"Ayo cepat lo ngomong daripada bikin gue mati penasaran," kata Egi menunjuk Dian.
"Sudah Gi. Jangan dipertanyakan lagi. Please," kata Bara memelas. Bara tak mau suasana jadi tak terkendali dan atmosfer semakin panas.
"Sepertinya kita harus pergi dari tempat ini. Suasananya sudah tidak baik," kata Dila pada suaminya.
"Ya benar sekali. Suasana sudah tidak memungkinkan untuk kita berlama-lama disini," lanjut Zico seakan mengusir mereka.
"Jadi lo penasarankan kenapa gua benci banget sama dia?" Dian melirik Zico dengan tatapan membunuh.
"Baiklah gue akan ngomong sama lo. sahabat lo ini Arzico Aditia. Dia adalah pria yang memperkosa gue dan Bara lima belas tahun yang lalu."
Deg..... Egi bak tersengat listrik mendengar pernyataan Dian. Matanya menatap Zico seolah tak percaya mencoba meminta kepastian jika yang ia dengar salah. Sorot mata Zico menyiratkan jika Dian berkata benar.