Zico menelan ludah mendengar kata-kata Alvin. Wajar saja Alvin membencinya karena dia telah menghancurkan hidup Dian.
Jika peristiwa itu menimpa Siska pasti Zico akan menghabisi laki-laki yang telah memperkosa adiknya. Zico beruntung setelah kejadian naas itu, orang tua Zico mengirimnya ke luar negeri. Hanya anak buahnya yang ditangkap waktu itu. Mereka disuruh mengaku melakukan pemerkosaan dengan imbalan jaminan hidup untuk keluarga para anak buahnya.
"Om maaf aku harus balik dulu," ucap Alvin mengangkat piring kotornya sehabis makan.
Tak lama setelah itu Alvin berbalik dan menoleh pada Zico.
"Om terima kasih telah memberikan wakaf untuk pesantren. Semoga rejeki om bertambah banyak dan selalu sehat. Jangan lupa bahagia." Alvin mengedipkan mata.
Zico tersenyum haru dan ingin menangis. Pria itu menahan tangisnya agar Alvin tak melihatnya.
"Insya Allah om akan rutin kasih wakaf sama pesantren ini." Zico mengulas senyum.
"Semoga Allah merahmati om."