"Jangan salahkan diri tante. Egi yang salah disini." Egi mengunci tangan Ira agar tak memukul dadanya. Egi memeluk Ira dengan erat. "Maafkan Egi tidak menceritakannya tante."
"Ini bukan salah tante. Ini murni salah aku. Aku yang tak bisa menjaga pergaulan dan terjerumus dalam lingkaran kaum gay."
"Aku tak butuh pembelaanmu." Ira memberontak dan melepaskan diri dari pelukan Egi. Kembali Ira menampar pipi Egi dengan seluruh kekuatannya. Egi pasrah menjadi sasaran kemarahan sang tante. Ia telah mengggoreskan luka yang mendalam di hati sang tante sangat wajar jika tantenya bersikap seperti ini.
"Cepat jawab pertanyaanku!"
Egi merasa tertekan dan depresi menghadapi keadaan ini. Egi sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menutup jati diri pada Ira seumur hidup dan membawa rahasia ini sampai ke liang lahat. Apesnya, ia sendiri yang bongkar identitasnya dan tanpa sengaja Ira mendengarnya.