Berhari-hari Rara menunggu kepastian dari Yusra. Tapi laki-laki itu bagai hilang ditelan bumi. Rara yang tadinya pasrah menunggu jadi kesal. Karena Yusra seperti menggantung hidupnya. Hari ini tepat satu bulan setelah kedatangan orangtua Yusra ke rumahnya. Bukan waktu yang sebentar untuk menunggu kepastian Yusra akan menikahinya atau tidak.
Akhirnya Rara memberanikan diri menelpon Anggi dan meminta tolong pada sahabatnya itu untuk menanyakan kepastian sikap Yusra. Kalau Yusra tidak jadi meminangnya pun tak apa. Setidaknya Rara ada jawaban pasti dan tak perlu menunggu lagi.
"Astaghfirullah, Ra. Aku kira Pak Yusra sudah menemuimu. Apa kamu tidak coba menghubungi dia?" tanya Anggi pada sebuah sambungan telepon.
"Tidak Mbak. Aku menunggunya saja. Aku tidak berani menghubunginya lebih dulu. Takut dikira ngejar-ngejar dia. Sekali lagi tolong ya Mbak. Kalau ketemu Pak Yusra tanyakan padanya dia mau membatalkan proses ta'aruf kami atau bagaimana." jawab Rara.
