Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 113 - Percikan konflik di arena koloseum

Chapter 113 - Percikan konflik di arena koloseum

Semua panik atas kabar buruk yang Pete katakan. Masing-masing orang kecuali Leo, memasang wajah yang muram. Memegangi kepala, tidak habis pikir dan penuh rasa bingung.

"Di mana tepatnya?" Tanya Mark.

Scene berganti dengan beberapa penjaga mengikuti Pete. Di sana terdapat penjaga dari kalangan tua sedang duduk dilantai.

"Apa yang terjadi paman?" Mark bertanya.

"Barusan aku mencoba menahan mereka, agar tidak membawa Revi. Tapi aku malah kena pukul, Revi dibawa oleh orang-orang militer." Penjaga tua menjelaskan.

Selanjutnya Mark dan yang lain berlari menuju gerbang kastil ini. Berbicara pada penjaga gerbang, mereka menunjukkan arah mana kavaleri itu pergi. Lalu, datanglah Theodore untuk mengabari.

"Orang itu dibawa ke koloseum!"

Selanjutnya semua bergegas ke koloseum. Hampir semua bersiap dengan pedang dua tangan kecuali Pete. Pete adalah knigth bertipe shielder, dipadukan dengan kapak satu tangan.

Singkat cerita, semua sampai di koloseum. Pada hari biasa seperti sekarang, biasanya arena ini tidak dipakai, tapi saat ini lain cerita.

Nirvana paham bahwa di negara berkode 62+ itu, orang seperti Revi tidak terhingga jumlahnya. Namun dalam dunia paralel ini, memiliki kultur yang berbeda. Bahkan di negaranya, di dunia lama, konflik antar institusi militer sering terjadi hanya karena kata-kata. Kesatuan berbeda divisi, berselisih, sering disebabkan oleh orang seperti Revi.

Dan benar saja, Revi sedang kena persidangan sepihak. Atau biasa disebut dengan persekusi. Banyak personil royal guard di koloseum. Bahkan Nirvana tertahan di area penonton, dengan banyak kesatria royal guard menjaga akses masuk.

Ada ratusan royal guard, Nirvana datang dengan tiga orang saja. Itu juga dengan kualitas hanya seorang penjaga kastil sekolah akademi.

Di arena, Revi berdiri, berhadapan dengan Lancelot. Untungnya hanya pertarungan dengan pedang kayu. Beberapa orang dari badan pers berada di sana. Mungkin lebih dari dua merek surat kabar. Mereka membawa kamera dan alat tulis.

Membayangkan judul yang akan muncul di koran, tentu membuat Nirvana merasa cemas. Terlebih, Satella akan dicoreng namanya, karena memakai kepala kesatria palsu untuk membual dihadapan kesatria terkuat nomor dua yang berada di kerajaan Vilenchia.

Dikatakan, kesatria royal guard berperingkat sepuluh teratas lebih kuat dari sembilan dewan jendral dalam keahlian individu satu lawan satu. Mereka hanya kalah dalam kepemimpinan militer dan taktik perang atau startegi.

Setelah seorang memberi aba-aba, pertarungan dimulai. Baru saja dimulai, pedang milik Revi sudah berhasil di disarm. Lancelot akan mempermainkan Revi. Awalnya membiarkan Revi mengambil pedangnya tiap kali terlepas. Para pekerja pers mencatat detail dari pertarungan. Setelah puas dalam mempermainkan lawan, Lancelot menghajar Revi habis-habisan memakai pedang kayunya. Melihat pertarungan berat sebelah, semua rekan menjadi tidak tega.

Senior Pete tertawa, bahkan tawa Pete sampai terbahak-bahak. Mark menoleh kearah Pete dengan wajah cemas, keringat mengalir di kening Mark.

"Biar ini menjadi pelajaran yang berharga untuk Revi." Pete kembali tertawa terbahak-bahak. Sangat menikmati adegan penganiayaan sepihak dalam duel koloseum.

Sampai seorang kru royal guard datang, mengangkat bahu.

"Hei, bro, bukankah itu rekanmu?" Tanya kru royal guard.

"Memang aku peduli," Pete pun tertawa kembali, memamerkan giginya yang sedikit tonggos itu.

Sementara perasaan Nirvana bercampur aduk. Antara kasihan ataukah ingin menertawai, atau merasa jengkel karena faksinya dirugikan oleh tindakan Revi yang sangat dungu.

Selain itu, Nirvana khawatir akan reputasi Satella yang tercoreng karena keputusannya membawa kepala kesatria palsu. Terlebih lagi, kepala kesatria palsu membual sampai melebihi batasnya. Revi dihajar habis-habisan di arena ini.

Hanya karena pukulan pedang kayu yang bertubi-tubi, wajah Revi pun membiru, memar, sampai bengkak.

Nirvana sangat dilema, tak bisa berbuat apa-apa. Dan disaat sedang merasa lemah diri, yang Nirvana butuhkan adalah dukungan moril.

Sosok pendukung, ialah....

"Ara ... disini rupanya kamu. Dan kenapa kamu tidak seberani yang biasanya? Aku meramalkan, kamu bakal baik-baik saja sekalipun bertindak, diam juga hak mu sih."

"Vio...."

Nirvana seperti mendapat sebuah harapan saat sosok yang hadir merupakan gadis paranormal yang dikaguminya.

"Lihat ... lihat.... Kasihan tuh, rekan kamu babak belur," seru Violetta.

"Huu--argh.... Uhuk-uhuk." Revi memuntahkan darah, padahal ini hanya memakai pedang kayu saja.

"Inikah kesatria Charlotte terkuat? Inikah yang kamu sebut melebihi kesatria pedang suci? Dasar tukang ngibul, tukang bohong, pecundang!"

Dan diakhir kata-katanya, Lancelot memukul sekuat tenaga sampai Revi yang awalnya berlutut, terhempas kebelakang. Ia bangkit tapi terus dipukuli dengan pedang kayu dan ditendang. Hingga saat ini masih berlanjut, dan terus berlanjut.

"Aku hargai apapun keputusan mu!"

Violetta terus menekan Nirvana. Nirvana bingung antara merasa tertekan atau terdorong.

"Yang aku suka darimu yaitu nilai karma baikmu yang sangat tinggi. Kalau kamu terus mengabaikan kemalangan orang lain, nanti nilai karma mu akan anjlok dan justice sword semakin terdegradasi loh."

Violetta terus menerus memberi dorongan. Tapi Nirvana terus menolaknya. Sebenarnya Nirvana dapat memilih tindakan disaat Violetta pertama datang. Tetapi Nirvana masih ragu-ragu. Tindak memberi dorongan, kian klimaks.

"Tunjukkan wujud mu, wahai pahlawan keadilan," seru Violetta.

Nirvana teringat bahwa Gandalf berkata, selain mewarisi justice sword dari leluhur, juga mewarisi ideologi pahlawan keadilan.

Keadaan Revi semakin bonyok, semakin dipermalukan, semakin tidak berdaya.

Nirvana yang ada di tempat para penonton, hatinya tergerak.

Nirvana berlari untuk melompat ke bawah. Kru royal guard berniat mencegahnya, tetapi ada Violetta yang memberi bantuan dengan melempar sihir white magic nya.

Soul strike!

Tiga kru royal guard terjatuh lalu sisanya gagal menangkap Nirvana. Nirvana pun berhasil memasuki arena bertarung. Lancelot mulai mengambil ancang-ancang untuk melakukan pukulan sekuatnya.

Namun pedang kayu Lancelot pun patah. Nirvana menyulap barrier untuk melindungi Revi. Nirvana sudah berdiri didekat Revi.

Sementara Mark dan yang lainnya dibuat cemas karena Nirvana yang nekat menolong Revi. Sebenarnya Lancelot sudah menuntaskan niat yang sebenarnya, yaitu membuat berita di koran yang membuat sang lawan akan malu seumur hidup.

"Kamu?" Lancelot menatap sinis kepada Nirvana.

"Lawan mu sudah tidak berdaya. Tolong biarkan ia pergi, jangan menyakiti orang," ucap Nirvana.

"Apa barrier ini milikmu? Apakah dugaan ku benar, bahwa kamulah kepala kesatria yang asli?" Tanya Lancelot.

"Aku bukan seorang kesatria! Aku sama sekali tidak pernah belajar di akademi militer kota Trost. Mana mungkin aku seorang kesatria, aku tidak pernah mengikuti pendidikan militer," sanggah Nirvana.

"Sudah kuduga, kesatria yang asli pastilah merendah. Tidak seperti pembual ini!" Lancelot menunjuk kearah Revi yang tak berdaya.

"...." Nirvana tidak mau memberi tanggapan apapun.

"Lantas, apa mau mu? Mengapa mengganggu duel yang sakral ini?" Tanya Lancelot.

"Aku mau anda mengampuni Revi dan membiarkannya pulang untuk mendapat perawatan, segera!" Pinta Nirvana.

"Ada syaratnya!"

"Apa itu?"

"Kamu menggantikan Revi untuk berduet denganku!"

Lancelot memberi tantangan pada Nirvana. Sampai titik ini, Nirvana merasa sangat cemas. meski sudah mencapai form latihan se-disiplin mungkin, sejak tiba di dunia ini, melawan orang militer asli adalah kemustahilan bagi Nirvana. Hanya berhadapan dengan lawan level keroco seperti Stride saja sudah kesulitan, apalagi sir Lancelot?

Nirvana pun berdiam dalam waktu lama. Hingga Revi batuk-batuk lagi.

"Baiklah! Tapi tolong bawa Revi ke rumah sakit dulu!" Pinta Nirvana.

"Baik, aku akan--"

Lancelot memberi isyarat kepada rekannya. Revi segera di bawa ke tempat perawatan.

***********

Nirvana memegang pedang kayu. Nirvana cemas, Nirvana takut akan berakhir seperti Revi. Lawannya sangat timpang dari segi kekuatan jika dibanding dengan dirinya.

Nirvana ingat feeling gerakan kala melawan Stride. Nirvana memakai taktik bertahan total. Berfokus pada parry, sehingga tidak ada celah sedikitpun untuk dilukai. Nirvana memberi banyak celah menyerang kepada lawannya saat bertahan secara penuh. Parry only, tanpa melakukan serangan. Melakukan quick counter seperlunya, apabila memungkinkan. Berharap lawan memiliki delay setelah menyerang, berharap akan delay yang parah.

Tapi mustahil, bukan?

Mana mungkin kesatria sekaliber Lancelot akan memberi delay yang parah, mana mungkin Lancelot memberi celah kepada lawannya. Mustahil Lancelot tidak mampu mencari celah untuk melukai lawannya meskipun Nirvana akan bertahan total sekalipun.

Setelah konfrontasi dengan Stride, Nirvana berlatih dengan beberapa penjaga sekolah. Nirvana juga telah dua kali berlatih bersama kesatria demi-human terkenal, Pangolier.

"Aku harap, form terakhir latihan pedang ku dapat menolong ku. Aku harap aku bisa bertahan," bisik Nirvana.

"Bisa mulai sekarang?" Lancelot melakukan pemanasan dengan mengayunkan pedang, menebas udara.

Pertarungan pun segera dimulai.

Lancelot melakukan tebasan tidak jadi, hanya untuk menguji reflek lawannya. Dan Nirvana mengelak dengan menggerakkan pinggulnya tanpa melangkah kebelakang.

"Kuda-kuda yang bagus!"

Lancelot dapat menilai teknik lawannya.

Lancelot melakukan dua tebasan lebih kuat. Nirvana pun mengelak dengan mundur kebelakang, kaki melangkah mundur dengan cepat.

Dari temponya, Lancelot seperti hanya pemanasan.

Lancelot mulai mengambil ancang-ancang. Gerakan tebasan, sangat kuat, mampu di parry oleh Nirvana dengan mudah. Tebasan berikut membuat Nirvana yakin bahwa Lancelot memakai teknik disarm. Nirvana bangga bahwa ia berhasil mematahkan teknik itu. Artinya Nirvana punya agility, dan juga sword mastery yang cakap.

Pukulan berjalan relatif lambat, seolah-olah ini hanya latihan.

Sampai Lancelot mengambil ancang-ancang lagi. Nirvana mendapat felling buruk akan kelanjutannya.

Nirvana memperkokoh posisinya, memperkuat genggaman tangan, berkonsentrasi untuk parry.

Benar saja, Lancelot memakai serangan combo. Ini mirip dengan teknik Stride, tetapi dengan agility yang lebih tinggi dan sword mastery yang lebih cakap. Dan benar saja! Pedang kayu Nirvana terlepas.

Nirvana memakai gerakan pencak silat, tuk menangkis dengan tangan kosong. Sejenak, Lancelot tertawa.

"Aku tidak akan menyerang orang dengan tangan kosong! Ambillah pedangmu! Lalu lanjutkan duelnya," seru Lancelot.

Nirvana memungut pedang kayu. Memasang posisi bertahan total. Memperkokoh posisi parry, siap menangkis semua serangan lawan.

Lancelot mengambil sebuah ancang-ancang.

"Aku tidak peduli kalau lawan ku bertahan total! Pertarungan tetap pertarungan!"

Dari posisinya, Lancelot akan memakai gerakan combo lagi. Nirvana sudah siap dengan parry yang lebih cakap. Serangan combo kedua, lebih cepat, lebih banyak serangan yang kena daripada yang ditangkis. Lancelot memang kelas kesatria papan atas. Meski begitu, Nirvana sukses mempertahankan pedangnya agar tidak terlepas.

"Kali ini, aku tidak akan segan lagi!" Lancelot mengambil ancang-ancang.

Ternyata bagi Lancelot, barusan hanyalah pemanasan belaka.

Nirvana menghela nafas, kening mengkerut, amat cemas. Mencoba memperkokoh posisi bertahannya.