Abad pertengahan di Eropa ada entitas supernatural yang akan membantu penyihir dalam praktik sihir mereka. Ini yang memberi inspirasi untuk saya. Maka saya membuat konsep familiar dalam cerita Justice Sword ini.
Menurut isi referensi yang ada, entitas supernatural itu disebut dengan istilah the familiar.
Menurut referensi, mereka akan muncul dalam berbagai bentuk. Dalam film mainstream, familiar berwujud hewan yang mampu berbicara dalam bahasa manusia.
Maka saya buat konsep seperti ini.
The familiar.
Familiar pada umumnya berwujud hewan, terkadang sebagai sosok humanoid. Familiar bukan hewan, melainkan satwa ghaib. Umumnya mereka dipanggil secara random dengan ritual mantra.
Penyihir membuat kontak dengan mereka, rune sihir muncul beserta kekuatan bawaan yang didapatkan setelah mereka menjalin kontrak dengan rekan penyihir nya.
Tujuan utama familiar adalah tuk melayani penyihir, memberikan perlindungan. Kebanyakan adalah satwa ghaib dan bukan binatang normal pada umumnya. Beberapa memiliki hewan mitos sebagai familiar nya.
Para pendiri rumah penyihir memiliki familiar sekelas hewan mitos. Seperti Charlotte dengan Phoenix, Centauri dengan Thunder Bird, Arsene dengan Nagini, dan sebagainya. Lalu diwariskan lagi setiap generasinya pada pewaris rumah penyihir masing-masing.
Kebanyakan familiar adalah satwa ghaib biasa, yang umurnya tidak sepanjang hewan mitos yang telah dianggap harta suci bagi tiap klan penyihir terkenal. Malah mahluk mitos itu cenderung abadi.
Setiap familiar jenis satwa ghaib memiliki tingkat kelangkaan yang berbeda.
Familiar sekelas mahluk mitos memiliki presentasi satu milyar banding satu untuk didapatkan dengan mantra sumoned. Mahluk mitos sangat-sangat langka
_________________________________________________
Training ground.
Di tengah rute patroli, berhenti di lapangan rumput belakang kastil. Sekumpulan pelajar sedang asik mengurus satwa ghaib. Ada aksara kuno di kulit satwa ghaib, menyala.
Seperti tinta yang menyala dalam gelap.
Nirvana melangkah memasuki lapangan latihan.
Ada aneka ragam satwa ghaib di lapangan rumput ini.
Yang membuat Nirvana ngeri dan merasa jijik adalah tikus tanah.
Tikus tanah berbulu cokelat yang seukuran anak sapi.
"Besar banget, oy." Nirvana merasa jijik dan ngeri.
Ada tikus tanpa bulu dengan kulit berwarna ungu, ukuran tubuhnya seperti panda. Mereka menyebut tikus ungu sebagai Ursa.
"Oy, penjaga ... ursa milikku keren kan?"
"Tikus milikku lebih hebat."
"SUNGGUH!" Omel Nirvana yang benci dengan tikus.
"Kebangetan kalau penjaga takut dengan tikus."
"Aku tidak takut, aku benci tikus."
Nirvana kesal. Ingin rasanya dia menimpuk tikus dengan batu. Sewaktu di bumi, ia selalu ingin menimpuk tikus dengan batu tiap menemukannya di jalanan.
"Mereka kan--"
Nirvana ingat bahwa dua orang pemilik tikus besar itu adalah antek-antek Jovan von Ainsworth. Mereka adalah murid bandel yang mencuri item sihir peta perampok dari tangan Anna.
"Lagipula apa sih manfaat tikus di dunia fantasi?"
Nirvana melanjutkan berjalan dan melihat-lihat. Di bumi, tikus hanya hama. Satu-satunya kemampuan mereka, hanya bersembunyi dan membuat sarang atau tempat tuk bersembunyi. Tikus hutan punya keahlian lebih daripada tikus kota. Kemampuan tikus hutan adalah dalam menggali tanah.
Secara alamiah satwa ghaib punya keahlian alamiah yang tergolong keterampilan pasive. Keterampilan pasive nya cukup berguna. Maka familiar akan memiliki satu sampai dua keterampilan bawaan. Lalu ditambah keterampilan dari rune sihir yang didapat dari kontrak mereka dengan rekan penyihir nya.
Nirvana terus melangkah....
"Apa itu--"
"Apa lihat-lihat, mau duel?"
"Apa...."
Yang Nirvana lihat adalah satwa berwujud berang-berang. Dengan ukuran tubuh sebesar domba dari peternakan. Berang-berang bisa berdiri dengan dua kaki layaknya manusia. Mereka bisa berbicara dengan bahasa manusia.
"Pak guru...."
"A-- ad-- ada apa, nak?"
"Permisi Professor Squirel, bapak tahu jenis rune yang ada di dalam familiar ku?"
Guru memeriksa berang-berang tersebut. Memerhatikan rune pada kulit punggungnya. Seperti biasa, guru mata pelajaran ini memiliki gejala gagap saat berbicara.
"Ru-- ru--rune ini, pa-- partner mu memiliki keterampilan rune ahli pe--pedang."
"Keren...."
Siswa tersebut takjub karena rune dalam familiar memiliki keahlian pasive ahli pedang. Berang-berang menatap partner penyihir nya.
"Berikan aku pedang kecil beserta zirah besi bos!"
"Ba-- baik."
Nirvana memotong, kemudian Berang-berang menanggapi.
"Anu--"
"Kenapa?"
"Kemampuan bahasa manusia mu, bukan keahlian dari rune sihir nya kan?" Tanya Nirvana.
"Kami adalah satwa ghaib yang hidupnya berkelompok di dalam hutan. Kami dapat berbahasa manusia, biasa menjalankan pertukaran dengan penduduk desa manusia juga kok," jawab berang-berang.
Maka Nirvana melanjutkan tour dalam lapangan latihan.
"Tapi, kenapa Stella bisa mendapatkan demi-human sebagai familiar nya?" Nirvana bertanya-tanya, terus melangkah.
Rika, familiar yang dikontrak Satella adalah manusia kucing, nekomata atau nekomimi. Kucing hitam imut dengan zirah besi, rune sihirnya adalah ahli cleric. Sebenarnya Rika adalah familiar yang dipanggil oleh Diana, kakak perempuan Satella. Bahkan Diana memasukkan Rika di sekolah sihir untuk mengambil build blue Caster. Lalu Diana mewariskan familiar nya kepada Satella.
"Hai, kakak...." Ada seorang siswi memanggil. Suaranya dikenal oleh Nirvana, suara yang merindukan.
Maka Nirvana menoleh kearah remaja cewe berambut ungu.
"Sudah pulang liburan?" Sambut Anna dengan nada ceria.
"Sudah," balas Nirvana.
Anna tersenyum lebar, wajahnya sangat berbahagia.
"Lihat-lihat, aku mendapat mahluk mitos, sebagai familiar yang aku sumon," seru Anna, amat gembira.
"Serius?" Nirvana menanggapi.
"Lihat-lihat...." Anna pun menarik tangan Nirvana. Ia membawanya ke tempat partner sihir nya.
Yang Nirvana lihat adalah seekor unicorn.
Orang-orang mendekati unicorn, merasa iri pada pemilik mahluk mitologis yang langka ini. Mereka berakhir dengan tendangan kaki unicorn. Empat orang terjatuh.
"Mengerikan," gumam Nirvana.
"Tenang, Anna ahli dalam hal menjinakan hewan tunggangan." Anna pun mendekati unicorn, Anna mengelus leher unicorn.
Anna menjinakkan unicorn dengan sangat mudah.
"Lihat...." Anna menampakkan ekspresi bangga.
Ditengah ketakjuban, seorang guru datang. Ialah guru mata pelajaran baru, ilmu familiar.
"Se-- se--selamat pagi ann-- Anna." Guru menyapa.
"Profesor." Anna menoleh sambil terus mengusap kulit unicorn.
"A-- apa--kah kamu sudah men-- men--coba na-- naik unicor-- mu ann--Anna?" Tanya guru.
"Belum.... Aku penunggang expert, pernah mengendarai semua jenis hewan tunggangan. Hipogriffin, unggas darat, kuda mustang, naga darat, semua Anna bisa. Akulah seorang ryder terbaik," ujar Anna.
"A-- ap-- apa kam--kamu tahu ka-- kalau unicor-- unicorn hanya bisa dinaiki oleh perawan? Itu ya--yang ada di buku," ujar guru.
Anna menghela napas.
"Aku malu mengakuinya. Aku bete kalau dipandang sebagai anak yang terlalu polos. Aku mau dianggap sebagai wanita dewasa yang liar." Seketika Anna menaiki unicorn nya dalam kondisi murung. Anna pun sukses menaikinya tanpa ditolak.
"A-- aku ba--baca, yuni-- unicorn dijinakkan oleh perawan. Setelah pe--penunggang tidak pe--perawan lag-- lagi, ma--maka kekuatannya berkurang setengah," kata guru.
Mungkin yang dimaksud pak guru adalah semacam buff statistik.
"Hewan ini hanya bisa diurus oleh pemilik. Berarti aku gak bisa menyewa trainer untuk melatih unicorn. Aku juga harus memberi makan sendiri," keluh Anna.
"Gadis berambut ungu itu seperti malaikat." Seseorang datang dari belakangnya Nirvana.
Namun saat Nirvana balik badan, tidak ada siapapun.
"Siapa yang bicara?"
"Ini aku!"
Nirvana perlahan menggerakkan lehernya, tatapan mencari sumber suara. Nirvana terkejut setelah ia menyadari bahwa itu seekor satwa.
"KELEDAI?"
"Gak usah kaget, mas bro."
Keledai itu bisa berbicara. Anna mendekati Nirvana dan keledai.
"Kamu bisa bahasa keledai, atau sudah gila?" Tanya Anna.
"Kamu keliru malaikat ungu. Yang benar, aku bisa bahasa manusia."
"Bi-- bisa bicara?"
Anna terkejut karena ucapannya dijawab oleh seekor keledai. Sang keledai menyeringai memamerkan gigi seri herbivora nya yang putih.
"Hah ... ternyata kamu disini," seru seorang siswi berbadan kecil.
"Isabelle?"
"Hei ... hei, akak, akak."
Isabelle datang mencari familiar miliknya yang keluyuran.
"Rekan sihir ku keluyuran, untung tidak menyusahkan kalian ya," ucap Isabele.
"Bisa jelaskan, kegunaan keledai sebagai partner sihir?" Nirvana bertanya.
Satwa sihir berwujud keledai pasti bukan untuk combat. Umumnya keledai dipakai untuk mengangkut barang-barang. Meski langkahnya tidak secepat kuda, tapi keledai memiliki jarak tempuh yang jauh. Mereka kuat menempuh perjalanan panjang, dengan sedikit istirahat.
Terkadang ada satwa ghaib yang mampu berbicara dengan manusia setelah menjadi familiar. Apakah kemampuan berbicara keledai itu berasal dari rune sihir.
"Hehehehe."
Saat Nirvana bertanya kegunaan keledai sebagai familiar, Isabelle cengengesan.
"Pasti kemampuan bicara bahasa manusia, berasal dari rune sihir." Anna memberi tebakan.
"Itu--"
"Itu keliru, malaikat ungu. Kami merupakan sub ras satwa ghaib dengan kemampuan sihir alami navigasi peta jalan, lalu keahlian berbahasa. Setiap satwa ghaib pastinya punya keahlian alamiah bersifat mistis. Kami adalah satwa ghaib yang hidup berkelompok. Nenek moyang kami hanya harus berkeliaran di lingkungan manusia untuk mempelajari bahasa nya."
"Kamu panggil aku malaikat ungu, Dasar keledai genit, sialan!"
Isabelle akan menyanggah, tetapi dijawab oleh keledainya. Keledai menjelaskan dengan fasih seolah memiliki taraf kecerdasan yang mendekati manusia. Anna cukup terganggu dengan karakter keledai yang menggoda sembarangan itu.
"Mungkin secara alamiah, Anna disukai para hewan tunggangan. Itulah kenapa keledai ini aneh, itu mengapa Anna bisa menjinakkan dengan mudah. Apa itu keahlian alamiah mu?" Tanya Nirvana.
"Entahlah," sahut Anna.
"Itu yang ku baca di perpustakaan sekolah," ujar Nirvana.
Mount cavaleri mastery.
Tidak lama kemudian datang satu anak perempuan.
"Permisi...." Sapa anak perempuan.
"Ya?" Nirvana menoleh, ternyata itu Maya.
"Anu ... bisa tolong bantu aku cari seseorang. barusan aku pergi ke toilet sebentar. Aku kembali dan dia sudah tidak ada ditempat semula. Aku mencarinya, sekarang aku tidak tahu dia ada dimana," kata Maya.
"Oh, familiar mu demi-human?" Sekarang Anna menanggapi.
"Kucing Oren!" Maya cemas.
"Walah?" Anna mengerutkan dahi, seolah itu terlihat jenong.
Tidak lama kemudian datanglah seorang demi-human.
"Walah, disini kamu rupanya."
Manusia kucing mendekati Maya. Sosok demi-human berkulit kuning agak oranye memberi tegur sapa yang ramah. Apabila dibanding nekomata, ini lebih gemuk dan lebih tinggi.
"Kamu!" Maya memandang jutek kearah familiar nya.
"Perkenalkan, rekanku--"
"Namaku, Pangolier."
Saat Maya akan memperkenalkan nama rekannya, Kucing oren memotong.
Cukup mem-bagongkan....
~Bersambung~