"Abang bisa tidak membahas tentang kita? Aku tahu tidak mudah bagi kita untuk menerima semua ini. Kita bersedih dan kisah kita tidak berakhir bahagia. Ibarat film sad ending."
"Aku sudah berusaha menerima kenyataan ini, tapi aku terlanjur mencintai kamu. Ini sulit untukku Dila. Perjuanganku begitu berat. Aku harus meninggalkan kedua orang tua dan adikku hanya untuk mencapai impianku. Memantaskan diri untukmu. Setelah beberapa tahun tujuanku akan sampai kamu malah dinikahkan dengan orang lain. Tidak mudah untukku untukmenerima kenyataan kamu telah menikah. Penyesalan selalu datang belakangan. Andai Aku tidak bodoh, andai aku tidak pengecut dan berani memproklamirkan hubungan kita pada keluargamu, mungkin ceritanya tidak akan seperti ini," kata Fatih meratapi nasib.
"Sudah abang. Dalam Lauhul Mahfudz kamu tidak ditakdirkan untukku. Jodoh, kematian dan kelahiran sudah dituliskan di Lauhul Mahfudz. Mungkin kau dan aku aku hanya ditakdirkan untuk menjadi adik kakak."