Aku yakin ada sesuatu yang aneh di belakangku dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak.
"Apakah kamu hantu?!"
Saat aku membalikkan badan, ternyata Xia Qianyang lah yang naik di kursi belakang.
Aku hanya bisa menghela nafas panjang, "Tidak bisakah kau memberitahuku terlebih dahulu sebelum naik?"
Xia Qianyang hanya tersenyum tanpa membalas ocehanku. Ia mengeluarkan ponselnya dan tidak mengacuhkanku. Aku mengintip layar telepon genggamnya. Ia sedang membuka kotak obrolan WeChat di layarnya, sepertinya ia sedang menghubungi gadis itu.
Aku menggelengkan kepala dan merasa kasihan pada gadis itu. Ia bertemu dengan "sampah" di usianya yang masih belia.
"Haloo! Jangan hanya bermain ponsel, beri aku penerangan untuk jalan. Aku mengayuh sepeda di kegelapan dan kamu hanya duduk saja di belakang?"
Xia Qianyang mendengus menunjukkan kejengkelannya, tetapi akhirnya dia menyalakan lampu senter dan membantuku menerangi jalan di depan.
""Hei, aku tidak tahu harus berapa lama kita tinggal di pedalaman ini." keluh Xia Qianyang. "Saat makan malam tadi, aku mendengar bagaimana adat kebiasaan di desa ini. Kerabat dan teman dari orang yang meninggal umumnya harus tinggal disini selama sepuluh hari. Mereka mengatakan itu adalah cara agar orang yang meninggal merasa nyaman. Aku rasa itu semua hanya omong kosong."
Mendengar perkataan Xia Qianyang, perasaanku bercampur aduk. Memikirkan hantu yang muncul malam ini saja sudah membuatku tidak ingin berlama-lama tinggal di sini.
Melihatku tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengayuh sepeda, Xia Qianyang memutuskan untuk tidak berbicara lagi..
Di tengah perjalanan menuju rumah kepala desa, Xia Qianyang yang berada di belakang memiringkan badannya, "Jangan bergerak! Aku takut jatuh!"
Seketika itu juga ia berhenti menggerak-gerakkan badannya.
Aku berkata kepadanya, "Di depan jalanan menanjak, aku tidak sanggup mengayuhnya. Kamu turunlah dulu."
Ia tidak bergerak sama sekali. Aku mengerutkan kening dan mendesaknya, "Turun sekarang!"
Ia tetap tidak bergerak dan tidak mengatakan apa-apa.
Aku merasa aneh. Apa yang terjadi pada orang ini?
Tepat ketika aku akan menoleh ke belakang, senter yang tadinya menyala seketika itu juga padam.
Aku terkejut dan segera membalikkan badan. Aku menemukan kursi belakang sepedaku kosong.
Xia Qianyang menghilang!
Anehnya, meskipun Xia Qianyang tidak ada di sana, tetapi aku masih bisa merasakan beban berat di kursi belakang sepedaku.
Siapa yang ada di sepedaku?
Dalam sekejap, aku merasakan udara dingin menjalar ke punggungku. Kulitku seperti mati rasa dan aku gemetar hebat.
Aku langsung menjatuhkan sepeda dan berlari sekuat tenaga menuju rumah kepala desa. Dari tempatku, aku bisa melihat halaman rumahnya.
Sialnya, baru beberapa langkah aku berlari, aku terjatuh terjerembab.
Untungnya aku memiliki keterampilan bela diri sehingga reflekku cukup sigap. Sebelum tubuhku jatuh ke tanah, aku menahannya dengan tanganku. Aku mengangkat tubuhku dan akhirnya aku berhasil berdiri dengan sempurna.
Aku berbalik dan melihat ada sesuatu yang menyelinap dari kegelapan.
Ternyata itu adalah Xia Qianyang yang sedang berjalan perlahan ke arahku sambil membawa senter. Wajahnya begitu pucat dan aneh. Alisnya juga terlihat sangat kusam.
"Kak, ayo kita pulang."
Suara Xia Qianyang terdengar lebih tenang dan sangat berbeda dari nadanya yang arogan seperti biasanya.
Aku merasa ada sesuatu yang salah. Ia tidak pernah memanggilku dengan sebutan "Kak". Ia selalu memanggilku dengan menyebut nama.
Setelah beberapa sesaat, aku menyadari bahwa ia kerasukan hantu.