adrian yang mulai menyadari alice terus menatapnya ia menyentuh dagu alice dan menghadapkan tepat di wajahnya. " kamu kenapa lihatin aku" kata adrian lirih. Tanpa menjawab ia mengerutkan mukanya dan kenepis tangan adrian dari dagunya.
" siapa yang lihatin kamu, lagian kamu ngapain disini apa kamu mau intip aku mandi ya, dasar kurang ajar" kata alice memukul tubuh adrian dengan kedua tangannya.
" tunggu dulu aku kesini cuma mau bilang sesuatu sama kamu" kata adrian yang masih melingdungi wajahnya dari pukulan tangan alice.
" kamu pasti bohong" kata alice. Ia terus memukul adrian.
Adrian yang mulai kesal ia menepis tangan alice dan memegang kedua tangan pergelangannya dangat erat.ia menatap wajah alice dengan tatapan tajamnya yang membuat mulut alice terdiam menatap wajah tampan adrian yang tepat di depannya. Alice terus menghela nafas panjangnya. Tanpa bicara adrian hanya menatap alice sangat dalam . Entah apa yang ada di benak adrian.
Tatapan mereka berubah ketika mendengar suara teriakan karin memanggil nama alice dari luar kamar.
Adrian melepaskan kedua tangan alice dan segera berlari pergi melewati jendela kamar alice. Tanpa mencegah adrian alice hanya terdiam menatap adrian pergi. Dengan langkah perlahan ia keluar dari kamar mandi dengan baju handuk yang masih menempel di badannya. Terlihat karin sudah tepat di depannya membuatnya sangat terkejut. Ia takut kalau karin tahu ada adrian di sini bisa jadi salah paham denganku dan adrian.
" kamu kenapa menatapku alice, sekarang cepat ganti baju dan makan"Karin berjalan ke belakang alice dan mendorong halus punggung alice perlahan menuju lemari di depannya. Karin bergegas membuka baju di lemari dan mencari baju kerja alice yang baru ia cuci kemarin. Alice hanya terdiam melihat karin sangat sibuk mencari bajunya
" karin aku mau tanya sejak kapan kamu di depan kamar mandiku, dan kamu tadi lihat sesuatu gak" tanya alice dengan nada rendahnya.
" dapat bajunya, sekarang kamu cepat pakai ya" kata karin dengan senyum manisnya yang terpancar. Wajah alice sangat muram dan terdiam memikirkan adrian tadi. Ia berfikir apa karin mengetahui adrian atau tidak.
karin juga tidak menjawab pertanyaannya. dia terus sibuk menyisir rambut panjang alice. Ia terus menatap karin di belakang di balik kaca lemari di depannya.
" udah sekarang kamu makan aku sudah aku siapkan makanan buwat kamu" kata alice dengan mendorong lembut tubuh alice keluar dari kamar.
" baiklah tapi kamu juga harus temani aku makan ya" kata alice tersenyum menoleh ke arah karin berdiri di belakangnya.
###
Alice terlihat terus melamun memikirkan apa yang di mau bicarakan adrian tadi. Ia mulai beranjak berdiri. Karin yang amsih makan hanya menatap alice di depannya.
" kamu mau ke mana?" Tanya karin.
" aku mau ke kamar ibu dulu, apa dia sudah tidur" pungkas alice menatap wajah karin di depannya.
" alice ibu sudah istirahat lagi sebaiknya kita langsung berangkat " kata karin. Ia langsung beranjak berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati alice.
" hari ini kita naik taksi, lebih cepat sampai aku tadi sudah pesan taksi sekarang sudah nunggu di depan gang" kata karin .
" baiklah" jawab alice. Ia berjalan mengikuti langkah kaki karin di sampingnya. Ia menoleh ke belakang melihat seperti ada yang mengikutinya .
Tanpa memberitahu karin ia terus berajalan menuju taksi yang sudah di depan matanya.
●Flash back●
Terlihat ibu adrian berdiri di depan para body guard di depannya.
" kalian semua awasi wanita ini, cari tahu tentang kehidupannya. Aku tidak mau ada wanita yang berani mengganggu anak aku adrian tanpa izinku" suara ibu adrian lantang membuat semua body guard hanya menundukkan kepala.
Ibu adrian menunjukan foto alice pada body guard tersebut.
" apa yang ibu lakukan, siapa wanita yang ibu maksud itu" teriak adrian membuat para body guard menoleh ke arah ke belakang melihat adrian sudah berdiri di belakang mereka.
Adrian melihat secarik foto alice di tangan ibunya .
" ibu jangan pernah menyakiti alice dan keluarganya. Jika ibu berani menyentuh dia aku gak akan tinggal diam" kata adrian. Ia mepangkahkan kaki pergi dari ruangan ibunya.
Ibu adrian hanya terdiam dengan raut wajah muram tanpa senyum.
" cepat kalian pergi cari tahu tentang wanita bernama alice itu. Aku gak mau kejadian waktu lalu terulang lagi. Aku akan singkirkan alice sama dengan mia dulu" kata ibu adrian .
" baik nyonya" jawab salah satu body guard.
○ Back alice ○
" karin aku duluan ya, kamu nanti pulang duluan aja gak usah nunggu aku. Bye.." kata alice berjalan masuk ke dalam kantor sambil melambaikan tangan ke arah karin.
Zahra berlari mendekati alice yang masih di depan pintu kantor itu. Dengan sangat tergesa ia menghampiri alice.
" ada apa zahra, kenapa kamu berlari terburu buru? " tanya alice memegang pundak zahra.
Zahra mencoba menghela nafas panjang.
" alice gawat kamu cepat ke ruangan pak adrian dia sudah nunggu kamu. Dari tadi dia mencarimu" kata zahra dengan nada tergesa gesa.
" ada apa lagi si, mau minta maaf soal tadi atau apa" pungkas alice dalam hati.
" baiklah aku akan segera ke sana" kata alice ia segera berjalan menuju ke ruangan adrian.
###
Ia membuka pintu ruangan adrian terlihat dia sudah duduk di kursi kerjanya dengan tatapan mengarah ke pintu. " cepat kesini ? " teriak adrian. Suara lantangnya mengaggetkan alice yang masih di depan pintu memandang ke arah adrian duduk.
Alice bergegas berjalan mendekati adrian. Ia berdiri tepat di depan adrian " ada apa? " tanya alice dengan nada malasnya.
Tanpa menjawab adrian menaruh sebuah ponsel di depan meja yang masih lengkap dengan kotak kardusnya.
" buwat kamu, jadi aku bisa lebih gampang hubungi kamu setiap aku butuh kamu" kata adrian dengan tubuh bersandar di kursi kerjanya.
" maaf aku gak bisa nerima itu secara gratis. Jadi lebih baik pak adrian bawa saja" kata alice yang masih sama dengan nada cueknya.
Adrian terlihat wajah yang sangat marah mendengar ucapan alice tersebut. " kalau kamu gak mau, biar aku buang ponsel ini" kata adrian. Ia mengambil ponselnya dengan tangan kanan yang seakan ingin melempar ponsel itu di tempat sampah.
Alice yang berdiri di depannya merasa ponsel sebagus itu di buang sia sia.
" jangan!!!!!!" Teriak alice. Ia berjalan mendekati adrian.
" baiklah aku terima tapi tolong lebih baik kamu potong dari gajiku saja" kata alice.
Ia bergegas mengambil ponsel itu di tangan adrian.
Adrian tersenyum melihat alice. Ia sangat senang alice mau menerima ponsel pemberiannya.
Raut wajah adrian berubah dan mulai melamun memikirkan pembicaraan ibunya dan para body guard tadi. Adrian khawatir jika ibunya bisa berbuat macam macam dengan alice dan keluarganya. Raut wajahnya berubah lagi dan mulai tersenyum. Ia punya ide yang sangat bagus dan sekaligus keuntungan bagi dia.
Alice melihat ke adrian, ia merasa adrian sangat aneh tiba tiba diam dengan raut wajah muram dan mulai tersenyum lagi.
Ia terus mengamati raut wajah adrian dari samping ia berdiri. Alice mencoba melambaikan tangan ke wajah adrian.
Adrian yang sudah sadar dari lamunannya dengan sigap memegang tangan alice yang tepat di wajahnya. Mereka hanya terdiam saling menatap satu sama lain.
" maaf" kata adrian yang mulai melepaskan tangan alice dari genggamannya.
Alice hanya terdiam tanpa sepatah kata.