Chereads / Gosip Supermodel / Chapter 24 - Peringatan Dari Huo Shen

Chapter 24 - Peringatan Dari Huo Shen

Tubuh An Xiaowan gemetar, ia menggigit bibir bawahnya.

Tiba-tiba Huo Shen menempatkannya di pangkuannya. Tubuhnya tak bisa menjaga keseimbangan, dan ia tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk memeluknya.

Mata lelaki itu menampakkan sorotan kepuasan.

An Xiaowan sempat tercengang sebentar.

Seperti yang dikatakan Chen Yinian, ia memang menjadi simpanan orang.

Memangnya kenapa?

Meskipun ia mengerti bahwa harga diri tak bisa ditukar dengan biaya pengobatan Ayahnya, tapi ia tidak bisa membuatnya bertempur melawan musuh. Dan ia juga tidak bisa membuat dunia satu per satu kembali ke jalur yang benar.

An Xue masih tetap menjadi senior nomor satu di dunia model. Chen Yinian juga masih bahagia. Ayah masih harus berjuang untuk bernafas dengan peralatan. Dan Tu Yunlan masih menguasai bisnis keluarga An!

Lalu kecepatan mobil tiba-tiba mulai melambat.

Di luar jendela, tampak sebuah vila yang sudah familiar di mata An Xiaowan. Mereka sudah sampai di tempat tujuan.

Huo Shen tidak melepaskan An Xiaowan, dan langsung menggendongnya turun dari mobil dengan pakaian dan baju yang sudah berantakan. Kemudian ia segera masuk ke dalam vila.

Di belakangnya, Luo Te dan Kepala pelayan serta yang lainnya, mereka semua orang tercengang dan membisu.

Apakah Tuan Huo baru saja menggendong seorang perempuan masuk ke dalam?

"Iyaaa!! Bahkan baju perempuan itu tampak berantakan!"

"Tapi selama ini Tuan Huo tidak dekat dengan perempuan. Kalau begitu… . Apakah perlu kita laporkan pada Nyonya Besar?"

Kemudian Luo Te mengangkat sedikit alisnya. Senyum di wajahnya membuat ekspresinya tampak seperti seekor macan. "Nyonya besar sangat sibuk. Hal-hal yang terjadi di sini, tak perlu membuatnya terganggu."

Semua orang yang ada di sampingnya pun terkejut, dan dengan cepat menutup mulut.

"Benar, ucapan Asisten Luo Te memang benar."

...

Di dalam Vila, Huo Shen sudah menggendong An Xiaowan masuk ke kamar.

Huo Shen membantingnya di atas ranjang, kemudian menindihnya.

Ia merobek semua kain yang menutupi tubuhnya. Ia menatap tubuhnya dengan tatapan dalam. Tubuhnya tampak indah dan dipenuhi dengan bekas luka yang tampak seperti garis.

Bekas-bekas yang ada di tubuhnya sudah berhari-hari, namun masih belum hilang.

Pasti karena kulitnya yang terlalu lembut.

Perempuan yang sedang berada di bawah tubuhnya, memiliki tubuh yang langsing dan wajah yang cantik. Kulitnya yang putih seperti giok, tampak seperti kertas putih yang halus. Dan Huo Shen adalah orang yang akan melukis di kertas itu.

"Sudah tidak memberontak?" Tanya Huo Shen dengan suara rendah. Ucapannya terdengar penuh arti.

Jantung An Xiaowan berdegup sangat cepat karena ditatap seperti itu. Lengannya yang ramping, melingkar di leher Huo Shen. "Kalau manager Huo suka, aku juga bisa melanjutkannya."

Kemudian An Xiaowan tersenyum mempesona. Itu membuat api yang ada di mata Huo Shen menjadi semakin membara.

"Ha ha ha." Lelaki itu tertawa keras. Tiba-tiba tangan besar lelaki itu menyusuri tubuh An Xiaowan dengan seenaknya. "Pura-pura."

An Xiaowan menghembuskan nafas di samping telinganya, ia tampak mengikuti permainan ini. Ia menampakkan pesona yang samar.

"Tanpa beberapa cara, bagaimana bisa membuat manager Huo tertarik padaku?"

Senyumnya tampak dingin, sorotan matanya menampakkan rasa jijik. Suaranya yang serak dan memikat, terdengar menakutkan dan seakan membungkam An Xiaowan.

Tapi itu sama sekali tak bisa menutupi godaan An Xiaowan padanya.

Perempuan yang ada di bawahnya seperti seorang peri. Huo Shen sedang dikuasai oleh gairahnya, dan membuat darahnya mengalir dengan begitu cepat.

"Simpan caramu yang tidak berguna."

Lelaki dengan leher jenjang dan mata sipit itu tampak sangat berbahaya.

"Dan selesaikan masalahmu di masa lalumu yang kotor itu."

Ucapan itu adalah sebuah peringatan.

An Xiaowan pun menggigit bibir bawahnya.

Masa lalu… yang kotor.

Kemudian ia tertawa.

Apa yang dikatakan Huo Shen benar. Hal-hal di masa lalunya itu sangat kotor, hingga membuatnya tak berani memikirkannya lagi.

"Aku bisa. Aaa...." Ucap An Xiaowan lalu memejamkan matanya.