Sial, gadis secantik dan semuda itu, tidak ku sangka sudah masuk ke dekapan pemuda yang berada di deretan undangan teratas dengan begitu cepat, batin Feng Yin. Hatinya cukup tidak bisa menerima ini, dan dia masih dalam lamunannya.
"Hei, Feng Yin, ayo cepat sini. Kamu tidak takut mati kedinginan apa?!" kata burung bangau putih berekor sembilan itu sambil menendang Feng Yin dengan pelan.
Feng Yin pun seketika bangun dari lamunannya. Dia kemudian berpegangan dengan ekor seputih salju bangau itu dengan satu telapak tangannya, lalu melompat dan naik ke punggung burung bangau putih itu sambil berkata, "Iya aku tahu, ikut campur saja sih kamu." Nanti kamu malah tidak laku, loh! batinnya setelah itu.