Setelah mengatakan ini, aku mengambil pedang pinggang Bei Mingyan untuk membuat belahan ke arah langit. Setelahnya gerbang dunia bawah muncul segera.
Dengan mata terkulai, aku berdiri di gerbang, dan memberi isyarat agar Bei Mingyan masuk sembari berkata, "Yang Mulia, cepatlah kembali. Jangan biarkan pengantinmu menunggu terlalu lama."
Bei Mingyan sepertinya menyadari tangisanku. Ia tersenyum dan melangkah ke gerbang.
Sebelum pergi, ia menyeretku ke pintu gerbang itu, "Ada apa? Apa kamu ingin tinggal sendirian di dunia manusia?"
Aku yang diseret olehnya berjalan terhuyung-huyung, sampai akhirnya aku jatuh ke pelukannya. Dengan segera aku mendorong tubuhnya menjauh, "Siapa yang mengatakan aku akan tinggal di dunia manusia? Aku akan pergi minum anggur di pernikahan Yang Mulia."
Segera setelah ia melangkah ke gerbang dunia bawah, Bei Mingyan meninggalkanku dan pergi ke aula yang bahagia sendirian.
