaran. Tidak tahu sudah berapa lama, namun akhirnya Bai Ziyuan sadar bahwa dirinya tidak apa-apa. Kemudian, dia segera mengambil jimat yang ada di dadanya, lalu dia berkata, "Wah... aku benar-benar tidak menyangka ternyata jimat ini ampuh juga!"

"Dasar para biksu di klenteng gunung Ling" suara hantu wanita itu menggema di udara, tapi dia tidak menampakkan dirinya, lalu dia pun berkata lagi, kali ini suaranya semakin tajam bagaikan mengutarakan rasa kekesalannya, "Malam ini, kalian semua jangan pernah berpikir bisa pergi dari hutan ini!"

Hantu wanita itu tiba-tiba muncul lagi di depan mereka, tiba-tiba angin berhembus semakin kencang, memburamkan penglihatan Bai Ziyuan. Tangan yang satunya terlihat sedang memegang erat jimatnya, lalu tangan yang satunya lagi menutupi matanya. Dari sela-sela jari dia bisa melihat hantu wanita itu semakin mendekatinya.

"Waduh! Kalau tahu begini, aku tidak lewat jalan ini. Kelihatannya aku memang ditakdirkan mati di pegunungan dan bukit tandus ini!" kata Bai Ziyuan sambil menangis dengan kerasnya, mulutnya tidak berhenti membaca doa-doa. Lalu dia mulai mengeluh lagi, "Aku masih ada ujian, aku belum menikah, aku tidak ingin mati dulu, aku benar-benar tidak ingin mati...!". 

Ketika Bai Ziyuan mulai putus asa, tiba-tiba ada sesosok bayangan merah berada di depannya seperti ingin menangkal serangan hantu wanita itu, Dia tercengang dan berkata dalam hati, Sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan...?