Enjoy Reading.
***
Jovan melihat pintu di hadapannya.
Ruang jenazah.
Apa maksudnya ini? Kenapa Javier malah membawanya ke ruang jenazah.
"Sudah aku bilang jangan bercanda Jav." Jovan mendorong tubuh Javier menjauh darinya dan memilih berpegang di tembok.
Ini enggak lucu sama sekali. Mereka boleh kesal karena selama ini Jovan nakal. Tetapi bukan berarti Jovan suka dengan cara mengerjai seperti ini.
Nyawa Zahra bukan mainan.
"Ikhlaskan Jov. Zahra memang sudah meninggal." Javier menatap Jovan dengan sedih dan kasihan.
"TIDAK, GAK MUNGKIN ZAHRA MENINGGAL. BILANG SAJA KAMU MAU AMBIL ZAHRA DARIKU." Dada Jovan naik turun karena merasa sesak. Javier pasti masih berharap bisa ambil Zahra darinya. Makanya melakukan hal ini.
Javier mendekat, membuka ruang jenazah.
"Masuklah ...."
Jovan tidak percaya. Dia memandang Javier dan ruang jenazah secara bergantian.