"Siapa sebenarnya kamu?"
Pemuda bertopeng giok putih itu mengulurkan lengannya. Setelah merangkul pinggang ramping gadis itu, dia merasa ada rasa sakit di dalam hatinya saat melihat ada rasa takut yang besar di diri gadis itu padanya. Dia pun menyesal karena tadi langsung berbuat kasar pada gadis itu.
Tapi, bukannya kamu menyukaiku? Apakah kamu tidak bisa mengenali sedikit saja napas dan aroma dari tubuhku? Apa kamu sedikit saja tidak merasa familiar dengan mataku, bibirku, suaraku dan jari hangatku?
Atau kamu masih perlu aku untuk mengatakan kepadamu siapa aku sebenarnya? Memberitahumu kalau aku adalah pemuda yang kamu sukai. Tapi, aku juga ingin kamu perlahan menerimaku dengan identitas lain, batinnya.
"Bukannya, seharusnya aku yang tanya ini padamu! Siapa kamu sebenarnya?! Tengah malam begini bertindak kurang ajar dan memalukan seperti ini kepada seorang wanita. Aku benci padamu! Cepat lepaskan aku!"