Enjoy Reading.
****
"Bisa kita bicara di apartemen Javier saja?" Jovan memohon.
"Tidak." Tolak Marco seketika.
"Om ingin menghajarku kan? Ke apartemen Javier saja. Memang om mau mukulin Jovan di depan Zahra?"
Marco mendesah lalu berjalan ke apartemen di sebelahnya.
Baru Jovan masuk dan satu pukulan langsung mendarat di wajahnya. Belum sempat Jovan bangun satu pukulan kembali membuatnya terjengkang.
"Om sudah bilang. Jaga Zahra. Bukan merusaknya."
"Jovan jaga Zahra kok."
Duakhhh.
Uhukkkk.
Marco menendang Jovan hingga jatuh menabrak sofa.
"Jaga apanya? jaga Zahra agar tidak di dekati cowok lain biar kamu bisa ambil perawannya dia?"
"Jovan sama Zahra sudah menikah ommmm." Jovan berbicara cepat, saat kaki Marco hampir menendangnya lagi.
"Apa kamu bilang?"
Jovan berdiri. Mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
"Jovan sudah menikahi Zahra. Sah secara hukum dan agama. Kalau Om tidak percaya, Jovan bisa ambilkan surat nikahnya di apartemen Jovan."