Tong Yue membuka baju Li Liunian sambil berkata: "Ah Nian.. Aku ingin kamu. Aku serius."
Li Liunian yang jantungmya berdebar dengan cepat menyodorkan pertanyaan, "Apa kamu tidak takut menyesal nanti?"
"Aku tidak akan menyesal dan aku pasti akan membalas cintamu," Tong Yue tersenyum menjawabnya. Dan pada saat yang sama ini, ingatan Tong Yue menuju pada kematian dirinya dan juga pada Li Liunian yang selalu mengunjungi pusaranya.
Li Liunian memang tidak bisa melihat, tapi dirinya mampu merasakan hasrat yang besar dari Tong Yue. Dia juga berpikiran: sebagai seorang pria, memberi kepuasan pada seorang wanita adalah keharusan.
"Sakit… Rasanya seperti ditusuk," Tong Yue menangis, suaranya melunak.
Hasrat dan rasa sakit bercampur aduk di dalam diri Tong Yue. Dia telah memberikan keperawannya kepada Li Liunian pada malam ini.
Tong Yue lelah, lalu tersenyum dalam pelukan Li Liunian. Li Liunian sendiri mencium kening Tong Yue, sesekali jari-jemarinya mengusap-usap dengan lembut rambut Tong Yue.
"Aku pasti akan bertanggung jawab dan juga akan menikahimu," Li Liunian tampak serius.
Tong Yue merasa bahagia hanya dengan mendengar kalimat sederhana itu. Tapi Tong sendiri merasa bahwa tanggung jawablah yang ia inginkan.
Obrolan usai, keduanya tertidur lelap.
Pagi Hari.
Tong Yue mencium Li Liunian dan memandangi wajahnya dalam waktu yang lama, hingga akhirnya air matanya keluar. Tong Yue tidak bisa menangis terlalu lama untuk saat ini, karena ia harus bergegas, mengenakan pakaian lalu pergi tanpa sepengetahuan Li Liliunian. Inilah waktu yang tepat bagi Tong Yue untuk pergi.
Sangat disayangkan di sini bahwa bukan Tong Yue yang dilihat pertama kali oleh Li Liunian.
Sebelum benar-benar pergi jauh, Tong Yue sempat berdiam, mengambil batu giok dari dalam tasnya, lalu berkata dengan amat pelan agar tak membuat bangun kekasihnya: "Ini batu giok dariku. Simpanlah baik-baik agar bisa mengenang hubungan kita."
————————————-
5 tahun berlalu telah berlalu.
Tempat tinggal Tong Yue saat ini berada di sebuah desa yang damai, dan di desa ini pula Tong Yue bekerja menjadi guru. Setiap pulang mengajar, Tong Yue pasti akan menjemput anak laki-lakinya yang masih sekolah di playgroup.
"Jin Jin, apakah ada bunga merah hari ini?" tanya Tong Yue halus pada anaknya yang lucu.
Anak itu tersenyum, memberikan jawaban, "Ibu, tadi aku menyanyikan sebuah lagu dan menjadi juara pertama. Guru memberikan banyak bunga merah untukku."
"Kamu memang anak yang sangat pintar!" Tong Yue memegang kepala anaknya.
Tong Yue kemudian mengendarai motor listrik dan mengajak anaknya pulang.
"Kakak perempuan, kamu sudah pulang rupanya. Aku telah membelikan kentang goreng dan ayam goreng, makanan kesukaan Jin Jin."
"Paman baik sekali…." Tong Jin riang dan memeluk pamannya, lalu langsung menyantap kentang goreng itu.
Setelah Tong Yue meninggalkan Li Liunian lima tahun lalu, Nyonya Li langsung menghubunginya sekaligus berniat memulangkan Tong Xing.
Nyonya Li juga menepati janji satunya lagi, yaitu mengobati adik Tong Yue yang sedang sakit.
Tong Yue hamil dan merasakan kebahagian yang dahsyat. Bagaimanapun, tidak ada keraguan bagi Tong Yue untuk melahirkan anak yang sedang ia kandung, meski sempat berpikir, Nyonya Li akan melakukan hal jahat pada dirinya.
Saat Tong Yue tengah mengandung, ia pindah ke desa, dan tak lupa mengajak adiknya. Di desa ini Tong Xing bersekolah, mengambil jurusan tata boga selama dua tahun dan hari ini dia telah menjadi seorang koki di sebuah restoran.
Di desa ini pula Tong Jin diasuh dan dibesarkan, Tong Yue sendiri di masa itu bekerja sebagai guru les. Baru ketika Tong Jin memasuki sekolah Playgroup di tahun ini, Tong Yue melamar pekerjaan sebagai guru SD dan akhirnya diterima.