Aku memegang erat-erat dompet bordir pemberian ibuku. Ketika Bei Mingyan datang, ia melihat wajah sedihku lalu menggenggam tanganku dan berkata, "Jika aku tahu kamu begitu rentan, aku tidak akan membiarkanmu pergi untuk menemukan asal usul hantu bayi itu. Aku akan dengan senang hati meminta Han Su untuk membereskannya."
Tiba-tiba aku teringat, "Aku lupa, mungkin di dalam tubuh hantu bayi itu ada Roh Hantu."
Bei Mingyan sepertinya sudah menyangka aku akan mengatakan hal ini, lalu ia menjelaskan, "Itu tidak cukup. Tidak ada Roh Hantu di dalamnya. Lagipula, kamu belum menyelesaikan kebenciannya."
Aku hanya bisa menghela nafas tak berdaya, "Aku memang tidak bisa menyelesaikan kebenciannya. Beberapa obsesi tidak dapat diselesaikan, sama seperti beberapa orang yang tidak mau mengampuni selama mereka mendapat hukuman yang setimpal."
Beberapa hari berikutnya, Bei Mingyan selalu berada di sisiku saat malam hari dan lengan rampingnya akan terus memelukku selama aku tidur. Ia biasanya akan pergi saat fajar dan menunggu matahari terbenam untuk kembali muncul di hadapanku. Tetapi terkadang ia juga menemaniku di siang hari.
Saat ia ada di sebelahku, hidupku terasa sangat damai, tidak ada hantu yang datang untuk mengusikku.
Kecuali Bei Mingyan, tentu saja.
"Qiu er, aku sangat kedinginan."
Saat tengah malam, tiba-tiba aku merasakan ada sebuah tangan dingin yang membelai leher belakang ku dan hembuskan nafas dingin di belakang telingaku.
Aku sangat terkejut dengan udara dingin yang aku rasakan dan aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak menjauh dari hantu jahat yang ada di belakangku.
Tiba-tiba tawa jahat terdengar diikuti oleh lengan ramping yang membelai di sepanjang leherku, lalu menyingkap piyama yang aku gunakan dan beralih menyentuh dadaku.
"Tumbuhlah dengan baik." Bei Mingyan sengaja merendahkan suaranya agar terdengar seksi dan sangat mempesona.
Tetapi aku sudah berada di ujung kesabaranku, aku segera menepis tangan itu dan berteriak, "Bei Mingyan! Bertingkahlah dengan baik"
Mendengar kemarahanku, ia langsung menarik tangannya menjauh. Setelah beberapa saat, ia mengulurkan tangannya ke punggungku dan membelainya dengan lembut.
Aku menggigil dengan sentuhan tangannya. Tangannya yang sedingin es itu terasa seperti tangan mayat yang sudah mati selama ribuan tahun. Rasa dingin itu seperti dapat menyedot seluruh suhu tubuhku.
Mau tidak mau aku menarik diri untuk mundur sampai ke sudut tempat tidur.
Kali ini Bei Mingyan menarik bahuku untuk mendekat ke arahnya dan hanya menyisakan jarak satu inci dari mukanya. Sepasang mata elang itu dengan sengaja menatapku lekat-lekat sambil tersenyum.
Aku dengan gugup berkata, "Jika kamu menggangguku seperti ini lagi, mulai sekarang aku akan menyuruhmu untuk tidur di lantai!"
Ia lalu menatapku dengan tatapan dingin, kemudian ia perlahan melepaskanku.
Aku menghela nafas lega. Saat aku meliriknya, aku melihat ia perlahan-lahan bangkit dalam kegelapan, lalu mengenakan jaket hitamnya, dan pergi meninggalkan kasur tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Hei! Kamu mau pergi kemana?" Aku terkejut saat melihat sosoknya yang mulai berjalan pergi.
Dia tidak akan marah padaku kan? Mengapa ia tidak mau bicara dan menyentuhku? Mengapa dia marah?
Ia menatapku beberapa saat, tetapi ia masih diam, lalu ia berbalik dan berjalan keluar ruangan.
Aku tidak tahu harus mengatakan apa dan aku juga tidak mengejarnya. Aku langsung membaringkan diri di kasur dan pergi tidur.
Saat aku sudah bangun lagi, aku tidak menemukan Bei Mingyan di manapun. Sepertinya ia tidak kembali setelah pergi di malam hari. Aku hanya tidak mengerti. Apa ia benar-benar marah tadi malam?
Apa aku benar-benar sudah membuatnya menunggu terlalu lama?
Bagaimana mungkin! Aku baru mengenalnya selama sebulan, seharusnya ia tidak perlu begitu cemas.
Lagi pula, aku telah membuat sedikit perhitungan di hatiku. Ketika aku sudah mengumpulkan Roh Hantu dan membantu membuka blokir ingatan Bei Mingyan, aku akan menceraikannya. Ia hanya memanfaatkan kekuatan Yin yang ada di tubuhku untuk membantunya menarik Roh Hantu. Aku tidak bisa hidup bersama dengannya selamanya.
Jadi tidak mungkin aku akan benar-benar menikah dengannya.
Saat aku masih terbenam dalam pikiranku sendiri, tiba-tiba aku mendengar teriakan Xia Qianyang di luar pintu, "Xia Qianqiu! Apa kamu sudah bangun? Aku sudah menunggumu dari tadi!"
Aku baru ingat hari ini adalah hari ulang tahun Qin Manying dan aku sudah berjanji kalau aku akan ikut pergi ke rumahnya untuk merayakan ulang tahunnya.
Setelah selesai mandi, aku bergegas berganti pakaian, lalu pergi ke rumah Qin Manying bersama dengan Xia Qianyang.
Xia Qianyang dan Qin Manying telah berkencan selama dua bulan. Ini benar-benar tidak biasa bagi Xia Qianyang untuk merayakan ulang tahun pacarnya. Jadi aku sebagai kakak perempuannya akan dengan senang hati memberikan dukungan untuknya.
Keluarga Manying tinggal di sebuah vila di pinggir kota. Segera setelah aku memasuki area perumahan mewah ini, aku langsung tertarik dengan lingkungan di sini. Lingkungannya menyenangkan dengan pemandangan gunung dan sungai, terlihat sangat elegan dan tenang seperti di surga. Sangat indah.
Satu-satunya kekurangan dari keindahan tempat ini adalah jalan berliku yang terpencil, sehingga membuat orang mudah tersesat. Aku baru datang ke rumah Manying untuk pertama kalinya dan hampir menuju ke arah yang salah.
Sesampainya di rumah Qin Manying, aku memarkirkan mobil. Ketika aku parkir di halaman villa dan membuka jendela, aku melihat anjing Alaskan yang menggemaskan sedang berbaring di ruang menara putih di depan pintu. Ketika anjing itu melihat Xia Qianyang turun, anjing itu bergegas berjalan ke arahnya dan menggonggong dengan penuh semangat.
Qin Manying yang mendengar gonggongan anjingnya segera berjalan keluar dari villa. Ketika ia melihat kedatangan kami, ia menyambut dengan senyum hangatnya. Setelah ia sedikit berbasa-basi dengan Xia Qianyang, mereka berjalan beriringan masuk ke villa.
Aku cukup pintar untuk tidak mengganggu mereka dan berjalan di belakang. Melihat anjing itu mengibas-ngibaskan ekornya dan membuat gerakan-gerakan lucu, aku tidak bisa menahan tawa, "Untungnya, aku bukan hanya seekor anjing di sini."
Entah apa yang terjadi, tiba-tiba anjing itu menjulurkan lidahnya di depan Xia Qianyang. Tapi begitu ia melihat aku mendekat, ia segera mengangkat telinganya waspada dan membuat raungan ganas.
Alaskan adalah jenis anjing yang patuh. Aku tidak tahu mengapa ia tiba-tiba berubah seperti ini. Aku tidak berani mendekatinya dengan terburu-buru, jadi aku memilih untuk jalan memutar. Lagi pula, jika anjing itu berdiri tingginya akan melebihi tinggi badanku.
Tidak ada yang menyangka jika anjing akan tiba-tiba menyerbu dan menggigit pergelangan tanganku.
Aku menjerit kesakitan dan secara spontan memukul kepala anjing itu. Biasanya aku tidak pernah memukul anjing, tapi kali ini anjing bodoh ini tiba-tiba saja menggigitku tanpa alasan apapun!
Mendengar teriakanku, Qin Manying dan Xia Qianyang bergegas berlari ke arahku. Saat itu, aku berniat mengusir anjing Alaskan dengan kibasan tangan, tetapi pergelangan tanganku berdarah. Anjing itu sudah menggigitku dengan sangat kejam.
Raut wajah Qin Manying langsung berubah, ia terlihat sangat panik. Ia dengan cepat membalut tanganku dan membawaku ke rumah sakit terdekat dengan Xia Qianyang untuk mendapatkan vaksin rabies.
Sepanjang perjalanan, Manying terus menangis dan meminta maaf kepadaku. Aku jadi merasa tidak enak padanya.
"Beibei tidak pernah menggigit orang. Dia sangat baik kepada orang asing. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya hari ini," Ia terisak dengan suara rendah saat menyeka air matanya.
"Yah, mungkin aku kurang beruntung." Jelas, akulah yang digigit, tetapi tampaknya Qin Manying yang lebih butuh untuk ditenangkan daripada aku.
Setelah terjadi sesuatu yang tak terduga, jadwal perayaan ulang tahun Manying yang awalnya siang hari, diundur menjadi malam hari karena ia harus menemaniku ke rumah sakit.
Malam itu, ketika kami kembali ke vila Manying, ruang tamu telah didekorasi dengan rapi dan dihiasi dengan lampu-lampu seperti suasana Natal. Aku terkejut begitu aku masuk. Aku pikir rumah Manying terlihat mewah dan cukup indah, tetapi setelah aku melihatnya, aku tahu bahwa interiornya jauh lebih indah daripada penampilan luar rumah itu.
Aku berdiri di bawah cahaya lampu kristal yang indah dan aku serasa memasuki istana kerajaan. Semua keindahan yang berkilauan ini terlihat begitu indah.