"Perusahaan X"
"Ellena, apakah aku kurang berjuang
untukmu!! apakah aku sungguh tak bisa mempertahankan hubungan kita…" gumam
Robert yang sedang duduk termenung di dalam sebuah ruangan kerjanya.
Robert sangat mencintai Ellena, namun
kenyataan pahit bahwa orang tuanya tak menyetujui hubungan tersebut pun membuat
Robert cukup dilema. Terutama sang ibu yang sangat kekeh tidak menyetujui hubungan keduanya.
Robert mencoba untuk mencari jalan
keluar terbaik bagi hubungannya bersama Ellena.
Mengambilkan sebuah ponsel, mencoba
untuk mengirimkan sebuah pesan pada sang wanita pujaannya.
"Kenapa tidak masuk-masuk! apa sudah
berganti nomor??" gumam Robert yang mencoba untuk menghubungi Ellena.
Tok tok tok…
"Permisi pak Robert Lee, hari ini kita
akan mengadak rapat penting di sebuah perusahaan S," ujar seorang asisten
Robert.
"Oke, tolong siapakan mobil!" ujar
Robert yang sedang merapikan iPadnya.
Sesaat dalam perjalanan…
Pak Robert, mungkin pertemuan hari ini
akan memakan waktu yang lama, jadi kita akan makan siang terlebih dahulu di
hall samping aula.
"Iya, silakan saja." Jawab Robert dengan
singkat, sambil terus memikirkan Ellena.
Sepanjang rapat berlangsung, Robert
terus teringat akan sosok Ellena. Bayangan wanita tersebut tak pernah peri dari benaknya, namun keadaan maupun konsisi saat ini sungguh tak memungkinkan bagi mereka.
"Perusahaan S"
Ellena terlihat begitu sibuk dan fokus dengan pekerjaannya.
"Ellena, hari ini saya ingin kamu lembur dulu. Karena ada banyak berkas-berkas yang harus dikerjakan." Ujar Max sambil
berjalan menuju meja kerja Ell.
Disebuah ruangan pimpinan perusahaan S
tersebut, Ellena yang merupaka seorang sekretaris pun berada didalam ruangan
yang sama dan hanya dibatasi penyekat ruangan.
Waktu menunjukkan pukul. 21:35 wib.
Argh… akhirnya selesai juga! gumam Ell
sembari merenggakan otot tubuhnya, setelah duduk selama seharian hingga malam hari untuk menyelesaikan tugas pekerjaan dari sang pimpinan, yaitu Maxwell Diego.
"Ell, jika sudah selesai tolong membereskan barang-barang, tolong ke temui aku di samping loby." Ujar Max yang melangkah keluar ruangannya dan menuju loby utama.
Selesai memebereskan barang-barangnya,
Ell pun menuju lokasi yang telah di minta oleh Max.
Pak Max… sapa Ell yang baru saja tiba di
samping sebuah loby gedung kantornya.
"Oke, kita berangkat sekarang.." ujar Max sembari menekan tombol kunci mobilnya.
Kita mau pergi kemana pak? tanya Ell
dengan heran.
"Kita akan makan malam dulu, kamu lelah
seharian penuh hingga malam Ell." Ujar Max yang penuh perhatian tersebut.
Ah, tidak perlu pak! saya tidak nyaman jika para pegawai kantor lainnya mencurigai kita. Ujar Ell sembari memandangi Max.
"Biarkan saja, lagi pula kita masih sama-sama sendiri!" tukas Max sambil menyeringai.
Tapi bagaimana pun juga aku adalah bawahan bapak! tukas Ell balik.
"Yes, I know that. Tapi sorry to say Ellena, aku tidak bisa mengikuti pernyataanmu barusan!"
Hmmpp… pak Max, saya hanya heran kenapa
anda selalu memperlakukans saya seperti ini.
"Kamu akan segera tahu Ell, dan aku Maxwell Diego akan selalu berada disampingmu…" ujar Max dengan penuh percaya diri.
Apa maksud bapak? jika para rekan-rekan
mencurigaiku, apa yang akan bapak lakukn??
"Yah kita wujudkan saja apa yang mereka
curigai. Gampang kan!!"
Tapi itu tidak semudah itu pak…
"Kenapa Ellena, apakah kamu sangat tidak
menyukaiku??" ujar Max.
Bukan seperti itu pak, hanya saja saya
sangat lelah malam ini… ujar Ell sembari
menyenderkan dirinya di kursi mobil milik Max.
"maafkan aku Ell, tapi aku kurang suka
kalau kamu memanggilku pak saat kita diluar kantor."
Lalu aku harus panggil apa??
"Up to you, tapi please jangan bapak
juga yah…"
Keesokan harinya…
Drrrtttt… "Ellena, hari ini kamu tidak perlu masuk kerja, dan aku tidak akan memotong gajimu mau pun bonusmu. Istrahatlah.." Pak Boss Maxwell D.
Hmmp, yasudah aku akan istrahat total
hari ini.
Sepanjang hari Ell terus tertidur karena
. kelelahan dengan semua pekerjaannya.
Drrrttt… "panggilan masuk…."
Nomor baru!! siapa ini? gumam Ell saat melihat layar ponselnya, dan mencoba mengangkat.
Hallo, dengan saya Ellena…-- sejenak Ellena terdiam saat mendengar suara yang sedang berbicara dengannya dibalik telepon tersebut.
"Ellena, sekarang aku ada di depan pintu
apartemenmu.." bippp panggilang berakhir.
Bang Robert!! apa yang bang Robert lakukan!!
Ell bergegas menuju pintu dan membukakan
pintu, ternyata benar seseorang yang berdiri di balik pintu apartemennya ialah Robert.
Seketika itu juga Ellena tak mengatakan
sepatah kata dan hanya berdiri terdiam kaku, saat melihat sosok pria pujaan hatinya kini berdiri dihadapannya dengan senyuman sendu.
"Ellena, bolehkan abang masuk??" tanya
Robert dengan nada lembut dansedikit ada rasa canggung diantara keduanya.
Iyaa.. jawab Sunny, sembari mempersilakan Robert masuk.
Silakan duduk bang, aku akan ambilkan
minuman..---
Robert maraih tangan Sunny, lalu mendekapnya dengan pelukan yang erat.
"Ellena, aku sangat merindukanmu.." bisik Robert tepat didaun telinga Ell.
Hembusan napas tersengal-sengan Robert
memenuhi kepala Ellena, sehingga membuatnya tak mampu berpikir dengan jernih.
Bang Robert a.. aku…--- Sunny tak mampu
berkata-kala lagi dan berusaha menahan hatinya yang saat ini sulit untuk dijelaskan entah apa yang ia rasakan.
"Ellena…" Robert membalikkan Ell kehadapannya, dan membelai lembut wajah cantik Ell.
"Aku mencintaimu Ell" ujar Robert dengan
wajah sendunya.
Bang Robert, kita tidak bisa seperti ini!! Ellena berusaha melepaskan pelukan Robert pada dirinya.
"Kenapa sayang? kamu sudah tak mau lagi
bersamaku!!" Robert enggan melepaskan pelukannya.
Bang Robert, tapi..—Ell sangat ingin
memberitahukan pada Robert, tentang apa yang telah ibu Robert lakukan padanya.
Namun, kata-katanya tertahan hanya sebatas dipikirannya. Ell tak ingin melihat hubungan keluarga Lee menjadi retak karena kehadiran dirinya.
"Kenapa? kamu tidak menjelaskan apa-apa
lagikan?" Robert mengenggam wajah Ell dengan kedua tangannya yang besar tersebut.
Bang Robert, lepaskan aku! kita tidak
mungkin bersama… ucap Ell dengan nada lirih.
"Kenapa Ell, apa kamu tidak ingin hidup
bersamaku??" tanya Robert kembali.
Aku sangat ingin hidup bersama abang,
tapi keluarga abang tidak menyukaiku bang!! tukas Ell dengan nada semakin lirih.
"Ellena, maafkan abang yah…
Abang memang kurang berjuang, sehingga
membuatmu seperti ini. Maafkan aku," ujar Robert sembari menyenderkan kepalanya
di bahu Ell.
Bang Robert, sudahlah bang…
"Tidak bisa Ellena, kamu pikir aku akan menyerah dengan hubungan ini!!" tukas Robert dengan nada sedikit membentak.
Lalu abang akan menjadi anak durhaka
hanya karena aku?? tidak bang, aku tidak sanggup!! ujar Ell dengan air matanya
yang sudah mulai membanjiri pipi polosnya.
"Ellena, kumohon berjuanglah bersamaku
sayang! aku akan kuat jika ada seseorang yang menopangku." Ujar Robert dengan nada
lirih pula.
Maafkan aku bang, aku tidak bisa…
"jadi kamu memang sangat ingin aku menikahi Merry?? oke aku akan nikahi Mery biar kamu puas??" tukas Robert dengan
nada sedikit mmebentak.
Tidak bang Robert, aku sangat mencintai abang tapi.
"Tapi apa?? perjuanganmu sampai disini
saja kan??" tukas Robert lalu beranjak pergi dengan hati penuh kehampaan.
Sementara Robert pergi meninggalkan
apartemen kediaman Ell, Ell hanya bissa terus terisak dan tersandar di lantai
apartemennya.
Maafkan aku bang Robert, aku sudah cukup
menderita dan terhina atas perlakuan keluarga abang. Aku pun tidak bisa
mengatakan secara jujur aats apa yang mama abang perbuat, aku hanya takut
abangmenjadi lebih berpihak padaku…
Lirih hati Ellena, niatnya hanya ingin Robert tetap menjadi sosok anak yang bebakti, walau Ellena lah yang harus menanggung luka tersebut.
Pict bonus, sekedar penambah imajinasi