Berbeda dengan kelas lain, pemilihan ketua Kelas 1-F diadakan satu bulan setelah mereka masuk sekolah. Sebelumnya, semua anak bergiliran jadi ketua kelas setiap hari. Aku sengaja menerapkan sistem ini. Tidak ada alasan khusus, aku hanya iseng mencobanya.
Empat orang murid sedang mengangkat tangan: Roman, Hide, Sera dan Akemi. Mereka mengangkat tangan untuk mencalonkan diri. Roman dan Sera tersenyum, wajah mereka menunjukkan rasa percaya diri. Sepertinya, mereka memang cocok dengan pekerjaan ini. Sedangkan Hide dan Akemi, mengangkat tangan tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Wajah mereka datar.
"Baiklah, kalian berempat silakan maju ke depan. Sampaikan Visi-Misi kalian." Aku mengisyaratkan mereka untuk maju.
Empat murid yang mencalonkan diri mulai melangkah maju meninggalkan bangkunya. Dimulai dari Roman, mereka berempat berpidato menyampaikan Visi-Misinya masing-masing.
Dari keempat murid yang mencalonkan, sebenarnya aku berharap Hide lah yang akan terpilih. Aura kepemimpinannya terasa jelas olehku. Walau dia terlihat kurang akrab dengan murid lain, tapi kharismanya tidak dapat disembunyikan. Meski begitu, bagaimanapun hasilnya nanti, aku yakin itulah yang terbaik.
Keempat calon telah selesai berpidato. Roman dan Sera yang tadi terlihat percaya diri malah terbata-bata saat berpidato. Pidatonya Hide lebih buruk, dia berpidato seadanya, tanpa visi-misi yang jelas, dia hanya mengeluarkan apa yang ada dipikirannya. Itu pun di jelaskan tanpa ekspresi. Pidatonya Akemi yang paling bagus menurutku, Visi-Misi ke depannya sudah sangat jelas. Ide-idenya juga menginspirasi dan out of the box.
Kelas begitu ramai, ini sudah seperti pemilihan presiden saja. Akhirnya voting pun dimulai. Dua belas murid yang hadir akan memberikan hak suaranya masing-masing.
Dipikirkan bagaimanapun juga, pasti Akemi lah yang akan terpilih. Selain murid yang paling populer di kelas, pidatonya juga sangat bagus. Namun, entah apa yang ada di pikiran anak-anak. Akemi ternyata gagal terpilih.
Hasil voting sudah keluar. Berikut ini hasilnya:
Roman: 5 Suara
Sera: 5 Suara
Hide: 2 Suara
Akemi: 0 Suara
Aku sedikit kaget ketika melihat hasil voting. Akemi bahkan tidak dapat satu suara pun. Hide yang pidatonya buruk malah dapat 2 suara. Sepertinya, beberapa anak memang menyadari aura kepemimpinan Hide.
Walau tidak mendapat satu suara pun, Akemi tidak tampak bersedih. Wajahnya masih seperti biasa. Sedangkan Hide terlihat agak kecewa.
Karena hasil voting Roman dan Sera sama, aku memutuskan untuk melanjutkan pemilihan ke tahap berikutnya. Hide dan Akemi sudah tersingkir. Sekarang calon tinggal Roman dan Sera. Tahap berikutnya adalah sesi tanya jawab dengan calon ketua.
"Baiklah, karena hasil voting Roman dan Sera sama besar, kita lanjut ke sesi tanya jawab. Hide dan Akemi silakan kembali ke bangku masing-masing," kataku, mengisyaratkan mereka untuk kembali.
Akemi dan Hide sudah kembali duduk. Anak-anak siap melontarkan berbagai pertanyaan. Roman dan Sera terlihat tegang, wajah mereka tampak sangat serius.
"Yang ingin bertanya pada calon ketua, silakan angkat tangan!"
Shuu yang pertama kali bertanya, dia mengangkat tangannya. "Roman dan Sera. Menurut kalian mana yang lebih dulu ada, Ayam atau Telur?"
"Menurutku Ayam yang lebih dulu ada, karena dulu Ayam adalah dinosaurus jenis unggas yang besar dan berevolusi secara terus-menerus hingga ukurannya menjadi sekecil sekarang, hingga akhirnya disebut Ayam. Telur ayam ada setelah dinosaurus jenis unggas berevolusi menjadi Ayam. Jadi, Ayam lah yang lebih dulu ada." Sera menjelaskan.
"Tidak Sera, menurutku lebih dulu ada telur. Dulu dinosaurus jenis unggas mengeluarkan telur, tetapi tidak ada yang mengeraminya sama sekali sampai mereka punah. Karena adanya perkembangan zaman, telur dinosaurus jadi mengecil, hingga akhirnya menetas sendiri, dan keluarlah Ayam. Jadi, telur lah yang lebih dulu ada, baru Ayam." Roman membantah argumen Sera.
Aku tidak habis pikir. Mereka malah menjawab pertanyaan konyol itu. Roman dan Sera bahkan sampai mendebatkannya. Maksudku, ngapain nanya sejarah Telur dan Ayam di acara pemilihan ketua kelas?
"Pertanyaan berikutnya," kataku setelah menghentikan perdebatan Roman dan Sera.
Kali ini Hoshi yang bertanya.
"Ini pertanyaan yang sangat penting. Tolong kalian jawab dengan serius," ucap Hoshi setelah mengangkat tangannya. Wajah Hoshi tampak serius. "Menurut kalian berapa persen kemungkinan aku untuk bisa mendapatkan Akemi?"
Krik krik krik.
Kelas hening. Akemi tidak berekspresi. Wajah Hoshi masih serius.
*Pletak!
Nana memukul kepala Hoshi.
"Dasar Hentai! Kalo nanya yang serius!" bentak Nana.
"Aku serius!!" Hoshi memegangi kepalanya yang kesakitan.
"Kemungkinannya 90%. Kamu orang yang jujur dan bisa diandalkan. Akemi menyukai orang yang seperti itu."
Sera sedikit menahan tawa ketika menjawab pertanyaan itu. Ia sengaja berbohong, agar Hoshi mau memilihnya.
"Mustahil. Akemi tidak suka cowok botak!" Roman malah menjawab terlalu jujur.
"Woy!!!" Hoshi tersinggung.
Hoshi bertengkar dengan Roman. Namun, mereka kembali akur setelah Maggiana melempar tatapan tajam pada mereka berdua.
Setelah itu sesi tanya jawab kembali dimulai. Semua murid menanyakan hal-hal yang konyol. Pertanyaan mereka tidak ada yang berhubungan dengan tugas seorang ketua kelas sama sekali. Sungguh, kelas ini benar-benar kelas yang Subarashii (Luar Biasa).
Setelah sesi tanya jawab selesai, voting kembali dilakukan. Hasilnya kembali berimbang. Berikut ini hasilnya:
Roman: 7 Suara
Sera: 7 Suara
Karena jumlah vote mereka masih sama, aku terpaksa meminta kedua calon untuk mendiskusikan sendiri. Akhirnya Sera yang mengalah. Roman yang jadi ketua, Sera jadi wakilnya. Acara pemilihan ketua kelas akhirnya selesai. Anak-anak kembali duduk dengan tenang.
Aku masih agak penasaran, kenapa Akemi yang begitu hebat malah tidak terpilih. Akhirnya aku iseng menanyakannya kepada Ota. Dia kemudian menjawab.
"Kami sekelas sudah sepakat untuk tidak memilih Akemi. Dia lebih pantas menjadi seorang Ketua OSIS," ucap Ota dengan tersenyum.