Chereads / Jessika / Chapter 8 - Dismenorhoe (sakit datang bulan)

Chapter 8 - Dismenorhoe (sakit datang bulan)

Sean masih terlihat sibuk dengan pelajarannya. Maklumlah Sean adalah murid teladan dan menjadi bintang kelas. Sehingga dia selalu jadi panutan guru-guru dan teman-temanya. Sean tidak pernah mendapatkan nilai kecil walaupun dia sibuk dengan pekerjaannya sebagai model. Malah itu membuat dia bersemangat karena ingin menjadi model yang pintar. Tak terpikir sedikitpun untuk melakukan hal yang di luar nalar seperti merokok bahkan sex bebas. Jauh-jauh apalagi menghamili seorang gadis. Itu bukan Sean banget. Sean adalah putra pertama dari Tuhan Radian Salim. Seorang mantan walikota dikotanya dan kini Tuan Radian Salim berbinis di bidang komunikasi televisi.

Dan Sean adalah pewaris pertama keluarga salim. Sean selalu mandiri dan bertanggung jawab. Dia sama sekali tidak pernah berpacaran. Dan selalu menghindari para fans wanitanya. Sampai saatnya dia bertemu Jessika. Sean mengenal apa yang namanya jatuh cinta dan mengenal apa yang namanya cemburu. Membuat Sean lupa bahwa dia siswa baik. Anak yang di banggakan.

Tak terpikir sedikitpun dia untuk sex bebas. Tetapi karena bertemu Jessika Sean mengenal apa itu yang namanya sex bebas. Sean telah berubah menjadi posesif terhadap Jessika. Sean menodai Jessika yang notabene masih gadis. Sean merasa bangga karena melepas perjakanya bersama Jesika. Setelah mengambil kegadisan Jessika, Sean malah bertekad supaya benih yang dia tanam bisa membuahkan seorang bayi yang tumbuh di rahim Jessika.

Sean benar-benar lupa predikatnya sebagai siswa panutan. Dia lupa bahwa dia masih kelas dua belas sekolah menangah atas dan Jessika masih kelas sepuluh.

Sean tega menodai Jessika yang masih berumur enam belas tahun. Karena Sean ingin mendapatkan Jessika. Rasa cinta Sean terus berkembang bahkan dia rela menjadi simpanan Jessika agar Jessika bisa selalu bersamanya.

Pagi itu Sean sudah siap untuk syuting vidio klip dan dia sebagai modelnya. Tanpa dia tau bahwa Jessika adalah model perempuannya. Senyum lebar di bibir Sean ketika tau bahwa lawan mainya adalah Jessika. Sean dan Jessika bersikap profesional karena disana banyak wartawan.

Setelah syuting Jessika terlihat pucat dan memegangi perutnya. Sean dengan segera menghampirinya.

"kamu sakit sayang?"

Ucap Sean pelan. Menyembunyikan rasa cemasnya di depan publik.

"Perut aku sakit kak." Ucap Jessika lemah.

"jangan sampai terjadi sesuatu pada bayi kita sayang!" Ucap Sean pelan juga.

"Ih.. Pengen banget ya punya bayi di masa SMA.. Sebel, Aku kan masih kelas sepuluh dan lagian aku lagi datang bulan makanya perutku sakit." Ucap Jessika pelan juga.

Jlebbb.

Sean merasa kecewa Jessika datang bulan.

"Kita bisa coba lagi sayang." Ucap Sean walau sedikit kecewa.

"Eh kak kejadian tiga minggu lalu yang pertama dan terakhir." Ucap Jessika pelan karena disana memang banyak orang. Namanya juga lokasi syuting.

"Ah sayang masa di kasi enak ko malah gak mau?" Ucap Sean terkekeh.

"Enak apanya.. Sakit banget tauu.

Dasar otak mesum." Ucap Jessika kesal lalu pergi meninggalkan Sean. Dan Sean masih tersenyum melihat kepergian jesika.

"Imut sekali."

Ucap Sean sambil terus memperhatikan Jessika yang pergi meninggalkannya.

Sean terus menatap Jessika dengan senyumanya. Dia sungguh mencintai gadis itu. Gadis kecil yang masih berusia belia. Bahkan tuhuh belas tahun pun belum genap. Sean akan selalu berusaha mendekati gadis itu. Dia sudah cukup puas walaupun hanya menjadi seorang selingkuhan saja. Walau nemang teramat sangat sakit. Namun dia tak peduli. Yang penting dia sudah berusaha sekuat tenaga agat bisa selalu bersana dengan Jessika. Walau semasam apa perlakuan Jessika padanya. Sean sunggug tak perduli.

Sebuah keegoissan muncul dalam hati kecilnya. Membuat dirinya tak busa lagi untuk menghilangkan ego dalam jiwanya. Sean hanya ingin Jessika. Bukan gadis lain. Sean bahkan ingin sekali mengungkapkan semua isi hatinya kepada kedua orang tuanya. Namun Jesika selalu melarangnya. Dan mengancam Sean, jika Sean memberi tahu semua kepada orang tuanya maka Jessika akan pergi meninggalkanya selamanya. Sebuah kata-kata yang sangat menakutkan untuk Sean.

Sore itu mereka syuting sampai malam hari. Sean dan Jessika berperan sebagai seorang kekasih pada vidio klip itu. Sean memperlihatkan rasa sayang yang sesungguhnya kepada Jessika pada saat dia syuting. Sehingga dia mendapat pujian dari sutradara dan kru lainya.

"Beruntunglah kita memilih Sean dan Jessika, mereka sangat cocok dengan karakter yang kita cari, bahkan akting mereka sangat bagus. Apalagi akting Sean, sungguh seperti realita saja." Ucap sutradara memuji Sean dengan senyuman yang lebar.

"Betul sekali, mereka sangat pintar berakting, mungkin untuk kedepannya lagi, kita akan memilih mereka kembali pak."

"Iya itu harus, ha ha ha." Mereka tertawa sangat bahagia karena akting Sean yang memikat. Akting apaan. Sean memang mencintai Jessika dengan sepenuh hati makanya hasilnya terlihat begitu bagus. Kini Sean dan Jessika sudah duduk dan hendak makan. Mereka sangat lelah karena syuting seharian. Padahal saat itu perut Jessika begitu sakit karena datang bulan. Namun Jessika menyembunyikan semuanya, agar dirinya tampil lebih. Bagus ketika syuting.

Jessi hendak makan. Dia hanya duduk dan memegangi kotak nasinya. Perutnya melilit dan dia sudah tidak tahan. Selain dia kelelahan. Jessika juga tidak bisa lagi menyembunyikan rasa sakitnya.

"Uwhh." Jesika merintih pelan.

Sean melihat Jessika dan segera duduk di samping kekasih hatinya.

"Apa masih sakit?" Sean terlihat cemas.

"Hmmm sangat ." Jessika memperlihatkan wajah kesakitan. Mbak Yayu datang dan memberikan obat untuk Jessika. Mbak Yayu adalah asisten Jessika.

"Sika ini minun obatnya, ini obat pereda rasa sakit!" Ucap mbak Yayu merasa cemas melihat aktrisnya kesakitan seperti itu.

"Iya mbak!" Jessi lalu meminum obat tersebut. Setelah minum obat bahkan perut Jessi masih terasa amat sakit. Jessika memejamkan matanya dan menghela nafas perlahan. Padahal dia sangat lapar. Tetapi dia tak bisa makan dalam kondisinya yang seperti itu. Sean juga sangat keparan. Dia makan beberapa suap dengan terus memperhatikan Jessika yang kesakitan. Akhirnya dia menghentikan makanya dan hanya pokus pada Jessika.

Para kru sudah mulai pulang. Dan di saat keadaan sudah mulai sepi. Sean hendak menggendong Jessika ke dalam mobil. Namun mbak Yayu menolak.

"Tidak Sean, jika seseorang mengambil gambar, maka itu sangat buruk untuk karier kalian!" Ucapan mbak Yayu memang ada benarnya. Mereka adalah publik pigur. Mereka tidak bisa tampil bersama di depan umum. Apalagi dengan status Jesika yang sudah bertunangan dengan adiknya Selo. Itu akan menjadi sasaran empuk untuk para wartawan yang haus berita.

"Baiklah." Sean kini hanya memperhatikan saja. Sean lalu memanggil asistennya untuk membantu Jessi masuk ke dalam mobil. Dan Jessi pun sudah di gendong masuk oleh asistennya Sean ke dalam mobil Jessi. Sean kini hanya bisa menatap Jessi dengan rasa khawatirnya.

Bersambung