Olivia terdiam sejenak, menatap temannya.
Raut wajah Indira terlihat sangat menyedihkan dan memelas.
Bagaimana pun seseorang melihatnya, wanita paruh baya itu sepenuhnya tampak seperti seorang pengemis dibandingkan dengan seorang sosialita dengan status tinggi di Kota Jet.
"Sebaiknya kamu meninggalkan negara ini," akhirnya Olivia berkata, memberikan solusi yang menurutnya paling masuk akal saat ini.
Mendengar solusi yang diberikan oleh Olivia, Indira tercengang dibuatnya.
Seolah-olah, ia baru saja mendengar sebuah petir di siang bolong.
"A-apa kamu bilang? Me-meninggalkan negara ini?" Indira berkata dengan terbata-bata.
Detik itu juga, tubuhnya bergetar, semakin lama semakin hebat, saat ia tak kuasa lagi menahan air mata kekecawaan yang seketika itu pula tumpah ruah membanjiri wajah tuanya. Wanita paruh baya itu sama sekali tak memperhatikan imej-nya lagi.
"O-Olivia… Tolong, bantu keluarga kami, huhuhu…" Indira menangis dan tersedak.