Bibir Zabina pasti akan menyentuh botol wine kalau saja Aaric tak langsung merebut botol itu dari tangan Zabina.
"Aaric!"
Aaric menoleh ke arah Zabina dengan enteng. "Kau wanita, tak pantas seorang wanita minum minuman keras langsung dari potongannya seperti itu. Jaga sikapmu"
"Memangnya kenapa? Toh tak ada orang lain disini, hanya ada kalian berdua saja. Kenapa aku harus menjaga sikapku?"
Aaric mengeraskan rahangnya. "Kami berdua adalah orang lain itu, jadi kau harus tetap menjaga sikapmu!"
Abby terkekeh melihat pertengkaran adiknya dan wanita asal Ukraina yang berada di hadapannya. "Kalian lucu bertengkar seperti itu, mirip sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara."
"Kakak!"
"Tuan"
Tawa Abby semakin keras saat mendengar adiknya dan Zabina bicara secara bersamaan. "Kan apa aku bilang, kalian benar-benar kompak sekali. Sepertinya setelah proyek kerjasama kita berakhir kalian bisa menjalin hubungan haha."