"Sayang," panggil Bara mengelus rambut Dila. Ia merapikan rambut Dila ke belakang telinga.
"Jawab aku Bara. Anakku selamat kan?" Bulir air mata keluar dari mata Dila.
Bara bungkam tak memberi jawaban. Ia pun tak kuasa mengatakannya.
"Anak kita masih ada kan Bara?" Tanyanya lagi dengan emosional.
"Dila, tenanglah."
"Dia masih ada di perutku kan?" Dila mengusap-usap perutnya.
Bara tersenyum ironi melihat keadaan sang istri. Ia memalingkan wajahnya tak mau Dila melihatnya menangis.
Bara mendekati Dila dan memeluknya. Kepala Dila di tenggelamkan dalam dadanya. Keduanya menangis haru.
"Dila kamu yang sabar ya sayang. Bayi kita telah diambil sang Pemilik Kehidupan. Tuhan belum mentakdirkan dia lahir ke dunia ini."