Dengan perasaan iba, Rahmat menerima panggilan Hanin yang berkali-kali meneleponnya.
"Pak Rahmat, apa pak Hasta ada? ponselnya aku hubungi tidak bisa pak, sepertinya mati." ucap Hanin dengan suara sedih di sana.
"Den Hasta, pagi-pagi sudah berangkat Non. Dan memang ponselnya ketinggalan di kamar. Nanti kalau sudah pulang saya sampaikan ya Non." jawab Rahmat yang terpaksa berbohong agar Hanin tidak kecewa.
"Semuanya baik-baik saja kan pak?" tanya Hanin setelah perasaan gelisah.
"Baik-baik saja Non, Non Hanin jangan kuatir." jawab Rahmat lagi yang sebenarnya kasihan pada Hasta dan Hanin.
"Syukurlah pak Rahmat kalau semuanya baik-baik saja. Karena aku berpikir pak Hasta ada marah padaku pak." ucap Hanin dengan suara yang terbata-bata menahan tangis.
"Tidak Non, jangan berpikir seperti itu. Den Hasta sangat menyayangi Non Hanin dengan tulus." ucap Rahmat ikut merasakan kesedihan Hanin.