Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 144 - Wips bumi

Chapter 144 - Wips bumi

Nirvana tercengang melihat porsi makan Rock. Kendati demikian, semua pakan yang dibeli tak dapat dihabiskan dalam satu waktu.

"Sepertinya aku tidak bisa makan semuanya. Simpan dengan benar, nanti aku memakannya lagi kalau lapar," kata Rock.

Nirvana baru saja mendengarkan kisah dari Rock.

"Kamu lahir di enchantress forest? Lantas, kalian disebut apa? Para gorila dengan sisik batu disebut dengan apa?" Tanya Nirvana.

"Sebenarnya aku unik. Hanya aku seorang, diantara kaum ku yang punya sisik batu," jawab Rock.

"Kaum mu bisa bahasa manusia? Kalian para gorila yang dapat berbahasa manusia, disebut apa? Kalau kalian tidak punya nama pengelompokan, aku akan sebut kalian satwa ghaib yang bisa bicara saja," tukas Nirvana.

"Baiklah dengar!"

Dari sini, Rock akan lebih banyak bercerita.

"Sejak lahir aku adalah gorila yang berbulu abu-abu. Ada juga gorila dengan bulu putih di kampung halamanku. Sejak kecil aku masih seperti yang lainnya. Ketika aku beranjak dewasa keanehan terjadi. Buluku rontok, aku mulai botak. Setelah kerontokan bulu, tumbuh sisik batu di kulitku. Aku masih memahami bahasa satwa, tetapi apapun yang aku ucapkan selalu menjadi bahasa manusia. Aku pun mulai dijauhi kaumku. Aku mulai membaur dengan manusia karena bahasa ku berubah menjadi seperti bahasa manusia."

Begitulah Rock menceritakan asal usul nya. Diantara sisik batu pada wajahnya, hanya rahang dan pipi bagian yang tidak seperti sisik. Itu seperti topeng utuh. Tubuhnya memang berpostur mirip gorila, kepalanya mirip kepala gollem.

"Menarik," gumam Nirvana.

"Salah satu teman ku berkata, ada cahaya hijau mengikuti ku. Itulah hari dimana aku akan berubah menjadi seperti sekarang," Rock menjelaskan.

"Jangan-jangan--"

"...."

Nirvana terkejut, Rock menatap dengan datar karena Nirvana tak kunjung menyelesaikan kalimat.

"Aku pukul nih!" Rock kesal karena dibuat penasaran dengan lanjutan kalimat.

"Jangan-jangan kamu inang dari elemental spirit tertinggi," ujar Nirvana.

Menurut dugaan Nirvana, Rock merupak inang dari roh bumi. Sementara roh api yang Nirvana ketahui, yaitu Salamander.

"Aku lupa namaku. Tapi semenjak fisikku bersisik batu, aku merasa namaku Rock. Tiba-tiba ingatanku berkata bahwa, namaku Rock!'

Sama halnya seperti roh api yang membuat inangnya dijuluki sebagai Salamander, roh bumi menjuluki inangnya sebagai the Rock.

"Ngomong-ngomong, setelah ini, dimana kamu akan tinggal?" Tanya Nirvana.

"Aku tidak tahu," jawab Rock.

"Tinggal disini, tempat yang sama denganku." Nirvana memberikan usulan.

"Jangan-jangan, kamu ini seperti manusia yang pernah kutemui sebelumnya. Kamu seperti mereka yang ingin menjadikan ku satwa peliharaan?" Ekspresi Rock agak sedikit serius.

"Bukan," sanggah Nirvana.

"Tapi dengan begitu aku dapat makanan dan tempat tinggal kan," kata Rock.

"Serterah." Nirvana menghela napasnya.

Satu hal yang Nirvana yakini, ia mendapat satu sekutu yang sangat kuat. Sang tanker sejati.

***

Perspektif berpindah pada Isyana. Berada di kafetaria sekolah, waktu menunjukkan tengah hari. Namun berada di penghujung jam makan siang. Kebanyakan murid atau staf sudah selesai dengan makan siang. Mereka mulai kembali kepada rutinitasnya. Kecuali Isyana yang duduk disana.

Bahkan cangkirnya sudah kosong.

"Sedang menunggu seseorang?" Pelayan kafetaria menegur sapa.

"Boleh pesan kopi lagi?" Isyana sesekali menatap jam dinding nan besar itu.

"Lagi?"

"Iya, aku suka kafein."

"Ok, tunggu."

Pelayan kafetaria itu mengambil cangkir kotor untuk dicuci. Kertas pesanan juga diambil tuk dibawa menuju kopi barista.

Orang yang ditunggu tak kunjung datang.

Hingga pelayan kembali membawa pesanan.

"Pesanannya."

Cangkir kopi ditaruh, masih beruap. Dan, orang yang ditunggu-tunggu Isyana adalah....

"Sudah kuduga, kamu pasti ada disini."

"Hi, cewek bejat," sapa Isyana.

Eleanor pun duduk satu meja dengannya.

"Masterku berada di kastil Ustgard," ujar Eleanor.

"Apa katamu?" Fokus Isyana kini tertuju pada Eleanor.

"Kota perbatasan, kota Ustgard. Masterku tinggal di kastil Ustgard." Eleanor mengulang, memperjelas.

"Iya-iya-iya aku tahu!" Perasaan Isyana menjadi lega. Menatap ke objek kosong untuk tersenyum.

Isyana senyam-senyum sendiri atas informasi dari Eleanor.

"Siapa yang suruh kamu duduk di dekatku?" Isyana memberi mimik jutek.

"Huh?" Eleanor mengangkat bahu.

"Adakah aku bilang, silahkan duduk hei jalang?" Isyana mengangkat dagu, memberi wajah jutek.

"Gak tau terimakasih." Eleanor menyindir.

"Pergi, pergi, pergi, sana cepatlah pergi iblis!" Isyana memberi gestur kurang ramah. Ekspresi rasis yang dibuat-buat.

Sesungguhnya Isyana tidak marah juga benci. Isyana hanya berakting sebagai seorang yang rasis. Walau secara alami, wanita ras manusia memiliki perasaan tidak nyaman ketika ada di dekat succubus. Suatu gejala seperti takut kehilangan pasangan. Secara alamiah, Eleanor memandang laki-laki ras manusia sebagai kesenangan.

"Aku pergi dulu!" Eleanor berjalan keluar kafetaria.

Marahnya hanya akting, Isyana kini tersenyum gembira.

Tidak ada seorangpun di kafetaria. Mungkin beberapa saat lagi akan datang dua sampai tiga orang tuk memesan kopi karena kantuk saat jam kerjanya.

Bagi orang yang sering meminum kopi di kafetaria, kopi di pantry rasanya tidak enak. Terlebih harus membuat sendiri, saat di pantry.

Bagi pecinta kopi, semua punya tingkatannya.

Kedai kopi di persimpangan jalan dekat kastil sekolah, Elevenia street rasanya lebih enak dari kafetaria sekolah. Kedai kopi di alun-alun Geffenia, rasanya jauh lebih enak.

Namun masih kalah jauh kalau dibandingkan kedai kopi di Las Castella.

Namun harganya bervariasi.

"Jadi, kamu pikir aku gak mampu tanpa kamu?" Isyana tersenyum, mulai meminum kopinya. Kendati ucapannya demikian, perasaannya bukan rasa emosi.

***

Nirvana berada di kantor sheriff untuk melihat kinerja. Apabila ide yang dia usulkan tidak bermanfaat, Nirvana akan merasa bodoh pernah mengusulkan ide itu. Makannya Nirvana datang langsung untuk memeriksa.

Wilhelm berjalan gontai. Dengan susah payah, kepala sheriff ini melangkah. Anak buah Wilhelm mencoba membantunya.

"Tapi kondisi anda belum baik, kapten!" Satu dari tiga sheriff yang mengikutinya mencoba untuk membawa Wilhelm kembali.

"Aku harus selesaikan masalah ini." Wilhelm menepis lengan anak buahnya, dengan keras melakukan pekerjaannya.

"Ada apa?" Tanya Nirvana.

"Kelompok bayaran berada di gua pertambangan. Mereka mengusir penduduk kita, beberapa orang melakukan pertambangan ilegal. Mereka mencuri sumber daya mineral kita," ujar sheriff.

"Kalau begitu, biar aku yang urus!" Nirvana mengambil quest dari penduduk.

"Terimakasih," balas para sheriff. Sementara Wilhelm mengigit bibir, merasa kesal karena tugasnya dikerjakan orang lain.

"Ikut aku Rock!"

"Tunggu dulu, apa?"

Semua terkejut saat Rock mengikuti Nirvana. Melihat sosok golem batu berpostur gorila, mereka merinding saat tahu kekuatannya.

"Minggir, kalian semua minggir!"

Padahal jalanan luas, Rock sengaja ingin menabrak mereka. Sheriff ketakutan, dengan segera memberi jalan kepada Rock.

Nirvana berjalan melewati pos. Seorang kesatria biasa mengantar Nirvana menuju ke penambangan.

"Aku hanya tahu kota ini memiliki sheriff dan kontingen royal guard pimpinan kapten Gilles. Lalu kalian ini apa?" Tanya Nirvana pada pos guard.

"Kami kontingen kesatria yang dipimpin kapten Brian. Barack kesatria kami didanai pemerintah pusat sebagai hibah raja terhadap kota Ustgard," jawabnya.

Disini Nirvana paham, siapa para penjaga outpost ini.

Singkat cerita, Nirvana sampai di wilayah pertambangan.

Ada sekumpulan tentara bayaran berzirah. Mereka tidak mewakili bendera manapun. Mereka tentara dengan bendera hitam

"Mereka terlalu banyak, mereka mengerikan, ayo kita kembali tuk meminta bantuan!" Post knigth memberi usulan.

"Silahkan, aku akan hadapi mereka sekarang," sanggah Nirvana.

"Terserah anda!" Posts knight pun bergegas pergi.

Akhirnya Nirvana melangkah bersama rekan tangguhnya, Rock. Ialah inang dari great elemental spirit, wisp bumi.

"Berhenti, pertambangan ditutup!" Kesatria yang berada disana punya niat memblokade jalan. Mereka ada lebih dari seratus kesatria.

Kalau dipikir-pikir, hanya untuk mencuri mineral mereka sampai menempatkan banyak kesatria? Apabila pasukan yang lebih banyak datang menyergap, apa yang akan mereka lakukan? Mungkin mereka punya rencana yang tidak Nirvana ketahui.

"Area pertambangan ini milik pemerintah kota Ustgard! Kalian siapa, kalian tidak punya izin!" Nirvana melawan balik.

"Kalau begitu, maaf kami harus menghabisi saksi mata!"

Seorang kesatria melempar kapak kearah Nirvana. Nirvana berhasil menangkis kapak lempar dengan pedangnya. Seorang menembakan crossbow, mengenai paha kanan Nirvana. Sedikit mengerang sakit.

"Kalian melukai rekan ku!" Rock bergerak kedepan.

Awalnya Nirvana berniat untuk memakai lifrasil untuk perkuat pyrokinesis. Nirvana berniat tuk membuat ledakan besar dari skill pyrokinesis. Tapi Rock terlanjur menyerang musuh.

Mereka menembak crossbow, tapi hanya menempel di sisik batu tanpa menggores kulit Rock sedikitpun. Mereka melempar tombak, justru mata tombaknya patah. Senjata mereka tidak ada yang mampu melukai Rock, tidak satupun bisa.

Karena Rock adalah tanker sejati. Dagingnya tebal dengan banyak tendon yang sekuat kawat. Kulitnya keras, sisik batunya lebih kokoh daripada perisai. Inilah berkah dari great elemental spirit, wisp bumi.

Mereka menebas dengan pedang ataupun tombak dua tangan yang berat, tapi sia-sia.

Sebaliknya, Rock menghajar mereka dan mengalahkannya dengan cepat, secepat kilat.

Penambang yang berada diluar melarikan diri. Nirvana tidak mau mengejar mereka karena Nirvana memandang mereka tidak salah. Mereka hanya buruh kerja kasar. Mereka hanya dibayar untuk pekerjaan kasar dengan tenaga. Penguasa yang membayar mereka yang harusnya dibalas, karena merekalah yang telah mengambil keuntungan ini.

Beberapa dari penambang liar, berada didalam. Mereka belum menyadari kalau tentara bayaran yang dipekerjakan tuan penguasa mereka, sudah dikalahkan.

Scene berganti dengan penambang beserta tentara bayaran yang ada kaitannya dengan pencurian batu mineral tambang, ditangkap dan diikat. Beberapa orang ada disana.

Mereka ditahan didalam bangunan dekat barack pasukan Brian.

Hari sudah sore. Keesokan harinya, Theodore dan pak tua Baxter akan memutuskan hukuman apa yang dijatuhkan kepada mereka.

Nirvana berada di depan pohon tertinggi di kota Ustgard.

"Aku putuskan untuk tinggal disini!" Dengan yakinnya Rock berkata ia tinggal di suatu pohon.

"Lantas bagaimana kamu tidur?" Tanya Nirvana.

Awalnya Rock berbaring di tanah samping pohon tinggi.

"Seperti ini!"

Tiba-tiba tubuh Rock mengalami gejala kutukan pembatuan. Persis dengan kutukan yang Anna punya. Anna mampu mengutuk orang melalui mata mistik, membuat mereka kena kutukan pembatuan.

Akhirnya Rock terlihat seperti batu karang.

"Temui aku pagi hari!" Itulah yang Rock katakan untuk terakhir kalinya sebelum hibernasi selama belasan jam kedepan.

Nirvana melangkah menuju kearah kastil kepala daerah.