Chereads / Jodoh Tak Pernah Salah / Chapter 9 - Part 6 - Kedatangan Egi (2)

Chapter 9 - Part 6 - Kedatangan Egi (2)

" Bos tidak pernah mengkhianati lo.Bos terpaksa menikah karena dijodohkan kedua orang tuanya.Dan papanya bos curiga jika bos seorang gay.Bos menikahi wanita itu untuk menutupi identitasnya. Lo selalu di hati bos."

Mata Egi membulat mengetahui Bara menikah demi menutupi identitasnya seorang gay.

" Jika lo cinta sama bos.Lo akan mengerti kenapa bos melakukan semua ini.Percayalah hati bos hanya untuk lo. Bos ga sempat ngomong karena pernikahan ini dilaksanakan dalam waktu yang singkat.Bahkan dia baru mengenal istri beberapa hari sebelum akad nikah."

" Kenapa Bara tidak mencari cara lain? Tidak harus menikahi wanita itu."

" Pak Herman mendesak bos.Pernikahan itu hanya tameng."

" Tapi  Bara bisa menolaknya Dian.Ini sudah 2019 bukan jaman siti nurbaya.Perjodohan... cih mendengarnya sangat memuakan bagi gue."

" Ngomong memang gampang Gi.Pak Herman itu sama kayak bos.Sama-sama keras.Sifat bos turunan dari papanya.Bos hanya ingin mencari aman.Jika Pak Herman tahu hubungan kalian lo bisa mati."

" Lo jangan menakuti gue."

" Gue ga nakutin lo.Ini kenyataan Egi.Jika Pak Herman sudah mencurigai bos gay bisa dipastikan orang-orangnya sudah mematai bos.Lo harus bisa menahan diri Gi sampai situasi kondusif."

" Gue takut jika Bara tiba-tiba menyukai wanita itu dan menikmati bercinta dengannya," ucap Egi cemburu buta.

" Gue yakin Bara tidak akan tertarik tapi wanita itu bagaimana? Pasti dia akan menuntut haknya sebagai istri Bara."

" Cara berpikir lo sama kayak cewek.Gue aja ga mikir sampai kesana."

" Gue bisa memetakan sesuatu dengan akurat Dian.Gue takut Pak Herman menikahkan Bara untuk membuatnya straight.Gue ga mau dikalahkan wanita itu."

Dian tertawa terbahak-bahak.Dian tak bisa menyembunyikan tawanya mendengar ucapan Egi.Lelaki tampan nan mirip cowok Korea itu cemburu layaknya wanita.

Memang dalam hubungan Bara dan Egi. Egi lebih ke tipe gay bottom sementara Bara gay top.

Gay bottom adalah tipe lelaki gay yang lebih kuat sisi feminimnya.

Gay top adalah tipe lelaki gay yang lebih kuat sisi kelaki-lakiannya.

Biasanya gay top yang melakukan penetrasi ketika pasangan gay berhubungan.

Egi memiliki kepribadian ceria, lucu,dan menyenangkan.Walau cara bereaksi dan pikirannya seperti wanita tapi  tetap rasional.

" Egi oh egi," ucap Dian seraya menutup mulutnya.

" Jangan bicara kayak upin dan ipin nadanya.Gue ga suka.Gue bukan anak-anak yang bisa lo jahili."

" Betul-betul," ledek Dian lagi.

" Sudahlah Dian.Jangan membuat mood gue jadi jelek."

" Sorry gue hanya becanda Gi.Lo kalo ngamuk kayak banteng.Ingat pesan bos. Lo jangan mengacaukan semuanya.Jika tidak bos akan..."

" Gue tahu," potong Egi memahami maksud Dian jika Bara tak segan-segan untuk menghabisinya.

Sudah banyak korban berjatuhan karena ulah Bara.Suami Dila itu berhati dingin dan tak segan menyakiti lawannya dengan cara kejam walau seorang wanita.

" Jadilah anak baik," Dian menepuk pundak Egi sebelum pergi.

" Gue tidak akan mengacau tapi gue akan hadir di acara resepsi Bara besok.Gue mau liat seperti apa wanita yang dinikahi  Bara."

" Jangan macam-macam," ucap Dian tegas.

" Jangan cari mati Egi.Bos akan menjelaskannya besok ketika sudah selesai resepsi.Kenapa lo tidak bisa sabar? Jangan buat bos marah."

" Gue datang sebagai tamu undangan tidak lebih.Lo temani gue besok dan berpura-puralah menjadi partner gue besok."

" Lo benar-benar nekat," Dian menghentakan kaki ke lantai dan meninggalkan kamar Egi.

" Gue ga tanggung jawab jika bos marah sama lo."

💋💋💋

Di dalam kamar Dila menangis sendu.Ia bercermin melihat dirinya dalam balutan kebaya.Cantik dan manglingi.

Berdandan menjadi pengantin merupakan impian Dila sejak dulu.Namun ketika impian itu sudah terwujud ia tak merasa bahagia sama sekali. Marapulainya bukan Fatih,lelaki yang didambanya selama.

Marapulai adalah sebutan untuk pengantin pria di Minangkabau.

Pupus sudah harapan Dila untuk menjadi  istri Fatih karena ia sudah menikah dengan Bara.Impiannya membina rumah tangga dengan lelaki pujaannya tak akan pernah terwujud.

Dadanya terasa sesak.Memikirkan menikah dengan orang yang tak dicintainya.Bagaimanakah pernikahannya dengan Bara? Apa ia bisa melakukan tugasnya sebagai istri?

Dila menangis terisak-isak mengingat takdirnya.Ia menerima perjodohan ini karena tak ingin membebani kedua orang tuanya.

Dila sering dipergunjingkan tetangganya. Terlalu milih-milih pasangan, sok jual mahal, mau cari pria lebih kaya dan yang lebih mainstream Dila dicap lesbian.

Orang tua Dila sering berkecil hati mendengar ocehan para tetangga dan mengolok anak gadisnya dengan sebutan perawan tua.

Dila menumpahkan isi hatinya dengan menangis.Kebayanya telah basah oleh air mata.Tidak akan ada yang mendengar tangisnya karena para keluarga sibuk menyiapkan pesta pernikahan besok.

Naura kaget melihat Dila menangis di ranjang.Adik iparnya menangis tersedu-sedu.Dila memeluk pinggang Naura dan melepaskan kegundahannya.

" Uni," cicit Dila seraya menangis.

Dila memang paling dekat dengan Naura. Kakak iparnya menjadi teman curhatan Dila.Sebagai seorang dokter spesialis VCT Naura sering memberi konseling untuk pasien HIV.Bisa dibilang Naura juga seorang psikolog.

VCT adalah voluntary counselling and testing atau bisa diartikan sebagai konseling dan tes HIV sukarela (KTS).

" Kenapa dik?" tanya Naura dengan tatapan sedih.Ia menatap Dila dengan mata beremumbun.Ia memahami kenapa adik iparnya menangis seperti ini.

" Kenapa Dila baru menyesalinya sekarang? Sebelum semuanya terjadi Dila bisa menolaknya dik." Naura mengetahui arti tangis Dila.

Naura terbiasa memanggil Dila dengan 'dik artinya adik' karena Dila adalah adik iparnya.Usia Naura pun jauh di atas umur Dila.

" Uni," tangis Dila makin kencang.Ia makin mengeratkan pelukannya.

Naura melepaskan diri dari pelukan Dila.Ia menuntun Dila untuk duduk di ranjang bersamanya.Naura menutup pintu kamar agar tak ada yang menyelonong masuk kamar dan melihat kondisi Dila.Mata bengkak dan merah.

Jika ada yang melihat Dila menangis seperti ini akan menimbulkan gosip baru lagi.

" Dila berhentilah menangis dik." Naura membelai rambut Dila dan membantu Dila melepas sanggulnya.

" Uni tahu Dila menangis karena tidak menikah dengan Fatih.Dila sudah lama memimpikan memakai baju pengantin tapi Dila menikah dengan Bara bukan Fatih."

" Uni." Dila kembali menangis.

" Dik maafkan uni.Mungkin uni lancang sebagai iparmu.Jika Dila tidak ingin menikah kenapa Dila menerima perjodohan ini?"

" Uni," cebik Dila tertunduk.

" Jangan bilang Dila menerima pernikahan ini karena ayah dan bunda? Dila tak ingin mereka kepikiran karena Dila masih gadis di usia 30 tahun dan dan dicap perawan tua sama tetangga?" Naura menebak jalan pikiran Dila.

Dila mengangguk pilu.

" Dik kita bisa membahagiakan orang tua kita tanpa mengorbankan kebahagiaan kita.Uni tahu jika kamu hanya mencintai Fatih dan menunggu lelaki itu untuk meminangmu.Jujur saja uni kaget saat kamu menerima perjodohan itu tapi uni tak bisa berkomentar karena uni hanya kakak iparmu.Uni tak habis pikir kenapa kamu dengan enteng menerimanya.Ini bukan kamu dik."

" Aku tak mau membebani ayah dan bunda.Kasian liat bunda harus menahan sakit hati karena gunjingan tetangga tentang aku.Aku dibilang terlalu pilih-pilih,mencari yang lebih kaya dan sederajat dengan keluarga kita dan lebih kejam aku dibilang lesbian."

" Kenapa kata orang kita pikirkan dik. Kita hidup bukan untuk mendengarkan perkataan orang lain.Kita hidup dengan mendengarkan suara hati kita."

" Aku menyesal ni."

" Seharusnya kamu jujur saja dengan perasaanmu dik.Bilang jika kamu menunggu Fatih selama ini sehingga kamu tidak mau menerima pinangan lelaki lain.Ayah dan bunda bukanlah orang tua yang suka memaksakan kehendak."

" Dila sungkan uni.Dila yakin ayah dan bunda mencarikan lelaki terbaik.Dila ga mau melihat mereka kecewa."

" Kita boleh membahagiakan orang tua dik tapi bukan mengorbankan kebahagiaan kita.Kamu belum membicarakannya tapi sudah menerka hasilnya bagaimana.Andai kamu mau bicara mungkin ceritanya akan berbeda."

" Berbeda maksudnya?"

" Bisa jadi jika kamu cerita menunggu Fatih ayah dan bunda akan berubah pikiran dan malah meminang Fatih untukmu dan kalian bisa bertunangan terlebih dahulu sampai Fatih selesai kuliah di Mesir."

" Uni." Dila semakin menyesali keputusannya.

" Nasi telah jadi bubur dik.Mungkin Fatih bukan jodohmu.Jodohmu Bara.Jodoh tak pernah salah dik dalam menyatukan dua orang yang berbeda.Porsinya sudah pas dan takarannya tepat.Mungkin ada hikmah kenapa Allah mempersatukan kalian."

" Bolehkah aku meminta pisah dari Bara uni? Dia juga tidak mencintaiku."

" Hussss jaga omongan dik," Naura menaruh telunjuknya di bibir Dila.

"Kamu belum satu hari menikah dengannya kamu sudah membicarakan perceraian.Allah sangat membenci perceraian."

" Tapi...."

" Tapi apa dik? Saran uni jalani saja pernikahan ini.Kamu harus bertanggung jawab dengan keputusanmu. Kamu yang menerima pernikahan ini.Jadikan pernikahan ini ladang ibadah untukmu.Ingat takdir Allah tak pernah sia-sia."