Fera keluar dari kamar seharian penuh, rasanya membosankan, apalagi mertuanya ada di rumah. Masa ia tidak tahu diri,sih, sudah menikah masih sembunyi di kolong selimut.
Ibu mertuanya sedang di dapur memasak sesuatu mungkin untuk makan siang. Sedangkan ayah mertuanya menonton televisi. Ia pun mencoba menghampiri ibu mertua itu. Soalnya ia pun tidak pernah ke dapur, karena yang sering ke dapur itu suaminya.
"Siang, Ma?" sapa Fera jarang-jarang ia menyapa orang lebih tua.
Hana menoleh sedang mengadu kuah gulai di kompor gas. "Sudah bangun? Nyenyak tidurmu hari ini?" sambut Hana ramah kepada menantunya.
"Ehm ... lumayan, Mama sedang buat apa? Sepertinya lezat." Fera berbasa-basi menanyakan apa yang di masak oleh ibu mertuanya.
Mengambil hati ibu mertua yang diutamakan adalah bertanya baik-baik, kalau misalkan Hana mengomel harus siap menerima risiko sebagai menantu. Mungkin dengan cara ini ia bisa menjadi istri yang baik.