Happy Reading.
***
"JOJOKU YANG MANIS, AKHIRNYA AKU MENEMUKANMU."
Tubuh Marco kaku seketika. Jangan sampai ini nyata! Ia yakin kalau dirinya sedang berhalusinasi.
"JHONATAN?! Kau tak ingin menyapa Uncle-mu ini?"
Marco berbalik dan berusaha mengeraskan hatinya. Wajahnya dibuat sedatar mungkin. "Maaf, Sir. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Marco pada Paul pura-pura tak kenal.
"Jhonatan, jangan bercanda!"
"Anda ingin saya memanggilkan orang yang bernama Jhonatan?" tanya Marco lagi.
"Kamu ingin mengerjaiku ya? Ayolah Jhonatan. Jangan berusaha menipuku. Aku tahu ini kamu, Jhonathan!"
Marco berdiri gelisah. "Beb, pergilah dulu ke kamar. Nanti aku menyusul," bisik Marco pada Lizz. Tentu saja Lizz yang tak tahu apa-apa segera pergi seperti intruksi suaminya.
"Tsk! Kamu ini benar-benar tak sopan! Punya istri, bukan dikenalkan pada Uncle-mu ini, tapi malah di suruh pergi."
"Maaf, Sir. Sepertinya Anda salah orang."