Mencintai tapi tak berbalas itu menyakitkan. Apalagi seolah-olah dicintai dan diberi harapan palsu, jauh lebih menyakitkan. Itu yang dirasakan Fadhil saat ini. Perang dengan batinnya. Cinta yang terlanjur mengakar sejak kecil kini seakan dicabut paksa oleh Aqila. Sakit. Hanya itu yang dirasakan Fadhil. Tapi tak ada yang bisa dia lakukan.
Fadhil memilih pulang dan meninggalkan Aqila bukan tanpa alasan. Dia ingin menenangkan diri usai semua yang tadi dia baca di buku harian Aqila. Lancang memang. Tapi jika tidak membacanya, mungkin dia tidak akan tahu kalau Aqila menaruh hati pada laki-laki yang sudah dia anggap seperti abang sendiri.
'Aqila, ternyata kamu tidak bisa berubah. Dan mungkin tidak akan berubah.' Fadhil tersenyum kecut. Pengorbanan yang dia lakukan ternyata hanya sia-sia. Dan selalu menjadi orang yang terabaikan oleh Aqila.