Dian membawa kedua penguntit ke sebuah tempat sepi. Tepatnya sebuah rumah tua yang sudah tak terpakai. Tempat itu terkenal dengan keangkerannya dan sejarah kelamnya. Rumah itu bekas tempat pembantaian sebuah keluarga. Sejak pembantaian itu pihak keluarga enggan menghuni rumah tersebut. Dian mengikat keduanya di sebuah kursi. Mereka berdua masih pingsan.
Dian membersihkan luka si pria botak dan membalut lukanya di kepalanya dengan perban. Totokan pada si pria berambut cepak dilepaskan juga, tapi hanya totokan pada suaranya. Totokan pada tubuh si pria cepak tak lepas sehingga tubuhnya masih kaku tak bisa bergerak.
"Katakan siapa yang membayar kalian menghabisi aku?" Dian berteriak di telinga si cepak yang sudah sadar.
"Lepasin gue," pekik si cepak pada Dian.
"Aku akan lepasin kalian jika bisa diajak kerja sama."
"Lo ajak gue negosiasi?"