Tanpa perlu melihat, aku tahu Bei Mingyan hanya membutuhkan satu gerakan, sama sekali tidak membutuhkan usaha lebih, hanya untuk membunuh monster level rendah ini.
Raja kelabang tampak terkejut. Ia tertegun menatap anak buahnya. Satu demi satu, mereka dipotong dengan kejam oleh Bei Mingyan, sama sekali tidak diberi kesempatan untuk melawan.
"Uhuk." tiba-tiba terdengar suara batuk dari belakang, menunjukkan kegembiraan.
Suara ini sangat familiar sehingga mau tidak mau aku membuka mata dan melihat ke belakang tubuh Bei Mingyan.
Itu Ye Lingcang. Entah sejak kapan ia berdiri di goa ini. Ia sedang berdiri dengan kedua tangan di punggungnya sembari memandangi mayat monster di tanah dengan dingin. Ia hanya tersenyum tanpa berbicara sama sekali.
Raja kelabang itu membeku di tempat. Malam ini tampaknya ia baru menyadari telah menyinggung orang besar.
