"Sha! ada kecoa sha!" Teriak Sammy sambil berjalan mundur dari tempatnya. Ya, Sammy takut dengan kecoa.
"Aelah kak, sama kecoa aja takut" ejek Keysha jengah.
"Kon pisan kalek! Ambek laba-laba ae wedi!" Timpal Sendy sewot.
"Yee, terserah gue dong" celetuk Keysha kesal.
Keysha mengamati kecoa yang ada bawah kiri mejanya dan...
Keysha melompat ke meja yang ada didepannya sambil berteriak, "Kyaaa. Monyet bangsat babi bangke anjing! Kecoa mode terbang kutil onta!" Latah Keysha saat kecoa-nya ternyata kecoa terbang.
Semua yang ada disana tertawa terbahak-bahak akibat tingkah lucu Keysha. Keysha duduk lagi dengan mengerucutkan bibirnya.
"Ish! Sebel gue sama kalian"
"Jangan marah gitu dong" bujuk Ricard yang sedang berusaha meredamkan tawanya. Keysha membuang muka menatap jalanan.
"Ya.. marah. Yaudah ikut aku yuk sha" ajak Ricard.
"Kemana?" Tanya Keysha yang masih tetap menatap jalan.
"Atlantis. Mau?"
Keysha langsung menatap Ricard dengan tatapan berbinar-binar. Bibir Keysha mencetak senyuman yang manis. "Beneran? Tapi..."
Ricard mengerutkan keningnya ketika melihat Keysha yang menjadi suram. "Kenapa? Aku bayarin kok"
"Aku punya uang kali tapi kalo Ricard maksa ya, gak papa"
Ricard menggenggam tangan Keysha erat. "Yuk" Ricard membawa Keysha ke motornya.
Mereka akan menghabiskan waktu berdua hari ini. Ricard merasa senang saat Keysha memeluknya begitupun juga Keysha. Keysha merasa rasa senangnya saat ini agak berbeda dari biasanya entah karena apa.
"Makan dulu ya!" Teriak Ricard ditengah-tengah perjalanan mereka.
"Yuk-yuk! Keysha pengen semanggi Suroboyo"
"Makan nasi keysha! Keysha kan belum makan. Aku nggak mau ngeliat Keysha sakit!"
"Iya-iya Ricard! Aku mau makan soto ayam!"
"Oke berangkat"
Ricard membawa Keysha ke warung soto ayam langganan mereka.
Mereka memilih tempat duduk sebelum Keysha mengangkat tangannya dan berkata,
"Mang! Soto ayam dua sama es--"
"Teh hangat dua" sela Ricard memotong ucapan Keysha.
"Ish Ricaaaard!" Keysha mengerucutkan bibirnya sambil bersedekap dada.
"Apa?" Ricard melirik Keysha yang mengerucutkan bibirnya.
"Aku mau es teh"
"Nggak boleh! Sotonya panas jadi gak boleh minum minuman dingin. Nanti giginya rusak"
"Tapi--"
"Udah ih demi kebaikan Keysha juga! Aku nggak mau ngeliat Keysha sakit gigi yang sakitnya ngelebihi sakit hati"
Keysha tersenyum mendengar ucapan Ricard. "Ricard" panggil Keysha.
"Apa lagi?"
"Makasih ya"
Ricard mengerutkan keningnya. "Buat?"
"Semuanya!"
Ricard tersenyum. "Nih" Ricard menyodorkan sebuah beng-beng yang entah dari mana.
"Ricaaaard! Ricard kok tau kalo aku suka beng-beng?" Keysha langsung mengambilnya dan memakannya dengan lahan.
"Apa sih yang aku nggak tau tentang Keysha" ucap Ricard menggoda.
Tepat pada saat itu pesanan pun datang. Mereka makan dengan sesekali bercanda.
"Keysha kapan jadi Keysha yang dulu di Bekasi?" Tanya Ricard tiba-tiba.
Keysha yang sedang mengunyah soto pun langsung tersedak. Dengan cepat Ricard menyodorkan minuman.
"Kenapa tanya gitu?" Tanya Keysha.
"Nggak apa-apa tanya aja"
Keysha memandang bunga yang ada disamping belakang Ricard. "Aku berubah karena aku nggak mau keinget sama penyebab kematian kak Dicky"
Keysha memandang Ricard dengan tatapan sendu. "Sebenarnya aku capek, aku capek banget. Aku nggak punya siapa-siapa disini. Mama, papa, kak Diva, dan Keynan nggak ada yang sayang sama aku. Mama sama papa tambah benci sama aku karena anak kesayangannya meninggal dan itu semua karena aku"
Ricard menghapus air mata Keysha yang jatuh dengan lembut. "Semua bukan salah Keysha" ucap Ricard menenangkan.
"Tapi kalo aku nggak ikut tawuran itu... Kak Dicky masih ada di dunia ini sampai sekarang"
"Terus gimana Keynan?" Tanya Ricard sambil menaikkan alisnya.
Keysha diam.
"Semuanya udah jadi takdir Keysha. Kalo Keysha capek, peluk aku. Ambil tenagaku biar Keysha nggak capek" ucap Ricard dramatis.
Ricard tersenyum, "Udah jangan sedih gitu. Nih, biar gak sedih lagi" ucap Ricard sambil menyodorkan sebungkus beng-beng lagi.
Keysha langsung mengambilnya dan tersenyum. "Ricard bawa beng-beng berapa?"
"Cuma dua"
Keysha mengangguk dan menatap Ricard.
"Kenapa?" Tanya Ricard.
"Katanya ke Atlantis" ucap Keysha sambil meminum teh hangatnya.
Ricard tertawa kecil.
"Yuk" Ricard berdiri sambil mengeluarkan dompetnya dan menaruh uang sotonya dibawah mangkuk. "Makasih, mang" ucap Ricard.
"Iya den, makasih kembali" ucap bapak penjual soto.
Keysha naik di motor Ricard setelah motor itu berbalik.
Diperjalanan, Keysha memakan beng-beng yang diberikan Ricard. Kesedihannya mulai berkurang dan Keysha tersenyum senang.
Mereka melalui perjalanan yang tidak terlalu jauh. Setelah sampai, Ricard dan Keysha yang begitu antusias langsung memasuki Atlantis setelah membeli tiket.
"Keysha mau main apa dulu?" Tanya Ricard ketika mereka sudah memasuki Atlantis.
"Ke patung lilin dulu yuk" ucap Keysha sambil menarik tangan Ricard.
Di ruangan itu banyak patung yang mirip manusia. Bahkan ketika Keysha menyentuh jari salah satu patung pun sama seperti jari manusia.
Keysha jadi takut sendiri dibuatnya. Keysha takut kalo patung itu hidup. Keysha banyak meminta Ricard untuk memfoto dirinya. Ricard pun tersenyum ketika melihat banyak hasil foto Keysha dihandphone nya.
"Eh, Ricard! Aku pengen jadi kayak patung ilmuwan yang tadi loh. Meneliti sesuatu gituu" curhat Keysha.
Ricard tersenyum sambil memandangi wajah Keysha. "Sha, kamu adalah alasan untuk aku bisa bertahan hidup lebih lama"
"Kita mau kemana lagi sha?" Tanya Ricard.
"Istana es!" Keysha langsung berlari untuk mengantri ke istana es begitupun dengan Ricard yang mengikutinya.
Antrian yang begitu panjang akhirnya terselesaikan oleh dua insan itu. Keysha begitu antusias saat memasuki istana es yang dingin.
"Ricard. Dingin banget tau nggak" ucap Keysha sambil mengusap-usap tangannya ketika mereka telah masuk ke istana es.
Ricard mencopot jaketnya dan memakaikannya pada Keysha sambil berbicara, "Gini aja udah kedinginan, sok-sokan mau coba main salju lagi"
"Emang salah kalo aku pengen coba main salju?"
"Nggak juga. Lagian disini emang ada salju?"
"Aku pengennya itu ke Paris!" Seru Keysha.
"Nggak ke Korea aja? Biasanya cewek-cewek nge-gebet banget mau ke Korea biar bisa ketemu sama idola mereka"
"Aku nggak nge-fans sama mereka" jelas Keysha.
"Kenapa?"
"Nggak tau. Tapi ric, ini beneran dingin loh" ucap Keysha sambil menggigit bibir bawahnya.
Ricard langsung memeluk Keysha. Keysha kaget atas tindakan Ricard tapi Keysha merasa hangat dan nyaman saat Ricard memeluknya.
Perlahan Keysha membalas pelukan Ricard dan menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Ricard. Ricard tersenyum melihat respon Keysha.
"Masih dingin?" Tanya Ricard.
Keysha menggeleng tanda tidak.
Perlahan Ricard melepaskan pelukannya. "Yaudah sekarang mau kemana lagi?"
"Misteri Atlantis yok"
Ricard menatap mata Keysha tidak yakin. "Yakin?" Tanya Ricard memastikan.
"Ya kalo takut kan ada Ricard" ucap Keysha sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Ricard tersenyum. Perlahan jari-jarinya menyelip di jari-jari tangan Keysha. Ricard pun lebih melebarkan senyumnya ketika Keysha tak menolak.
Mereka menuju ke misteri Atlantis. Misteri Atlantis sama dengan rumah hantu pada umunya.
Mereka akhirnya memasuki misteri Atlantis dengan kereta yang sudah disediakan.
Dalam perjalanan mengelilingi misteri Atlantis, Keysha memeluk Ricard dengan kencang. Rasa nyaman itu muncul lagi ketika memeluk Ricard.
Akhirnya mereka berdua keluar dengan Keysha yang menutup matanya sedari tadi.
"Mau wahana?" Tanya Ricard saat Keysha sudah melepas pelukannya.
Keysha menatap Ricard yang ada disampingnya dan mengangguk antusias. "Roller coaster"
Mereka pun menaiki roller coaster paling depan. Keysha berteriak sekencang-kencangnya agar mengurangi rasa sedihnya begitupun dengan Ricard.
Setelah menaiki wahana itu, Ricard mengajak Keysha untuk istirahat sejenak.
"Ricard" panggil Keysha saat mereka duduk di salah satu kursi.
Ricard menatap Keysha sambil menaikan alisnya. "Kenapa? Mau main apalagi?"
"Muka Ricard kok pucat?" Tanya Keysha sambil memiringkan kepalanya.
Ricard mengalihkan pandangannya dan tersenyum. "Cuma kecapekan aja"
"Ricard, aku mau tidur bentar ya, nanti bangunin. Aku capek" ucap Keysha sambil menenggelamkan kepalanya di atas lengannya yang ada diatas meja.
Tidak lama kemudian, Keysha mulai memasuki alam mimpinya.
Ricard tersenyum melihat wajah damai Keysha. "Aku juga cepek sha. Bahkan sangat capek. Mama sama papa nggak pernah pulang, mereka sibuk dengan pekerjaan mereka. Aku nggak mau uang, aku cuma butuh mereka disisa-sisa umurku. Aku pengen bahagia disisa kehidupanku ini sha" gumam Ricard.
Ricard mengalihkan pandangannya dan tersenyum kecut. "Bahkan mereka nggak tau kalo aku punya penyakit. Aku sengaja nggak ngasih tau mereka sha. Aku juga minta ke kak Ricardo agar nggak ngasih tau penyakitku ke siapapun termasuk kamu, Keysha"
Ricard memandang Keysha lagi sambil memegangi perutnya yang sakit. Wajah Ricard tampak lebih pucat.
Ricard menggigit bibirnya agar bisa menahan rasa sakitnya itu. Ricard lupa tak membawa obat. Ricard mengambil handphonenya dan menelpon kakaknya.
"Hallo Ricard, ada apa? Kakak lagi ada meeting nih"
Ricard menghela nafasnya dan Ricard meremas perutnya yang semakin sakit.
"Card?"
"Sakit... Gue lupa bawa obat" ucap Ricard lirih sambil meringis kesakitan.
Orang diseberang sana tampak panik. Orang itu mengambil tasnya dan meninggalkan ruang meeting. Sebelum itu, orang itu meminta maaf pada kliennya.
"Kamu dimana card?! Jawab cepat! Kakak mau kesana!"
Ricard menghela nafas lelah. "Gue nggak kuat kak. Kayaknya sekarang waktunya gue untuk pergi deh. Gue udah bahagia kak" Ricard memandang wajah damai Keysha.
"Kamu dimana?! Tahan sebentar! Jangan ngomong kayak gitu! Kamu pasti sembuh Ricard!" Ucap orang itu emosi.
"Atlantis. Gue capek kak"
Ricard langsung mematikan teleponnya.
"Sha" Ricard menggoyangkan bahu Keysha dengan pelan.
Keysha yang dipanggil pun langsung bangun. "Kenapa ric? Mau pulang ya?" Keysha langsung berdiri sambil mengucek matanya.
Ricard mengangguk. "Tapi tunggu kak Ardo ya"
Keysha mengerutkan keningnya. "Emang kenapa? Kita kan naik motor"
"Motorku dibawa orang suruhan kak Ardo" ucap Ricard berbohong.
"Yaudah yuk tunggu didepan"
Keysha dan Ricard berjalan keluar. Dengan sekuat tenaga Ricard menahan sakit diperutnya. Tak lupa Ricard menggigit bibirnya agar tak terlihat pucat.
"Duduk sini dulu aja sha" Ricard sudah duduk terlebih dahulu disalah satu kursi yang tersedia karena tidak kuat berdiri lagi.
Keysha pun duduk disamping Ricard sambik sesekali menguap.
"Keysha masih ngantuk? Tidur dulu gih. Nanti aku bangunin kalo kak Ricardo udah dateng" ucap Ricard seraya tersenyum.
Keysha pun menyenderkan kepalanya ke bahu Ricard dan tertidur tidak lama kemudian.
Melihat Keysha yang sudah tertidur, Ricard langsung meringis ketika perutnya semakin sakit. Ricard sudah lelah. Perlahan Ricard memejamkan matanya.
"Ricard!" Teriak seseorang yang datang sambil berlari.
Orang itu berlari kearah Ricard sambil berteriak, "Jangan tidur!"
Ricard tersenyum. "Gue capek kak" gumam Ricard.
Perlahan, mata Ricard terpejam sempurna.
Ardo mengangkat tubuh Keysha ke mobil yang baru saja sampai mengejarnya sebelum mengangkat tubuh Ricard dibantu dengan bodyguardnya.
Ardo melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sakit terdekat.